Minggu, 31 Agustus 2025

MARAH ITU WAJAR, TAPI JANGAN SAMPAI SALAH SASARAN

 Demo dan Omongan Arogan

Rakyat itu sebenarnya sabar, lho. Sabar ngantri BLT, sabar bayar pajak, sabar lihat jalan bolong nggak ditambal-tambal. Tapi kesabaran itu ada batasnya. Dan biasanya, yang bikin rakyat meledak itu bukan cuma kebijakan ngawur, tapi mulut arogan anggota dewan yang suka ngoceh sembarangan.

Bayangin aja, rakyat lagi susah mikir harga beras naik, tiba-tiba ada anggota dewan bilang, “Orang demo itu tolol.” Lah, siapa yang nggak panas kupingnya? Kayak ditampar pakai sandal jepit di depan umum.

Belum cukup, ada lagi yang joget-joget di gedung DPR pas dengar kabar tunjangan naik. Jogetnya heboh, rakyat nontonnya migren. Lha wong rakyat disuruh irit minyak goreng, dia malah asyik goyang sambil terima tambahan gaji.

Jadi wajar kalau rakyat ngamuk, demo besar-besaran. Tapi, wahai rakyatku yang budiman, jangan sampai kemarahan itu salah alamat. Jangan langsung bakar gedung DPR atau kantor kementerian. Percuma, bro! Gedung yang kamu bakar pasti nanti dibangun lagi.

Dan tahu siapa yang dapat proyek pembangunan itu?
Apakah rakyat? Jelas tidak.
Apakah tukang demo? Apalagi.
Yang dapat ya mereka-mereka juga, pejabat yang tadi kamu demo. Jadi intinya: rakyat marah → gedung dibakar → gedung dibangun lagi → pejabat kaya → rakyat tetap melarat. Ironi bukan main.

Maka, kalau mau marah, marahlah dengan cerdas. Jangan bikin pejabat senyum-senyum karena dapat proyek baru dari gedung yang kamu bakar. Karena ujung-ujungnya, rakyat cuma jadi pelengkap penderita, sementara mereka tetap jadi bintang utama di panggung sandiwara negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar