Rabu, 13 November 2024

WAHAI MURID KU....MALAS ITU PILIHAN, HIDUP SERBA INSTAN ITU JALAN SUNYI YANG MENYESATKAN

orami
Nak,!!!!!! sebagai gurumu izinkan aku bicara dari hati ke hati. Kadang, di masa muda, kamu mungkin berpikir bahwa hidup itu sudah ditentukan, bahwa kesuksesan adalah hal yang bisa dicapai tanpa perjuangan, atau bahwa kesulitan adalah beban yang sebaiknya dihindari. 

Tapi, coba renungkan. Pernahkah kamu melihat seseorang mencapai sesuatu yang berarti tanpa melalui proses? Pernahkah kamu melihat keberhasilan sejati datang tanpa kerja keras dan air mata?. 

Hidup yang serba instan, yang selalu kamu kejar itu, mungkin tampak menggiurkan. Tapi ketahuilah, itu bukan jalan yang akan membawamu ke tempat yang benar-benar kamu inginkan.

Hidup ini memang penuh tantangan. Mungkin kamu merasa malas, merasa terbebani, dan kadang memilih untuk melupakan semua kewajibanmu. 

Ogan ilir
Saat kamu memilih jalan instan, berharap ada cara singkat, cara mudah. Namun, ingatlah, kemalasan yang kamu pelihara sekarang hanya akan menjadi beban di masa depan. 

Ketika kamu memilih untuk tidak belajar, untuk tidak berjuang, kamu sebenarnya sedang mengundang masa depan yang gelap. 


Kemalasan itu nyaman, tapi ia adalah ilusi yang akan menjebakmu di ruang hampa, ruang tanpa impian,ruang tanpa cita cita, ruang tanpa harapan dan  tanpa keberhasilan.

harian halmahera
Ketika kamu memilih hidup instan, kamu sebenarnya sedang menyerahkan kendali hidupmu pada keinginan yang sesaat, yang tak berdasar. 

Di masa depan, kamu akan menyesali hari-hari yang kamu habiskan tanpa usaha. 

Saat kamu melihat teman-temanmu yang dulu bersama-sama berjuang, kini telah melangkah jauh, meninggalkan jejak keberhasilan, dan kamu? Mungkin hanya diam, terperangkap dalam kebiasaan instan yang kamu bangun sendiri. 

Saat itu, rasa sakit yang kamu rasakan akan jauh lebih dalam dibandingkan usaha yang kamu hindari sekarang.

Anakku, .... sebagai guru kehidupan, aku mencoba membangkitkan semangat muda mu.

Kehidupan ini bukan soal hasil cepat, bukan soal kepuasan sesaat. Kehidupan adalah soal proses, soal perjalanan. 

Setiap langkah yang kamu ambil dengan susah payah, setiap peluh yang kamu keluarkan, adalah investasi yang tidak akan pernah hilang. Justru dari keringatmu, dari usahamu, kamu akan belajar menghargai dirimu sendiri, kamu akan menemukan nilai sejati dalam hidup.

Jangan sampai, suatu hari nanti, kamu melihat ke belakang dengan hati yang penuh penyesalan, menyesali setiap kesempatan yang kamu lewatkan hanya karena kamu malas.

Kamu harus tahu, bodoh itu sementara, miskin itu juga sementara, tapi malas itu bisa mengunci nasibmu selama-lamanya. Ketika kamu membiarkan kemalasan mengambil alih, kamu sedang memutuskan untuk tidak tumbuh, tangguh dan terhormat,apalagi berkembang. 

garam dunia

Setiap orang bisa berubah, bisa bangkit dari keadaan. Semua orang, termasuk kamu, bisa mengubah nasib. Tapi kemalasan yang kamu pelihara, pola pikir instan yang kamu ikuti, hanya akan menjadikan nasib buruk itu permanen, selama lamanya.

Anakku,....... sebagai guru sekolah mu aku hanya bisa mengingatkanmu. selebihnya terserah dirimu.

Bagaimanapun aku memarahimu untuk supaya berubah, bagaimanapun metode yang kupakai untuk membuatmu insyaf, aku tak akan mampu jika kesadaran itu tidak muncul dari dalam hatimu.

tak perlu menyalahkan siapapun, tak usah membuat kambing hitam yang warnanya memang telah hitam.

Bangunlah dari kenyamanan sementara ini. Hiduplah dengan keberanian untuk menghadapi masalah dan kesulitan. Karena hanya dengan begitu, kamu akan menjadi pribadi yang benar-benar hidup, yang mampu melihat hasil jerih payahnya dengan bangga. 

Ingat,!!!!!!!!!!!!!!!!!!! instan itu bukan keberhasilan. Kemalasan itu bukan jalan keluar. Hanya kerja keras, ketekunan, dan ketulusan hati yang bisa membawamu ke jalan yang benar-benar membahagiakan.
Bangkitlah, mumpung umurmu masih muda,mumpung tulang muda mu masih kuat memikul urusan dunia. Dengan ijin Alloh adalah hak setiap orang untuk sukses di bidang nya.

Pak J. aktifis pendidikan dan sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar