Kamis, 31 Oktober 2024

SEKOLAH UMUM TAK PERLU DISIPLIN,?

 

kabarbaru.net
Disiplin di sekolah umum harusnya sama dengan sekolah kusus militer. karena dalam menghadapi masalah yang hadir dalam kehidupan, tidak pernah bertanya tentang anda berasal dari militer atau dari sipil.

Dalam pendidikan, peran guru tidak terbatas pada penyampaian ilmu akademis, melainkan juga pada pembentukan karakter, yang meliputi kedisiplinan, tanggung jawab, dan kemandirian siswa. 

Di sinilah kehadiran sikap tegas dan disiplin menjadi vital untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, konsep ketegasan ini sering kali disalah artikan sebagai  kekejaman, sehingga banyak yang beranggapan bahwa guru seharusnya selalu mengedepankan kelembutan dalam mendidik. 

Pemahaman yang keliru ini mengaburkan peran penting disiplin dan otoritas positif dalam pendidikan. Ketegasan dalam pendidikan tidak hanya boleh diterapkan, tetapi harus menjadi pilar yang kokoh dalam sistem pengajaran kita, dengan catatan bahwa ketegasan ini tetap berada dalam koridor yang mendidik dan tidak menyakiti.

Jika kita melihat sistem pendidikan di akademi militer atau kepolisian, ketegasan dan kedisiplinan tidak hanya dijunjung tinggi, tetapi juga menjadi nilai utama. Siswa akademi militer atau kepolisian dilatih untuk menjadi tangguh, disiplin, dan memiliki kontrol emosi serta fisik yang prima. 


Konteks ini diakui oleh masyarakat, karena pada akhirnya, lulusan dari akademi militer dan kepolisian diharapkan untuk siap menghadapi berbagai tekanan dan tanggung jawab yang menuntut ketahanan mental dan fisik. Mengapa hal ini bisa diterima? Karena ada kejelasan dalam tujuan pendidikan mereka: mereka dididik untuk menghadapi kondisi ekstrem. Anda bisa bayangkan jika akademi militer dan kepolisian pendidikan utama nya kelembutan ?

Sementara itu, dalam konteks pendidikan umum, sering kali pandangan tentang ketegasan ini dianggap kurang relevan atau bahkan tidak perlu. Ini adalah pemahaman yang keliru, karena meskipun konteksnya berbeda, tujuan pembentukan karakter disiplin yang konsisten tetap sama, baik dalam pendidikan militer maupun dalam pendidikan umum. 

Siswa di sekolah juga perlu disiplin, tegas dalam menghadapi tanggung jawab, serta memiliki daya tahan dalam menghadapi tantangan, meski dalam taraf dan situasi yang berbeda. Pembedaan perlakuan yang mengabaikan aspek ketegasan dalam pendidikan umum akan mengurangi efektivitas pendidikan itu sendiri. kemudian hasil atau output yang di hasilkan akan mencetak generasi generasi  lebai tidak tangguh menghadapi masalah hidup dan kerjanya mengeluh kesana kemari . 

Ketegasan Bukan Kekejaman


Ada perbedaan mendasar antara ketegasan dan kekejaman. Ketegasan bertujuan untuk mendorong siswa mengembangkan kedisiplinan diri melalui batasan yang jelas dan ekspektasi yang konsisten. Ketegasan pada dasarnya mengajarkan aturan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi dalam batas wajar tanpa merusak mental siswa. 

Sebaliknya, kekejaman adalah perilaku yang kasar, tak bertujuan mendidik, dan sering kali membawa dampak negatif bagi mental siswa. Ketegasan dalam mendidik bukanlah tentang mempermalukan atau mengintimidasi siswa, melainkan tentang mengarahkan mereka menuju sikap yang lebih bertanggung jawab dan mandiri.

Jika kita mengabaikan pentingnya ketegasan ini, kita akan menghadapi generasi yang cenderung abai terhadap aturan, sulit menghadapi tantangan, dan kurang menghargai nilai kerja keras. 

Pendidikan yang hanya mengutamakan kelembutan akan memupuk mentalitas permisif (sikap dan pandangan yang membolehkan dan mengizinkan segala gala nya) dan ketergantungan yang tinggi. Oleh karena itu, sangatlah krusial bagi guru untuk tidak sekadar "mengajar" tetapi harus "mendidik" dengan ketegasan yang terarah. Sikap tegas ini harus diimbangi dengan kelembutan pada saat yang tepat, sehingga tercipta keseimbangan yang sehat antara pendekatan emosional dan ketegasan dalam pembentukan karakter.

Konsekuensi Ketidaktegasan dalam Pendidikan Umum

yptd
Kelembutan memang esensial dalam proses pendidikan, terutama untuk mendukung sisi psikologis dan emosional siswa. Namun, tanpa disertai dengan ketegasan, kelembutan justru dapat memanjakan siswa dan membuat mereka abai terhadap tanggung jawab. 

Ini terbukti ketika siswa merasa nyaman untuk melanggar aturan, datang terlambat tanpa konsekuensi, atau bahkan tidak menganggap penting kehadiran dan partisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas. 

Ketidaktegasan ini akan menciptakan siswa yang kurang berdaya juang dan lemah dalam menghadapi tantangan hidup yang sesungguhnya. Padahal, tujuan pendidikan adalah membekali siswa dengan kemampuan menghadapi realitas kehidupan yang penuh dengan aturan, tantangan, dan konsekuensi.

Mendidik siswa untuk disiplin seharusnya diterapkan secara konsisten dan adil, baik di sekolah umum maupun di institusi pendidikan khusus seperti akademi militer. Kebutuhan untuk mempersiapkan siswa menjadi individu yang siap menghadapi kehidupan nyata tidak membedakan antara pendidikan umum dan pendidikan profesional lainnya. 

Guru harus menjadi sosok yang bisa membawa disiplin tersebut tanpa meninggalkan sisi kelembutan, namun tetap tegas dalam menghadapi pelanggaran. Sikap tegas ini membantu siswa memahami batasan dan memupuk rasa tanggung jawab.

Implementasi Ketegasan secara Konsisten

Ketegasan dalam pengajaran dapat diwujudkan dalam beberapa cara yang mendukung pembentukan karakter positif pada siswa. Pertama, konsistensi adalah kunci. Ketegasan akan efektif bila diterapkan secara konsisten oleh setiap guru, sehingga tidak ada celah bagi siswa untuk merasa nyaman melanggar aturan. 

Kedua, disiplin yang diterapkan harus mengandung nilai edukasi, misalnya dengan memberikan tanggung jawab tambahan ketika siswa melanggar aturan, daripada sekadar hukuman yang tidak mendidik. Ketiga, sikap tegas guru harus diimbangi dengan komunikasi yang terbuka, sehingga siswa merasa didengar dan tetap termotivasi meski mengalami teguran atau konsekuensi tertentu.

Secara keseluruhan, ketegasan dalam pendidikan bukanlah bentuk kekerasan, tetapi merupakan salah satu pilar penting yang harus dimiliki oleh guru dalam upaya mendidik siswa agar siap menghadapi dunia nyata. 

Kelembutan yang diimbangi dengan ketegasan akan menciptakan suasana belajar yang tidak hanya nyaman, tetapi juga mendisiplinkan siswa. Mari kita dukung para guru dalam menjalankan perannya dengan ketegasan yang mendidik demi terciptanya generasi yang tangguh, bertanggung jawab, dan mampu bersaing di masa depan.


Mari kita rubah paradigma larangan kekerasan. Karena sesungguhnya yang di larang itu kekejaman bukan kekerasan. kekerasan itu mirip dengan ketegasan. maka sekolah manapun termasuk institusi kusus militer tanpa menerapkan kekerasan berlatih dan ketegasan aturan hasilnya tidak akan pernah sesuai dengan yang di harapkan.

Dalam kehidupan ini, pekerjaan apapun, kegiatan apapun dan masalah moral dan akhlaq apapun perlu di hadapi dengan paradigma dan sikap disiplin. dan disiplin itu bisa muncul tatkala pola pendidikan nya menerapkan kekerasan berlatih dan ketegasan penegakan aturan . tanpa itu pendidikan indonesia akan tetap berjalan di tempat dan menjadi mimpi mimpi tak berguna walaupun menteri nya berganti berulang kali dalam setiap pemerintahan.

Pak J 
Praktisi pendidikan dan aktifis Sosial 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar