Jumat, 15 Maret 2019
Kamis, 14 Maret 2019
TATA KELOLA PEMERINTAHAN KERAJAAN MAJAPAHIT
Dari buku Pararaton dan Negara Kretagama di ketahui, bahwa sistem
pemerintahan dan politik Majapahit, sudah teratur dengan baik dan berjalan
dengan lancar.
Konsep-konsep politik ini, menyatu dengan konsep jagat raya, yang melahirkan pandangan cosmoginos. (SEBUAH PANDANGAN YANG MENGANGGAP BAHWA RAJA ADALAH PENJELMAAN DEWA TERTINGGI)
Majapahit sebagai sebuah kerajaan, mencerminkan doktrin tersebut, kekuasaan yang bersifat teotorial dan desentralisasi dengan birokrasi yang terinci. Raja yang dianggap sebagai penjelmaan Dewa tertinggi, memegang otoritas politik tertinggi dan menduduki Puncak hierarki kerajaan.
Adapun, wilayah tinggal para dewa lokapala, terletak di empat penjuru mata angin. Untuk terlaksananya kekuasaan, raja dibantu oleh sejumlah pembantu yang tidak lain adalah para penjaba-penjabat birokrasi kerajaan.
Dalam susunan birokrasi yang demikian ini, membuat kedudukan seseorang berdasar kedekatan mereka pada sang raja. Semakin dekat hubungan seseorang, dengan raja, maka akan semakin tinggi pula, kedudukannya dalam birokrasi kerajaan.
Sesuai isi kitab nagara kretagama diberitakan bahwa, hubungan negara dengan Desa, begitu rapat dan "dekat", sehingga hal ini sering kali digambarkan, seperti singa dengan hutan, jika Desa rusak negara akan kekurangan bahan makanan. Hal ini di sampaikan dalam sebuah pengumumnan raja dalam bahasa kawi kuno
: "Apan ikang pura len.
Swawisaya kadi singa lawan sahana.
Yan rusak thani milwang akurang upajiwa tiang negara.
Yan Taya bhrtya katon, waya nika paranusa tekan ngreweka.
Hetu nikan pada raksan, apageha lakih pahala ning mawuwus".
Yang artinya, adalah negara dan desa, bersatu rapat, seperti singa dan hutan. Jika desa rusak, negara akan kekurangan bahan makanan. kalau tidak ada tentara, negara lain mudah menyerang kita. karenanya, peliharalah keduanya, itu perintah saya.
Struktur birokrasi dalam hierarki Majapahit, dari tingkat pusat ke jabatan yang lebih rendah, adalah : Raja-raja atau kuma raja atau raja muda. Rakryan mahamatrikatrini, Rakryan materi pakirakiran dan dharmadyaksa.
Raja adalah pemegang otoritas tertinggi.
Baik dalam kebijakan politik maupun istana lainnya. Kedudukannya diperoleh dari hak waris, yang telah digariskan secara turun temurun.
Di samping Raja, ada kelompok, yang disebut sebagai Batara Sapta Prabu. Yaitu semacam Dewan Pertimbangan Agung, dalam negara dan agama. Dewan ini, disebut parfun Narendra, yang beranggotakan 9 orang. sedangkan dalam kidung sundayana, disebut Sapta raja.
Pada masa Raja Diyah Hayam Wuruk, mereka yang menduduki jabatan tersebut, diantaranya adalah:
Raja Hayam Wuruk, kertawardhana atau ayah sang raja, Tribuana Tunggadewi atau Ibu suri rajadewi, maharajasa atau bibi sang Raja.
Wijaya Rajasa atau Paman sang raja. Raja sadu iteswari atau adik sang raja. Rajasaduwited atau adik sepupu sang raja. Singaraja atau suami Rajasa duit estuari dan rajasawardhana atau suami Raja saduwi. Jabatan ini biasanya diduduki oleh putra mahkota. Dari berbagai prasasti dan informasi dari Nagarakretagama diketahui, bahwa para putra mahkota sebelum diangkat menjadi raja, pada umumnya, diberi kedudukan sebagai raja muda.
Konsep-konsep politik ini, menyatu dengan konsep jagat raya, yang melahirkan pandangan cosmoginos. (SEBUAH PANDANGAN YANG MENGANGGAP BAHWA RAJA ADALAH PENJELMAAN DEWA TERTINGGI)
Majapahit sebagai sebuah kerajaan, mencerminkan doktrin tersebut, kekuasaan yang bersifat teotorial dan desentralisasi dengan birokrasi yang terinci. Raja yang dianggap sebagai penjelmaan Dewa tertinggi, memegang otoritas politik tertinggi dan menduduki Puncak hierarki kerajaan.
Adapun, wilayah tinggal para dewa lokapala, terletak di empat penjuru mata angin. Untuk terlaksananya kekuasaan, raja dibantu oleh sejumlah pembantu yang tidak lain adalah para penjaba-penjabat birokrasi kerajaan.
Dalam susunan birokrasi yang demikian ini, membuat kedudukan seseorang berdasar kedekatan mereka pada sang raja. Semakin dekat hubungan seseorang, dengan raja, maka akan semakin tinggi pula, kedudukannya dalam birokrasi kerajaan.
Sesuai isi kitab nagara kretagama diberitakan bahwa, hubungan negara dengan Desa, begitu rapat dan "dekat", sehingga hal ini sering kali digambarkan, seperti singa dengan hutan, jika Desa rusak negara akan kekurangan bahan makanan. Hal ini di sampaikan dalam sebuah pengumumnan raja dalam bahasa kawi kuno
: "Apan ikang pura len.
Swawisaya kadi singa lawan sahana.
Yan rusak thani milwang akurang upajiwa tiang negara.
Yan Taya bhrtya katon, waya nika paranusa tekan ngreweka.
Hetu nikan pada raksan, apageha lakih pahala ning mawuwus".
Yang artinya, adalah negara dan desa, bersatu rapat, seperti singa dan hutan. Jika desa rusak, negara akan kekurangan bahan makanan. kalau tidak ada tentara, negara lain mudah menyerang kita. karenanya, peliharalah keduanya, itu perintah saya.
Struktur birokrasi dalam hierarki Majapahit, dari tingkat pusat ke jabatan yang lebih rendah, adalah : Raja-raja atau kuma raja atau raja muda. Rakryan mahamatrikatrini, Rakryan materi pakirakiran dan dharmadyaksa.
Raja adalah pemegang otoritas tertinggi.
Baik dalam kebijakan politik maupun istana lainnya. Kedudukannya diperoleh dari hak waris, yang telah digariskan secara turun temurun.
Di samping Raja, ada kelompok, yang disebut sebagai Batara Sapta Prabu. Yaitu semacam Dewan Pertimbangan Agung, dalam negara dan agama. Dewan ini, disebut parfun Narendra, yang beranggotakan 9 orang. sedangkan dalam kidung sundayana, disebut Sapta raja.
Pada masa Raja Diyah Hayam Wuruk, mereka yang menduduki jabatan tersebut, diantaranya adalah:
Raja Hayam Wuruk, kertawardhana atau ayah sang raja, Tribuana Tunggadewi atau Ibu suri rajadewi, maharajasa atau bibi sang Raja.
Wijaya Rajasa atau Paman sang raja. Raja sadu iteswari atau adik sang raja. Rajasaduwited atau adik sepupu sang raja. Singaraja atau suami Rajasa duit estuari dan rajasawardhana atau suami Raja saduwi. Jabatan ini biasanya diduduki oleh putra mahkota. Dari berbagai prasasti dan informasi dari Nagarakretagama diketahui, bahwa para putra mahkota sebelum diangkat menjadi raja, pada umumnya, diberi kedudukan sebagai raja muda.
Pengangkatan tersebut dimaksud sebagai pengakuan, bahwa Raja yang sedang
memerintah, akan menyerahkan hak atas tahta kerajaan kepada orang yang
diangkat, sebagai raja muda.
Misalnya Jayanegara Sebelum menjadi raja, terlebih dahulu berkedudukan sebagai raja Kumara di Daha. Hayam Wuruk sebelum naik tahta, menjadi raja Majapahit, terlebih dahulu berkedudukan sebagai rajakumara di kabalan.
Jayanegara dinobatkan sebagai raja muda di Kadiri, pada tahun 1295.
Jika yang bersangkutan telah mencapai usia dewasa, atau jika raja yang sedang memerintah mangkat. maka mereka yang akan menggntikan sang Raja.
Raja muda, Majapahit yang pertama, ialah Jayanegara. Raja muda yang kedua adalah Dyah Hayam Wuruk, yang dinobatkan di Kahuripan atau jiwana.
Pengangkatan raja muda tidak bergantung, pada tingkatan usia. Baik Raja Jayanegara maupun Hayam Wuruk, masih kanak-kanak, waktu diangkat menjadi raja muda.
Sementara pemerintahan di negara bawahan yang bersangkutan, dijalankan oleh Patih dan Menteri.
Jabatan ini, merupakan jabatan yang telah ada sebelumnya. sejak zaman Mataram Kuno, yakni pada masa pemerintahan Rakai kayuwangi. Jabatan ini tetap ada, hingga masa Majapahit.
Penjabat penjabat ini terdiri dari 3 orang, yang mahamantri I Hino. rakryan, mahamantri I halu. Dan rakyan mahamantri I Sirikan.
Ketiga pejabat ini, mempunyai kedudukan penting setelah raja. Dan dalam menjalankan tugas, mereka menerima perintah langsung dari sang raja. Namun demikian, mereka bukanlah pelaksana pelaksana dari pemerintah Raja. Titah tersebut kemudian disampaikan kepada pejabat-pejabat lain yang ada di bawahnya.
Diantara ketiga penjabat itu, rakyan mahamantri I Hino-lah yang terpenting dan tertinggi. yang mempunyai hubungan yang paling dekat dengan raja. Sehingga berhak mengeluarkan piagam atau Prasasti.
Oleh sebab itu banyak para ahli yang menduga, jabatan ini dipegang oleh putra mahkota. Jabatan ini berfungsi spt dewan menteri.
Atau badan pelaksana pemerintahan.
Biasanya terdiri dr 5 rakiyan.
Atau tanda rakyan. yakni, rakyaan Mahapatih atau Patih amangkubumi.
Rakryan Temanggung atau Panglima kerajaan. Rakryan demung atau kepala rumah tangga kerajaan. rakyaan Rangga atau pembantu Panglima, dan Rakryan kanuruhan atau penghubung, dan tugas-tugas upacara .
Para tanda rakryan ini, dalam susunan pemerintahan Majapahit, sering disebut Sang Pancari wilwatikta atau mantri amancanegara.
Dalam berbagai sumber, urutan jabatan ini, tidaklah
selalu sama. Namun jabatan rakyan Mahapatih atau Patih amangkubumi adalah, yang
tertinggi. Yakni semacam perdana menteri atau menteri Mukia. Untuk membedakan
dengan jabatan patih yang ada di negara daerah atau provinsi yang biasanya
disebut mapatih atau rakyan mapatih, Dalam nagarakretagama jabatan Patih
amangkubumi dikenal dengan sebutan apatih ringtikta Wilwatika.di tulis oleh pak J
Senin, 11 Maret 2019
SEBENTAR LAGI JAWA AKAN "HILANG"
Suatu kali seorang tokoh pergerakan Islam Indonesia,
yang juga sekaligus, menjadi pendiri salah satu organisasi terbesar Islam di
Jawa menyampaikan :
Islam dijamin tidak akan hilang dari bumi ini, tetapi tidak ada yang bisa menjamin bahwa Islam akan tetap ada di bumi Nusantara ini.
Islam dijamin tidak akan hilang dari bumi ini, tetapi tidak ada yang bisa menjamin bahwa Islam akan tetap ada di bumi Nusantara ini.
Kalau boleh meminjam kalimat itu, untuk sebuah dialektika yang sama, barangkali Jawa secara Pulau bisa saja, masih tetap ada, bahkan ada kemungkinan juga nama itu dan pulau itu akan abadi. Tetapi tidak ada seorangpun yang mampu memberi jaminan bahwa bahwa "jawa" dalam Makna Peradaban dan budaya yang adi luhung, akan tetap ada sampai anak cucu kita.
Jawa memang bukan segala galanya bagi Nusantara yang berganti nama Indonesia ini. Akan tetapi tanpa Jawa Indonesia bukan apa-apa.
Peradaban peradaban Jawa yang pernah jaya dan modern yang pernah terjadi di pulau jawa ini, diantaranya adalaha sbb :
SITUS GUNUNG PADANG
Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono,
Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, akhirnya melakukan pengeboran situs
megalitikum Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa
Barat.
Situs Gunung Padang yang lebih tua dari Piramida Mesir dan hasil budaya yang
cukup mencengangkan zaman itu,usia situs Gunung Padang itu diperkirakan berumur sekitar 109 abad alias 10.900 tahun Sebelum Masehi (SM). Ini adalah bukti sejarah yang keberadaannya, menunjukan peradaban nenek moyang, jawadwipa Indonesia yang sudah maju pada saat itu, dibanding peradaban negeri bangsa lainnya!!
( bukti peninggalan Arkeologi batu yang sudah
sangat halus pembuatannya). Bentuknya punden berundak, mirip piramida di mesir dan terdapat adanya
dolmen sebagai tempat sesaji yang halus pembuatanya, adalah wujud karya agung berperadaban maju.
Sejak abad ke 4 masehi Orang Jawa telah membuktikan peradaban dan teknologi kemaritiman-nya yang luar biasa. Saat itu nenek moyang kita mampu membuat dan melayarkan kapal dengan panjang 70 M dan lebar 40 M. dengan muatan 700 orang.
Lebih maju dan canggih jika dibandingkan kapal yang dimiliki bangsa cina saat itu. (Prof Agus Sunyoto)
Sejak abad ke 4 masehi Orang Jawa telah membuktikan peradaban dan teknologi kemaritiman-nya yang luar biasa. Saat itu nenek moyang kita mampu membuat dan melayarkan kapal dengan panjang 70 M dan lebar 40 M. dengan muatan 700 orang.
Lebih maju dan canggih jika dibandingkan kapal yang dimiliki bangsa cina saat itu. (Prof Agus Sunyoto)
Di Zaman Mataram kuno (Dinasti Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) ) merupakan sebutan untuk dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra, yang berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan. Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu didirikan oleh Sanjaya pada tahun 732 M. Dinasti Syailendra adalah dinasti Besar di Nusantara Bercorak Budha Mahayana Dan berkuasa di kerajaan Mataram Kuno Sejak 752 M. Mereka Hidup saling Berdampingan .
Kedua Dinasti itu telah meninggalkan karya besar kepada anak cucu jawa yakni yang berupa pembangunan peradaban jawa yang megah, dengan ditandainya, pembangunan Candi Borobudur, Prambanan , candi boko dan lain lain.
Di zaman Singhasari (Di Zaman kekuasaan Raja
Kertanegara ) Jawa, melalui Singhasari, telah berhasil menjadi negara Adikuasa.(seperti amerika saat ini),
sehingga keberadaan singhasari ini, menyebabkan datangnya tentara Tartar yang ingin menundukan Singhasari.
dan berhasil di pukul mundur oleh Ariya Wiraraja upati sumenep saat itu, dan Raden Wijaya setelah mengalahkan Jaya Katwang Raja Kediri,1293 M.
Selanjutnya, Di Zamam Raja Hayam Wuruk berkuasa di Majapahit, dengan Patihnya yang luar biasa (Patih Gajah Mada). Jawa, melalui Kerajaan ini, telah menunjukan pada dunia, bahwa peradaban Jawa telah menjadi negara Super-power. dengan kekuasaan sampai Muangthai, Philipina dan TUMASIK (singapura saat ini) dengan peninggalan-peninggalan arkeologi yang menunjukan peradaban Modern saat itu.
Pada Zaman Nabi, Islam telah berhasil memunculkan Kalender nya, yaitu penanggalan Islam,( Hijriyah) atau sanah.
Hijriyah berasal dari kata ,hijrah (pindah) yang disandarkan pada huruf ya’ nisbat yang dinisbatkan pada kata sanah (tahun). Sehingga Hijriyah berarti tahun yang dihitung sejak hijrah nya Nabi saw. dari Mekah ke Madinah.
Maka di Zaman Sultan Agung Hanyakrakusuma bertahta, pada tahun 1625 Masehi, beliau berhasil Mengubah kalender jawa, yang terkenal dengan tahun Saka-nya, diubah secara revolusioner. Yaitu, dari sistem penanggalan Jawa yang menggunakan, Kalender Saka yang mengikuti sistem syamsiyah, yaitu perhitungan yang berdasarkan perjalanan bumi mengitari matahari. Menjadi kalender Sultan Agung yang mengikuti sistem qomariyah, yakni perjalanan bulan mengitari bumi seperti pada kalender Hijriah.
Selanjutnya, Di Zamam Raja Hayam Wuruk berkuasa di Majapahit, dengan Patihnya yang luar biasa (Patih Gajah Mada). Jawa, melalui Kerajaan ini, telah menunjukan pada dunia, bahwa peradaban Jawa telah menjadi negara Super-power. dengan kekuasaan sampai Muangthai, Philipina dan TUMASIK (singapura saat ini) dengan peninggalan-peninggalan arkeologi yang menunjukan peradaban Modern saat itu.
Pada Zaman Nabi, Islam telah berhasil memunculkan Kalender nya, yaitu penanggalan Islam,( Hijriyah) atau sanah.
Hijriyah berasal dari kata ,hijrah (pindah) yang disandarkan pada huruf ya’ nisbat yang dinisbatkan pada kata sanah (tahun). Sehingga Hijriyah berarti tahun yang dihitung sejak hijrah nya Nabi saw. dari Mekah ke Madinah.
Maka di Zaman Sultan Agung Hanyakrakusuma bertahta, pada tahun 1625 Masehi, beliau berhasil Mengubah kalender jawa, yang terkenal dengan tahun Saka-nya, diubah secara revolusioner. Yaitu, dari sistem penanggalan Jawa yang menggunakan, Kalender Saka yang mengikuti sistem syamsiyah, yaitu perhitungan yang berdasarkan perjalanan bumi mengitari matahari. Menjadi kalender Sultan Agung yang mengikuti sistem qomariyah, yakni perjalanan bulan mengitari bumi seperti pada kalender Hijriah.
Perubahan kalender di Jawa itu dimulai hari Jum’at
Legi, tanggal 1 Sura tahun Alip 1555 bertepatan dengan tanggal 1 Muharam tahun
1043 Hijriah, atau tanggal 8 Juli 1633.
Kebijakan Sultan Agung itu dipuji sebagai tindakan seorang muslim dengan kemahirannya yang tinggi dalam ilmu falak. Kalender Sultan Agung adalah suatu karya raksasa. Sampai disini jawa memang luar biasa dan memiliki perdaban budaya yang sangat maju dan modern di zamanya.
Kebijakan Sultan Agung itu dipuji sebagai tindakan seorang muslim dengan kemahirannya yang tinggi dalam ilmu falak. Kalender Sultan Agung adalah suatu karya raksasa. Sampai disini jawa memang luar biasa dan memiliki perdaban budaya yang sangat maju dan modern di zamanya.
MACAM MACAM BUDAYA JAWA
Budaya Gotong Royong, Gugur Gunung, Sambatan, dan sejenisnya adalah perekat masyarakat khas pedesaan yang andap asor berbudi bowo leksono, santun dalam bicara, dan prilaku, ngajeni marang para sesepuh, ( menghormati yang lebih tua) ngewongke liyan ( meng-orangkan orang lain ) subosito dan lain sebagainya.
Yang selanjutnya adalah budaya bahasa. Bahasa-nya yang memiliki strata prestisius, kepada
siapa kita bicara, maka sang pengguna-pun menggunakan bahasa yang pantas untuk
lawan bicaranya. Demikian juga dengan bahasa tulis jawa, Bahasa tulisnya yang memiliki ke khas-an tersendiri. memiliki ciri yang tidak di miliki bahasa lainnya.yaitu bahasa jawa kalau di pangku akan mati.
Budaya wayangnya yang penuh filosofi, budaya drama kenegaraan
yang disebut ketoprak. Tari tarian yang sangat beragam mulai Tari langen budoyo (tayub) kemudian ada yang disebut dengan Tari bedoyo Wulandaru, Blambangan.
Secara etimologi, “wulandaru” merupakan gabungan dari
“wulan” dan “ndaru”. “Wulan” berarti bulan, yang secara luas dapat dimaknai
menerangi kegelapan. “Ndaru” berarti bintang jatuh, atau secara filosofis
dimaknai sebagai tanda keberuntungan. Sementara, “bedoyo” merujuk pada para
penari yang membawakannya.
Sendra tari giri gora Dahuru
Daha yakni gambaran perseteruan antara Raja Airlangga dengan Calon arang di
desa Daha Kediri, akibat ulah sang janda Calon arang yang ingin membumihanguskan wilayah kediri karena tersinggung ucapan masyarakat, yang mengatakan putrinya yang bernama RATNA MANGGALI tidak laku nikah. padahal anaknya cantik.
cerita dongeng (cerita tutur ) yang di lakukan sebelum tidur sebagai cara mengajarkan tatakrama, berlaku wise kepada anak dan unggah ungguh yang benar, dengan meminjam karakter tokoh tertentu .
Wayang Timplong, kesenian budaya asli kota Nganjuk ini, umumnya membawakan cerita yang berasal dari daerah khas kesenian ini
pertama kali muncul. Biasanya, ceritanya berhubungan dengan Kerajaan Mataram
Kuno.
Berdasarkan perkembangannya, kini cerita yang dibawakan dalam wayang timplong disesuaikan dengan keadaan budaya yang saat ini sedang berlangsung. Penonton pun tidak akan bosan dengan cerita yang dipentaskan dalam pertunjukan wayang timplong tersebut.
Berdasarkan perkembangannya, kini cerita yang dibawakan dalam wayang timplong disesuaikan dengan keadaan budaya yang saat ini sedang berlangsung. Penonton pun tidak akan bosan dengan cerita yang dipentaskan dalam pertunjukan wayang timplong tersebut.
permainan kentrung zaman kuno jawa |
semuanya itu menunjukan peradaban yang berkelas, maju dan modern serta luar biasa di zamannya.
MASIHKAH BUDAYA DAN PERADABAN ITU SEKARANG ?
Jawabanya sangat singkat : Sebagian budaya dan peradaban itu telah tiada, atau telah punah tanpa bekas bahkan. jikalau adapun sudah sulit untuk bisa berbunyi ( tidak di mengerti oleh orang keturunan JAWA).
Peradaban bahasa, perilaku kebudayaan, dan unggah
ungguh (sopan Santun) yang ada di masyarakat Jawa pun saat ini, mulai di tinggalkan. Baca tulis bahasa jawa yang terkenal dengan (HA NA CA RA KA) pun sudah tidak banyak yang tau apalagi bisa.
Semua hampir punah, hilang dan tanpa bekas. Mereka menganggap bahwa jawa tidak maju, tidak modern, kurang gaul dan cenderung primitip. Kalau diperdengarkan gending jawa mereka menganggap kuno dan bikin ngantuk. seakan tak peduli dengan hasil karya bangsanya sendiri. padahal banyak orang manca negara (asing Amerika, Jepang, Austria dll ) yang justru mempelajari dan mengembangkan budaya seni jawa itu.
menyedihkan.................................................................
semua terjadi karena mereka tidak paham sejarah , tidak mau tau dengan peradaban luar biasa yang di raih oleh bangsanya sendiri. Semuanya di anggapnya tidak penting.
Anak-Anak milenial (mereka menyebutnya, karena hidup di era 4.0) lebih suka dan gandrung dengan barat, yang ketika Jawa sudah maju dengan teknologinya, barat masih primitip tidak beradab dan ketinggalan zaman. Gaya hidup mereka gaya barat, rambut seperti anak barat, bertato, pergaulan pacaran ala barat, hamil di luar nikah dianggap wajar, dengan orang tua tidak ada tawaduknya dengan guru tidak ada hormatnya.
Semua yang dari barat dianggap maju , semua yang lahir dari barat di anggap modern. budaya maksiat sedunia yang berupa (valentine day,) hallowen, ulang tahun, standing party, makan minum pakai tangan kiri sambil bicara, sambil berdiri, sambil jalan, seperti ( maaf hewan berkaki 4), pesta miras, bisa nongkrong diwarung kopi dengan Wifi di anggapnya maju ). Semua yang jadi ukuran adalah : seberapa materi yang bisa di kumpulkan. seberapa duwit berhasil di miliki, soal bagaimana caranya tidak menjadi pemikiran. inilah munculnya budaya korupsi di berbagai bidang.
Budaya gotong royong Sambatan, gugur gunung tinggal puing puingnya, yang hampir tak tersisa. Orang hidup hampir tak lagi punya budi pekerti ( akhlaq Bahasa Islamnya). Tatakrama kehidupan sudah tidak mereka pakai, Jika dasar dari tata krama ini hilang, maka ada kemungkinan Islampun akan tergerus, oleh "jahatnya " budaya barat saat ini. Sebab bisa di pastkan dan di jamin bahwa tidak pas dan tidak cocok budaya barat di terapkan di budaya ketimuran (jawa) atau di Nusantara. Hanya Islam yang mampu dan bisa di terapkan tanpa menghilanggkan peradaban asli jawa. Karena peradaban Islam bisa beririsan dengan peradapan santun yang ada di jawa ini.
Semua yang dari barat dianggap maju , semua yang lahir dari barat di anggap modern. budaya maksiat sedunia yang berupa (valentine day,) hallowen, ulang tahun, standing party, makan minum pakai tangan kiri sambil bicara, sambil berdiri, sambil jalan, seperti ( maaf hewan berkaki 4), pesta miras, bisa nongkrong diwarung kopi dengan Wifi di anggapnya maju ). Semua yang jadi ukuran adalah : seberapa materi yang bisa di kumpulkan. seberapa duwit berhasil di miliki, soal bagaimana caranya tidak menjadi pemikiran. inilah munculnya budaya korupsi di berbagai bidang.
Budaya gotong royong Sambatan, gugur gunung tinggal puing puingnya, yang hampir tak tersisa. Orang hidup hampir tak lagi punya budi pekerti ( akhlaq Bahasa Islamnya). Tatakrama kehidupan sudah tidak mereka pakai, Jika dasar dari tata krama ini hilang, maka ada kemungkinan Islampun akan tergerus, oleh "jahatnya " budaya barat saat ini. Sebab bisa di pastkan dan di jamin bahwa tidak pas dan tidak cocok budaya barat di terapkan di budaya ketimuran (jawa) atau di Nusantara. Hanya Islam yang mampu dan bisa di terapkan tanpa menghilanggkan peradaban asli jawa. Karena peradaban Islam bisa beririsan dengan peradapan santun yang ada di jawa ini.
Kalau ini, tidak segera di pikirkan langkah langkah pelestariannya, maka 10-15 tahun kedepan budaya dan peradaban jawa yang adiluhung itu, akan punah dan hilang. demikian juga dengan Islam yang ada sekarang. bisa jadi Islam hanya tinggal nama dan kenangan belaka, karena sekarang sudah mulai merebak tanda tanda itu terjadi. Dan disi jawa nya bisa jadi suatu masa, orang akan belajar bahasa dan tata krama warisan leluhur jawa di suriname atau negara manca lainnya, karena yang di Suriname sana masih kental adab dan nuansa Jawanya. Walau secara agama keturunan jawa disana sudah terkolaborasi dengan agama lainnya.
Wallohu a'lam bishowab.
Pak J Guru Sejarah SMK Sunan Giri Gresik
Sumber:
https://museumnganjukk.wordpress.com
https://www.hipwee.com/list/7-kesenian-daerah-jawa-timur-ini-juga-wajib-diketahui-Atlas Wali Songo Agus sunyoto,pustakaiiman dan LESbumi PBNU,2016
https://www.researchgate.net
Sejarah_Kesenian_Wayang_Timplong_Kabupaten_ Musium anjuk ladang Nganjuk
https://kineruku.com/store/peradaban-jawa-dari-mataram-kuno-sampai-majapahit-akhir
Sejarah_Kesenian_Wayang_Timplong_Kabupaten_ Musium anjuk ladang Nganjuk
https://kineruku.com/store/peradaban-jawa-dari-mataram-kuno-sampai-majapahit-akhir
Rabu, 06 Maret 2019
GELAPNYA CAHAYA TIDAK BERPENGARUH DENGAN PENDENGARAN TELINGA
Kawan, mungkin diantara kita hari ini ada yang merasakan sakit,
Senin, 04 Maret 2019
JIKA SUNGAI KEHILANGN KEDUNG DAN JEMBATAN SUDAH TIDAK ADA LAGI YANG MELEWATI
Jika kali kehilangan kedung , Hutan kehilangan harimau, Buah kehilangan kera, daun kehilangan ulat, dan jika jembatan sudah tidak ada yang meliwati lagi.
APA AGAMA BANGSA NUSANTARA YANG SEBENARNYA
Tulisn ini di turunkan hanya sebagai pembelajaran tentang sejarah keberadan AGAMA JAWA , bukan untuk menanamkan paham baru apalagi untuk keluar dari agama yang anda yakini saat ini.
Sejarah hanya berkewajiban mengungkap sebuah fakta dari sudut pandang data maupun artefak Arkeologi yang mungkin bisa di sajikan. Semua itu di tujukan Pada masyarakat jawa agar paham tentang asal usul agama nenek moyangnya yang jauh sebelum ISLAM datang ternyata mereka juga telah menyembah dan memiliki agama TAUHID yang di namai KAPITAYAN. Tentu saja, syareatnya berbeda. Tapi, dari situlah kita akan semakin bijak dalam mensikapi perbedaan yang ada.
Sejarah hanya berkewajiban mengungkap sebuah fakta dari sudut pandang data maupun artefak Arkeologi yang mungkin bisa di sajikan. Semua itu di tujukan Pada masyarakat jawa agar paham tentang asal usul agama nenek moyangnya yang jauh sebelum ISLAM datang ternyata mereka juga telah menyembah dan memiliki agama TAUHID yang di namai KAPITAYAN. Tentu saja, syareatnya berbeda. Tapi, dari situlah kita akan semakin bijak dalam mensikapi perbedaan yang ada.
Minggu, 03 Maret 2019
DIPONEGORO DAN BABAD ISLAM
Diponegoro dan babad Islam. Berdasarkan babad Diponegoro ing Nagari Ngayogjokarto Hadiningrat Diceritakan bahwa Diponegoro muncul di panggung politik kasultanan
Sabtu, 02 Maret 2019
LIMA PERKARA BAGI MURID
1 Setyo Tuhu seseorang yang sudah sampai pada Penyembahan yang diiringi dengan jiwa harus dapat hidup dengan hati yang lurus benar dan jujur amal shaleh berdasarkan
AGRESI MILITER 2
SERANGAN KE IBU KOTA JOGYAKARTA
Tidak terdapatnya titik temu antara delegasi RI dan delegasi Belanda dalam perundinganSelasa, 26 Februari 2019
RESOLUSI JIHAD DAN PERTEMPURAN 10 NOPEMBER 1945
Pada tanggal 16 November 1945,
adalah tanggal pertempuran di Surabaya, yang sangat sengit, dasyat,banyak
korban, dan luar biasa. Mengapa samapai seperti
Minggu, 24 Februari 2019
Jumat, 22 Februari 2019
PERJANJIAN LINGGAR JATI DAN RENVILLE
Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati
Latar Belakang Perjanjian Linggarjati
Diadakannya perundingan Linggarjati dilatarbleknagi oleh masuknya AFNEISelasa, 19 Februari 2019
Senin, 18 Februari 2019
LATAR BELAKANG DAN DAMPAK KOLONIAL DI NUSANTARA
rempah-rempaHindia Timur atau Nusantara telah lama dikenal sebagai daerah penghasil
Sabtu, 16 Februari 2019
Huru-hara Cina di Kartasura jatuhnya keraton Kartasura ke tangan kekuatan Cina ( Sunan Kuning)
Rasa Sesal Sunan akibat rusaknya meriam pusaka keraton yang di tengarainya, sebagai tanda akan rusaknya keraton Kartasura.
TIDAK BERLAKU KATA "DZOLIM DAN PENGKIANAT DALAM POLITIK PRAGMATIS"
Yang perlu kita Jaga adalah Jaga Akhlaq kita dalam menanggapi dan mensikapi sebuah perbedaan.
TIDAK BERLAKU KATA "DZOLIM DAN PENGKIANAT DALAM POLITIK PRAGMATIS
Dalam dunia perpolitikan praktis tidak berlaku kata Dzolim maupun pengkianat, walaupun secara perbuatan terjadi.
Langganan:
Postingan (Atom)