Senin, 30 September 2024

Kembalikan Mereka!!!!!!




Saat ini, kita menyaksikan sebuah ironi besar di dunia pendidikan, terutama di sekolah-sekolah. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat untuk membentuk moral, akhlak, dan karakter bangsa, perlahan kehilangan esensi utamanya. Muncul permasalahan di mana aturan disiplin yang ada diterapkan hanya untuk beberapa aspek formal, seperti memasukkan baju ke dalam celana atau memastikan siswa tidak terlambat. Namun, disiplinyang lebih esensial seperti kebersihan, mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab, dan terutama pembentukan karakter, sering kali diabaikan.

Apa yang lebih menyedihkan adalah penegakan disiplin ini terbatas pada sejumlah guru yang memang memiliki kewajiban langsung, sementara banyak guru lainnya tampaknya lebih fokus pada bagaimana agar tetap aman dari jerat hukum atau tudingan KPAI. Akibatnya, banyak yang bersikap acuh tak acuh terhadap pelaksanaan nilai-nilai karakter, moral, dan akhlak di sekolah.

Sekolah tidak lagi menjadi tempat candradimuka bagi pembentukan karakter bangsa. Nilai-nilai seperti kesantunan, kerendahan hati, saling membantu dalam kebenaran, dan memiliki rasa malu terhadap kesalahan semakin terkikis. Pertanyaannya, jika esensi sekolah sebagai tempat pembentukan karakter ini diabaikan, untuk apa sekolah didirikan? Apakah kita hanya ingin mencetak generasi yang patuh secara formal, tetapi kehilangan substansi moral?

Sekolah tidak hanya tentang nilai akademis atau pencapaian formal, tetapi jauh lebih penting dari itu. Sekolah adalah tempat di mana anak-anak harus diajarkan bagaimana bersikap santun, bagaimana menjadi rendah hati, bagaimana bekerja sama dalam hal yang benar, dan bagaimana merasa malu ketika melakukan hal yang salah. Karakter, moral, dan akhlak adalah esensi pendidikan, dan inilah yang harus dikembalikan.

Untuk itu, paradigma berpikir dan perilaku seluruh warga sekolah harus diubah. Kita harus kembali mengingatkan bahwa pendidikan tidak hanya soal kepatuhan aturan secara kaku, tetapi juga bagaimana membentuk manusia yang berakhlak mulia. Guru harus kembali memandang tugasnya bukan hanya sebagai pengajar mata pelajaran, tetapi juga sebagai pembentuk karakter siswa. Mereka harus berani menegakkan disiplin bukan karena takut hukuman, tetapi karena mereka paham pentingnya nilai-nilai moral dan akhlak bagi masa depan bangsa.

Maka dari itu, kita butuh langkah konkret untuk mengembalikan esensi pendidikan di sekolah. Disiplin yang diterapkan harus mencakup semua aspek, mulai dari kebersihan, tanggung jawab terhadap tugas, hingga perilaku santun dalam keseharian. Guru dan seluruh warga sekolah harus kembali memiliki kesadaran bahwa mereka adalah agen perubahan yang memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk generasi berkarakter.

Jika sekolah kembali pada esensi dasarnya—membentuk karakter, moral, dan akhlak—maka kita akan melihat perubahan besar. Generasi muda tidak hanya akan cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia. Hanya dengan begitu, kita dapat membangun bangsa yang kuat, beradab, dan bermartabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar