Mengapa jalan Pajak Jadi Pilihan?
Pemilu di negeri ini sering kali di namakan sebagai pesta rakyat, pesta demokrasi rakyat.
Walaupun berbiaya tinggi,dan menggunakan dana APBN, pesta ini, tetap saja di namakan pesta rakyat. Saya yakin sampai saat ini masih banyak rakyat yg tidak paham dan tidak mengerti dengan pemilu dimaknai sebagai pesta rakyat ini.
Sayangnya, realitas yang terjadi justru sering kali berbanding terbalik.
Alih-alih mengelola kekayaan alam dengan optimal, mereka lebih sering memilih jalan instan yaitu menaikkan pajak rakyat nya. Mengapa jalan ini yang di pilih?
Jalan Instan yang memberatkan.
Kebijakan ini menimbulkan beban besar bagi masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah yang sudah sejak lama terhimpit oleh biaya hidup tinggi.
Bukankah lebih logis jika pemimpin yang dipilih rakyat dengan biaya dari rakyat, bekerja keras untuk mengoptimalkan pengelolaan SDA untuk kepentingan kesejahteraan rakyat?
Negara ini kaya raya: cadangan minyak, gas, tambang, perkebunan, dan hutan nya bisa menjadi modal luar biasa untuk membiayai pembangunan negeri ini.
Namun, potensi yg amat besar ini, sering kali tak tergarap optimal karena berbagai alasan
(mulai dari korupsi, kontrak merugikan dengan pihak asing, hingga kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat.)
SDA YANG TERABAIKAN?
kumparan |
Kontrak SDA yang Merugikan: Banyak kekayaan alam kita dikuasai oleh investor asing melalui kontrak jangka panjang yang tidak adil. Akibatnya, negara hanya menerima sebagian kecil dari hasilnya, sementara keuntungan besar mengalir keluar.
Korupsi Sistemik: Pengelolaan SDA sering kali menjadi sarang korupsi. Proyek tambang, hutan, hingga energi dikuasai oleh segelintir elite, membuat manfaatnya tidak pernah benar-benar dirasakan langsung oleh rakyat
Ketergantungan pada Pajak: Pajak dianggap solusi paling mudah untuk menutup defisit anggaran, meski dampaknya langsung dirasakan rakyat.
Solusi yang Terlupakan
Kita sering mendengar bahwa pengelolaan SDA memerlukan waktu lama dan investasi besar, sementara pajak memberikan hasil instan. Namun, ini adalah alasan yang tidak mencerminkan visi jangka panjang seorang pemimpin.
Jika dikelola dengan benar, SDA tidak hanya menciptakan pendapatan negara tetapi juga membuka lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Investasi dalam Teknologi dan Infrastruktur: SDA harus diproses di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah. Ini menciptakan lapangan kerja dan mendukung industri lokal.
Reformasi Pajak yang Berkeadilan: Pajak progresif yang lebih tinggi bagi kelompok kaya dapat menggantikan beban yang selama ini ditanggung kelompok miskin.
Pemberantasan Korupsi di Sektor SDA: Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan SDA adalah kunci untuk memastikan hasilnya digunakan untuk kepentingan rakyat.
Janji yang Dilupakan
Biaya tinggi pemilu seharusnya membuahkan pemimpin yang berani membuat keputusan besar untuk rakyatnya, bukan sekadar memungut pajak lebih tinggi.
Rakyat memilih pemimpin untuk melindungi dan memanfaatkan SDA bagi kesejahteraan mereka, bukan untuk menjadikannya sekadar angka citra dan statistik belaka.
radio idola Semarang |
Ketika SDA tidak menjadi prioritas, maka pasti dan tentu, beban pembangunan jatuh ke pundak rakyat yang sudah semakin terhimpit.
Pemimpin sejati adalah mereka yang berani memilih jalan terjal Demi manfaat jangka panjang, bukan mereka yang terus memburu pajak rakyat untuk menutupi kelemahan diri dalam pengelolaan negara.
Akankah masyarakat terus pasrah menerima kebijakan yang tak memihak, atau sudah saatnya kita bersuara lantang menuntut perubahan yang lebih adil dan bermartabat?"
Pak J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar