Eh, ada juga yang santai-santai buka warung kopi di sebelah balai desa. Baru buka sehari, kursi plastiknya langsung penuh. Lurah, perangkat desa, sampai rombongan bapak-bapak ronda, semua numplek di situ. Warungnya jadi kayak kantor cabang balai desa versi nongkrong.
Nah, dari sini kita bisa mikir: kerja keras itu wajib, tapi hasilnya nggak selalu sesuai hitungan kalkulator kita. Ada faktor lain yang sering kita lupa: rezeki itu nggak cuma soal usaha, tapi ada campur tangan Allah.
Artinya apa? Ada faktor “luck” alias keberuntungan yang sebenarnya bukan sekadar hoki, tapi bagian dari skenario Allah. Kita nggak bisa kontrol semua hal. Kita cuma bisa ikhtiar, usaha maksimal, dan setelah itu pasrah sambil bilang: “Ya Allah, saya udah nyoba, sisanya urusan-Mu.”
Kalau lagi dapat rezeki banyak, jangan GR dulu, itu ujian: bisa nggak kita bersyukur dan berbagi? Kalau lagi seret, jangan nggrundel, itu juga ujian: bisa nggak kita sabar dan tetap yakin Allah ngatur yang terbaik.
Jadi, kalau kamu sekarang lagi jungkir balik tapi hasil masih pas-pasan, jangan putus asa. Bisa jadi Allah lagi ngajari sabar dan tahan banting. Dan kalau kebetulan kamu buka usaha tiba-tiba rame, jangan keburu bangga. Ingat, itu bukan cuma karena strategi bisnis jitu, tapi karena Allah lagi ngasih bonus.
akhirnya : rezeki itu bukan soal siapa paling keringetan, tapi siapa yang paling ikhlas berusaha dan percaya sama Allah.
Ngopi itu enak, Le… bikin badan hangat, pikiran tenang. Tapi ingat, kalau kopi bisa bikin mata melek,maka sholat bisaNN bikin hati adem. Jadi jangan sampai rajin ngopi di warung, tapi telat ngopi rohani di masjid.
“Le, kopi itu bikin kita kuat begadang. Tapi sholat bikin kita kuat menghadapi hidup dan tantangan.. Kopi bikin mata terbuka, Tanpa sholat bikin jalan hidup kita terluka dan bahaya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar