Foto: liputan6.com |
Namun, di balik keharmonisan keluarga
tersebut, ada satu hal yang menjadi beban pikiran Pak Sandi. Hubungannya dengan
orang tuanya—kakek dan nenek Lila—tidak lagi baik. Setiap kali Lila pulang
setelah berkunjung ke rumah kakek dan neneknya, ia selalu menceritakan dengan
antusias tentang bagaimana ia menyukai bermain di sana. Tetapi bagi Pak Sandi,
cerita itu adalah pengingat akan hubungan yang penuh kekecewaan dengan orang
tuanya.
Suatu hari, Pak Sandi mulai berbicara dengan
Lila, "Jangan terlalu sering ke rumah kakek dan nenek. Mereka tidak peduli
lagi pada kita." Lila yang masih kecil hanya bisa bertanya dengan polos,
"Kenapa, Ayah?" Namun, jawaban itu selalu diiringi dengan nada tegas
dan keras. Meskipun Lila belum mengerti sepenuhnya, ia mulai merasakan bahwa
menjauhi kakek dan neneknya adalah hal yang benar.
Hari demi hari, suasana di rumah semakin berat. Ketika Lila melakukan kesalahan kecil—seperti menumpahkan susu atau lupa merapikan mainannya—Pak Sandi mulai kehilangan kendali. "Lila, kenapa kamu tidak bisa mendengarkan?!" teriaknya dengan keras. Suara bentakan Pak Sandi menggema di rumah, membuat Lila gemetar ketakutan. Suatu ketika, dalam kemarahannya, Pak Sandi mengancam, "Kalau kamu nakal, Ayah akan mengunci kamu di kamar gelap!"
foto :dream.co |
Lila menangis, rasa takut menyelimuti hatinya.
Kamar yang seharusnya menjadi tempat aman baginya kini berubah menjadi ancaman
menakutkan. Hari demi hari, Lila tumbuh dengan rasa takut akan kemarahan
ayahnya. Perlahan, ia mulai merasa bahwa dirinya selalu salah, dan cintanya
kepada kakek serta neneknya berangsur-angsur menghilang, digantikan oleh rasa
benci yang ditanamkan oleh ayahnya.
Waktu berlalu, Lila tumbuh menjadi seorang
remaja. Ia tidak lagi pergi ke rumah kakek dan neneknya, bahkan ketika Bu Maya
memintanya untuk mengunjungi mereka. Setiap kali ia melihat mereka di desa,
Lila cenderung menghindar. Di dalam hatinya, hubungan dengan kakek dan neneknya
terasa jauh dan dingin—sesuatu yang ia pelajari dari ayahnya.
Pak Sandi mulai merasakan perubahan dalam diri
Lila. Anak perempuannya yang dulu ceria dan penuh tawa kini berubah menjadi
pendiam dan lebih sering merasa tertekan. Namun, Pak Sandi tidak menyadari
bahwa perlakuannya terhadap Lila selama ini yang membuatnya berubah. Lila kini
menyimpan rasa takut dan luka yang mendalam akibat sikap ayahnya yang keras.
Islam post |
"Kamu tidak peduli pada Ayah, Lila?"
tanya Pak Sandi dengan suara lemah.
Lila menatap ayahnya dengan tatapan yang sulit
dijelaskan. "Ayah, aku hanya melakukan apa yang Ayah ajarkan kepadaku
selama ini," jawabnya dengan suara datar.
Pak Sandi tertegun. Saat itu, ia menyadari
bahwa segala yang ia tanamkan pada Lila kini telah kembali kepadanya. Lila
memperlakukannya dengan cara yang sama seperti bagaimana dulu ia mengajari
anaknya untuk menjauh dari kakek dan neneknya—dengan rasa dingin, jarak, dan
kekosongan emosional. Hatinya hancur saat ia menyadari bahwa segala kemarahan
dan kekerasan yang ia tunjukkan selama ini telah menghilangkan rasa cinta dan
kasih sayang anaknya terhadapnya.
Narasi ini adalah pengingat bagi setiap orang tua bahwa anak-anak merekam setiap ucapan, perilaku, dan perlakuan yang mereka terima. Mereka belajar dari kita, dan apa yang kita tanamkan di masa kecil mereka akan tumbuh menjadi dasar bagaimana mereka bersikap di masa depan. Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab besar untuk mendidik anak-anak kita dengan kasih sayang dan kelembutan, bukan dengan kekerasan. Sebab, jejak kecil yang kita tinggalkan dalam hati mereka akan menjadi bekal besar dalam kehidupan mereka, dan pada akhirnya, mereka akan memperlakukan kita sebagaimana kita memperlakukan mereka saat mereka kecil.
gambar:kompas.com |
Pesan Moral:
Apa yang kita tanamkan pada anak-anak kita
hari ini akan tumbuh menjadi cermin bagaimana mereka memperlakukan kita dan
orang lain di masa depan. Mendidik dengan kasih sayang, kesabaran, dan tanpa
kekerasan bukan hanya membentuk anak yang sehat secara emosional, tetapi juga
membangun hubungan yang kuat dan hangat dengan mereka.
Narasi ini dirancang untuk pembelajaran parenting,
di mana orang tua bisa belajar bahwa setiap tindakan dan cara mendidik mereka
akan berdampak pada perkembangan anak, baik secara emosional maupun psikologis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar