terutama melalui jalur perdagangan. Sebab, sejak masa pra Islam pelaut pelaut Nusantara sudah berlayar ke arab dan sebaliknya. Perniagaan cengkeh Nusantara pada tahun 70 masehi sudah sampai ke rumah lewat lskandar yah.
Meski baru abad ke-9 ahli ilmu bumi arab
bernama abu alfa aida menyebut kepulauan Nusantara. Sementara itu, dalam sumber
cina dari dinasti Tang, tercatat keberadaan seorang pemimpin arab yang
mengapalahi orang-orang arab menetap di pantai barat sumatera dan saudagar
saudagar arab yang tinggal di negeri kalingga di Jawa.
R. Mauny dalam The Wakwak and The
Indonesia invasion in east Afrika in 945, menegaskan terjadinya invansi
orang-orang Nusantara ke Madagaskar yang terletak di pantai timur Afrika pada
pertengahan abad ke-10 masehi. Itu menunjukkan bahwa, kapal-kapal asal
Nusantara pada pertengahan abad ke-10 masehi sudah mencapai Madagaskar dan
melakukan invasi ke pulau terbesar di timur Benua Afrika itu.
Dalam invansi tersebut, penduduk
Nusantara dalam jumlah besar tinggal di Madagaskar dan berkembang biak dalam
waktu lama sehingga menjadi penduduk setempat. Karena itu, bahasa malagasi yang
digunakan penduduk Madagaskar dikategorikan sebagai cabang paling barat dari rumpun
bahasa Melayu-Polinesia.
Kemampuan pelaut pelaut nusantara
dalam mengarungi samudra, sedikitnya dicatat oleh pedagang Arab bernama Ibnu
Lakis. Menurut terjemahan J sauvaget dalam Marveilles de L'indie, pada tahun 334 Hijriyah atau 945- 946 M.
telah datang "kira-kira 1000 perahu" yang dinaiki orang waq waq di
daerah "sofala nya kaum Zanggi" di pantai mozambique. Orang-orang
waqwaq yang kepulauannya terletak berhadapan dengan negeri Cina_ menjelaskan
bahwa mereka datang dari jarak yang memerlukan setahun pelayaran. Mereka
mendatangi pantai pantai Afrika untuk mencari bahan yang cocok untuk negeri
mereka dan untuk Cina, seperti Gading, kulit kura-kura, kulit macan tutul,
Ambar, dan terutama budak Zanggi, karena orang zanggi kuat fisiknya dan kuat
menjadi budak.
Menurut Denys lombard, petikan catatan Ibnu
lakis ini amat menarik karena bertanggal paling tua yang terdapat dalam
sumber-sumber Arab mengenai perdagangan Indonesia di Afrika.
Sementara itu, pada abad ke-8 masehi
saudagar saudagar muslim Arab dan persia telah menguasai perniagaan di laut India, dan banyak saudagar
muslim Arab yang tinggal menetap di Malabar, pantai barat India.
Bahkan menurut Gabriel ferrand dalam
Relatoons de voyages et te tek geographis arabes.
Saudagar saudagar muslim Arab pada
abad ke-8 banyak yang tinggal di Kadrang atau Phan- rang di Campa Selatan,
sehingga Pelabuhan itu disebut dengan nama "kadrang pelaut-pelaut Arab.
" Pada saat kota dagang Canton yang dihuni para saudagar muslim Arab,
Persia, India, dihancurkan tentara pemberontak huang chao tahun 879 M, dengan
korban tewas tidak kurang dari 200. 000 orang, saudagar saudagar Arab yang
selamat melarikan diri ke selatan dan tinggal di sepanjang pesisir Laut Cina
Selatan.
Keberadaan komunitas muslim Arab di
nusantara tidak bisa dibandingkan dengan komunitas muslim Cina. Sekalipun peran
mereka setara di kota-kota besar Nusantara, komunitas muslim Arab mengagungkan
sebuah model budaya yang khas, yaitu model agama Islam yang "murni",
yang dengan sengaja terpusat ke dunia usaha. Menurut L. W. C. Van De Berg dalam
le Hadramaut et lest colonis Arabes, menyatakan, bahwa Pedagang pedagang Arab
sudah lama terdapat di nusantara tetapi jumlahnya tetap sedikit, sekali pun di
antara mereka ada yang mempunyai pengaruh politik yang besar atas kehidupan
pribumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar