sebenarnya Cokelat untuk Guru itu : Simbol atau Penghargaan Sejati?
Pada Hari Guru, sering kita melihat anak-anak memberikan cokelat, bunga, atau kartu ucapan kepada guru mereka. Pemandangan itu indah, penuh senyum dan kehangatan. Tapi, pernahkah kita bertanya, apakah cokelat itu cukup untuk mengganti jasa seorang guru?Mari kita mundur sejenak ke masa penjajahan. Guru-guru pribumi di masa itu tidak punya cokelat untuk dinikmati. Mereka tidak dihadiahi bunga atau kartu ucapan. Mereka bahkan sering kali tidak menerima gaji yang layak. Namun, mereka tetap mndidik dengan hati yang penuh harap, membimbing anak-anak pribumi agar melek aksara di tengah gelapnya penindasan penjajah.
KOROPAK.CO.ID |
Kini, zaman sudah berubah. Guru tidak lagi harus berjuang di bawah ancaman penjajah. Tapi, apakah penghargaan kita terhadap guru sudah lebih ramah?
Kita memberi mereka cokelat di Hari Guru, tapi apakah kita benar-benar menghargai apa yang mereka perbuat setiap hari di ruang ruang kelas guru?
Tapi di balik senyum mereka di depan kelas, ada beban yang sering kali kita abaikan. Gaji mereka kerap tak sebanding dengan tanggung jawab yang mereka emban. Apresiasi sosial terhadap profesi guru juga semakin tidak rasional.
Cokelat atau bunga di Hari Guru mungkin menyenangkan hati. Tapi, penghargaan sejati tidak berhenti sampai di sini. Penghargaan itu adalah memastikan mereka dihormati setiap hari. Melayak kan perlakuan murid terhadap penyampai ilmu.(guru).
Kita tidak bisa mengulang jasa para guru masa lalu. Tapi kita bisa belajar dari mereka: bahwa penghargaan sejati adalah tindakan, bukan sekadar coklat dan bunga,sebagai simbol yang di lakukan setiap hari guru.
Guru adalah cahaya. Jangan biarkan mereka meredup hanya karena kita lupa, bagaimana cara menghargai mereka.
SELAMAT HARI GURU
Pak J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar