Pak Karyo ikut menimpali, "Lha piye, sekarang itu anak dikasih HP rekomendasi tugas online. Tapi malah ditugaskan online-in diri ke grup mesum. Gurunya pengin nyelametin, eh malah bisa dituduh kriminal. Jadi sekarang guru lebih aman ngajar rumus Pythagoras daripada rumus menjaga akhlak."
“Bener,” sambung Pak Mardi sambil ngudud, “pemerintah ini aneh. Sekolah diwajibkan mendidik karakter, tapi dicekoki undang-undang yang melarang buka HP murid. Jadi gurunya harus punya ilmu kebatinan: bisa tahu isi chat tanpa buka HP. Kalau nggak, ya siap-siap lihat moral bocah nyungsep.”
Mbok Surti yang dari tadi sibuk nggoreng tempe nggak tahan ikut nyeletuk, “Kalau gini caranya, 10 tahun lagi akhlak anak bangsa bisa jadi barang antik. Di museum mungkin ada tulisan: 'Ini contoh generasi yang masih ngerti sopan santun. Setelah itu punah, diganti generasi jempol' .”
“Yo betul, Mbok,” timpal Pak Bejo, “sekarang negara lebih sibuk jaga data pribadi bocah daripada jaga moralnya. Jadi kalau ada murid nonton film biru, yang dilindungi bukan matanya, tapi password HP-nya. Lah iki piye logikane?”
Warung kembali pecah tawa. Tapi di balik tawa itu, kopi terasa semakin pahit.
Pak J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar