Minggu, 10 Agustus 2025

MENGHIDUPKAN SEMANGAT MELAYANI, BUKAN DI LAYANI

 Pengingat tujuan awal yysku DKM  didirikan 

Di setiap langkah perjalanan sebuah yayasan, selalu ada dua pilihan sikap: datang untuk dilayani, atau hadir untuk melayani. Keduanya terdengar sederhana, tapi bedanya bagaikan langit dan bumi. Yang pertama menunggu perhatian datang, yang kedua menjemput kesempatan untuk memberi.

Sering kali, godaan datang dalam bentuk halus: kita merasa posisi, jabatan, atau lama berkontribusi membuat kita pantas diprioritaskan. Padahal, inti dari keberadaan kita di sini justru untuk meletakkan diri di barisan terdepan saat ada yang perlu dibantu—bukan duduk di barisan VIP sambil menunggu giliran.

Baca jugamenjaga api yang terus menyala

Seorang bijak pernah berkata, “Jangan pernah datang ke meja makan hanya untuk mengambil, datanglah untuk membantu menghidangkan.” Dalam dunia yayasan, ini berarti kita tidak sekadar hadir dalam rapat, pertemuan, atau kegiatan untuk menandai absen. Kita hadir untuk menggerakkan, memudahkan, dan menuntaskan sesuatu, meski harus bekerja di balik layar.

Melayani itu tidak selalu gemerlap. Kadang ia hadir dalam bentuk menata kursi sebelum acara, menyiapkan air minum untuk tamu, atau mendengar keluh kesah orang yang butuh tempat bersandar. Tugas-tugas sederhana ini mungkin tidak masuk dalam laporan tahunan, tapi justru di situlah letak kekuatan yang membuat yayasan berdiri kokoh.

Kita perlu sadar, yayasan bukanlah panggung untuk saling unjuk peran, melainkan ladang tempat menanam kebaikan. Ladang ini akan subur jika kita semua menyiramnya dengan rasa peduli dan kerendahan hati. Karena melayani bukan soal berapa lama kita berada di yayasan, tapi berapa banyak hati yang terasa ringan karena kehadiran kita.

Ingatlah, “Yang mengangkat derajatmu bukan kursi yang kau duduki, tapi nilai yang kau tanam di hati orang lain.”
Dan nilai itu tumbuh ketika kita memberi tanpa menunggu balasan, membantu tanpa menunggu sorot kamera, dan hadir bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.

Jika semua orang di yayasan ini memegang semangat yang sama, maka kita akan melihat keajaiban: program berjalan lancar, kepercayaan tumbuh, dan keberkahan mengalir tanpa henti. Karena pada akhirnya, keberhasilan sebuah yayasan bukanlah soal seberapa besar anggaran atau seberapa megah fasilitasnya—tetapi seberapa tulus hati-hati di dalamnya melayani.

“Melayani itu bukan pekerjaan. Melayani adalah kehormatan.”

Pak J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar