Membentuk Pribadi Mulia
perrnahkah kita merenung, mengapa orang-orang tua zaman dahulu selalu mengajarkan sopan santun terlebih dahulu sebelum memberikan ilmu pengetahuan? Seperti adonan masakan, ilmu itu ibarat garam. Ia penting, tetapi hanya secukupnya. Sebaliknya, "tepungnya" adalah adab, kejujuran, empati, kesantunan, dan sifat-sifat baik lainnya yang menjadi dasar pembentukan pribadi manusia.
Namun, di era serba cepat seperti sekarang, di mana keberhasilan sering diukur dengan angka, ranking, dan gelar, kita kerap kali melupakan pelajaran mendasar: yakni adab.
Anak-anak diajarkan berhitung sebelum diajarkan menghormati orang tua. Mereka diajari menghafal sebelum memahami pentingnya berbicara dengan santun kepada guru. Padahal, apa artinya kecerdasan tanpa budi pekerti? Apa manfaatnya ilmu jika digunakan untuk merendahkan orang lain?Pondasi Kehidupan yang Sering Terlupakan
Adab bukan sekadar tata cara bertingkah laku, tetapi cerminan jiwa seseorang. Ia adalah dasar dari segala amal. Imam Malik pernah berkata, "Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu." Sebab, adab adalah panduan untuk menggunakan ilmu secara bijak. Tanpa adab, ilmu justru menjadi pisau tajam yang melukai, bukan alat untuk berkreasi.
Di lingkungan sekolah, kita sering melihat murid-murid yang pandai tetapi sulit menghargai guru. Di masyarakat, banyak orang cerdas yang kehilangan empati dan tanggung jawab sosial. Bukankah ini bukti bahwa ilmu tanpa adab justru membawa kerusakan? ilmu yang tidak di barengi dengan akhlaq akan menghadirkan kejahatan.
Mengembalikan Fokus
Apa yang harus kita lakukan? Kita perlu mengembalikan adab ke dalam kurikulum pendidikan kehidupan, sekali lagi ke dalam kurikulum pendidikan kehidupan. dimulai dari rumah hingga sekolah. Orang tua harus menjadi teladan dalam berkata jujur dan menghormati sesama. Guru harus mengajarkan bukan hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga bagaimana ilmu itu digunakan sebagai kebajikan.
Menghormati orang tua, berbicara dengan lembut, dan mendengarkan dengan penuh perhatian adalah "pelajaran" yang seharusnya diajarkan sebelum membaca buku matematika. Anak-anak perlu memahami bahwa meminta maaf lebih penting daripada sekadar mendapatkan nilai 100.
Keseimbangan yang Membawa Keberkahan
Bagaikan masakan yang membutuhkan takaran tepat antara garam dan tepung, begitu pula kehidupan, juga membutuhkan keseimbangan antara adab dan ilmu.
Maka, sebelum berburu ilmu yang tinggi, belajarlah adab. Sebab, hanya dengan adab, ilmu akan menjadi cahaya yang menerangi kehidupan,
bukan bayang-bayang yang membutakan perjalanan.
Pak J
Mantab Pak J š
BalasHapusKeren pak Jšš
BalasHapus