Suatu kali seorang tokoh pergerakan Islam Indonesia,
yang juga sekaligus, menjadi pendiri salah satu organisasi terbesar Islam di
Jawa menyampaikan :
Islam dijamin tidak akan hilang dari bumi ini, tetapi tidak ada yang bisa
menjamin bahwa Islam akan tetap ada di bumi Nusantara ini.
Kalau boleh meminjam kalimat itu, untuk sebuah dialektika yang sama, barangkali
Jawa secara Pulau bisa saja, masih tetap ada, bahkan ada kemungkinan juga nama
itu dan pulau itu akan abadi. Tetapi tidak ada seorangpun yang mampu
memberi jaminan bahwa bahwa "jawa" dalam Makna Peradaban dan budaya yang adi luhung, akan tetap ada sampai anak
cucu kita.
Jawa memang bukan segala galanya bagi Nusantara yang berganti nama Indonesia
ini. Akan tetapi tanpa Jawa Indonesia bukan apa-apa.
Peradaban peradaban Jawa yang pernah jaya dan modern yang pernah terjadi di pulau jawa ini, diantaranya adalaha sbb :
SITUS GUNUNG PADANG
Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono,
Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, akhirnya melakukan pengeboran situs
megalitikum Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa
Barat.
Situs Gunung Padang yang lebih tua dari Piramida Mesir dan hasil budaya yang
cukup mencengangkan zaman itu,usia situs Gunung Padang itu diperkirakan berumur sekitar 109 abad alias 10.900 tahun Sebelum Masehi (SM). Ini adalah bukti sejarah yang keberadaannya, menunjukan peradaban nenek moyang, jawadwipa Indonesia yang sudah maju pada saat itu, dibanding peradaban negeri bangsa lainnya!!
( bukti peninggalan Arkeologi batu yang sudah
sangat halus pembuatannya). Bentuknya punden berundak, mirip piramida di mesir dan terdapat adanya
dolmen sebagai tempat sesaji yang halus pembuatanya, adalah wujud karya agung berperadaban maju.
Sejak abad ke 4 masehi Orang Jawa telah membuktikan peradaban dan teknologi
kemaritiman-nya yang luar biasa. Saat itu nenek moyang kita mampu membuat dan melayarkan kapal dengan
panjang 70 M dan lebar 40 M. dengan muatan 700 orang.
Lebih maju dan canggih jika dibandingkan kapal yang dimiliki bangsa cina saat
itu. (Prof Agus Sunyoto)
Di Zaman Mataram kuno (Dinasti Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) ) merupakan
sebutan untuk dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra, yang
berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan. Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu
didirikan oleh Sanjaya pada tahun 732 M. Dinasti Syailendra adalah dinasti Besar di Nusantara Bercorak Budha Mahayana Dan berkuasa di kerajaan Mataram Kuno Sejak 752 M. Mereka Hidup saling Berdampingan .
Kedua Dinasti itu telah meninggalkan karya besar kepada anak cucu jawa yakni yang berupa pembangunan peradaban jawa yang megah, dengan ditandainya, pembangunan Candi
Borobudur, Prambanan , candi boko dan lain lain.
Di zaman Singhasari (Di Zaman kekuasaan Raja
Kertanegara ) Jawa, melalui Singhasari, telah berhasil menjadi negara Adikuasa.(seperti amerika saat ini),
sehingga keberadaan singhasari ini, menyebabkan datangnya tentara Tartar yang ingin menundukan Singhasari.
dan berhasil di pukul mundur oleh Ariya Wiraraja upati sumenep saat itu, dan Raden Wijaya setelah mengalahkan Jaya Katwang Raja Kediri,1293 M.
Selanjutnya,
Di Zamam Raja Hayam Wuruk berkuasa di Majapahit, dengan Patihnya yang
luar biasa (Patih Gajah Mada). Jawa, melalui Kerajaan ini, telah menunjukan
pada dunia, bahwa peradaban Jawa telah menjadi negara Super-power. dengan
kekuasaan sampai Muangthai, Philipina dan TUMASIK (singapura saat ini) dengan
peninggalan-peninggalan arkeologi yang menunjukan peradaban Modern saat itu.
Pada Zaman Nabi, Islam telah berhasil memunculkan Kalender nya, yaitu penanggalan Islam,( Hijriyah) atau
sanah.
Hijriyah berasal dari kata ,hijrah (pindah) yang disandarkan pada huruf
ya’ nisbat yang dinisbatkan pada kata sanah (tahun). Sehingga Hijriyah berarti tahun
yang dihitung sejak hijrah nya Nabi saw. dari Mekah ke Madinah.
Maka di Zaman Sultan Agung Hanyakrakusuma bertahta, pada tahun 1625 Masehi,
beliau berhasil Mengubah kalender jawa, yang terkenal dengan tahun Saka-nya, diubah secara
revolusioner. Yaitu, dari sistem penanggalan Jawa yang menggunakan, Kalender
Saka yang mengikuti sistem syamsiyah, yaitu perhitungan yang berdasarkan perjalanan bumi
mengitari matahari.
Menjadi kalender Sultan Agung yang mengikuti sistem qomariyah,
yakni perjalanan bulan mengitari bumi seperti pada kalender Hijriah.
Perubahan kalender di Jawa itu dimulai hari Jum’at
Legi, tanggal 1 Sura tahun Alip 1555 bertepatan dengan tanggal 1 Muharam tahun
1043 Hijriah, atau tanggal 8 Juli 1633.
Kebijakan Sultan Agung itu dipuji
sebagai tindakan seorang muslim dengan kemahirannya yang tinggi dalam ilmu
falak. Kalender Sultan Agung adalah suatu karya raksasa. Sampai disini jawa
memang luar biasa dan memiliki perdaban budaya yang sangat maju dan modern di
zamanya.
MACAM MACAM BUDAYA JAWA
Berbagai macam Budaya dan kebudayaan orang Jawa, secara singkat bisa di jelaskan sbb:
Budaya Gotong Royong, Gugur Gunung, Sambatan, dan sejenisnya adalah perekat masyarakat khas pedesaan yang andap asor berbudi bowo leksono, santun dalam bicara, dan prilaku, ngajeni marang para sesepuh, ( menghormati yang lebih tua) ngewongke liyan ( meng-orangkan orang lain ) subosito dan lain sebagainya.
Yang selanjutnya adalah budaya bahasa. Bahasa-nya yang memiliki strata prestisius, kepada
siapa kita bicara, maka sang pengguna-pun menggunakan bahasa yang pantas untuk
lawan bicaranya. Demikian juga dengan bahasa tulis jawa, Bahasa tulisnya yang memiliki ke khas-an tersendiri. memiliki ciri yang tidak di miliki bahasa lainnya.yaitu bahasa jawa kalau di pangku akan mati.
Budaya wayangnya yang penuh filosofi, budaya drama kenegaraan
yang disebut ketoprak. Tari tarian yang sangat beragam mulai Tari langen budoyo (tayub) kemudian ada yang disebut dengan Tari bedoyo Wulandaru, Blambangan.
Secara etimologi, “wulandaru” merupakan gabungan dari
“wulan” dan “ndaru”. “Wulan” berarti bulan, yang secara luas dapat dimaknai
menerangi kegelapan. “Ndaru” berarti bintang jatuh, atau secara filosofis
dimaknai sebagai tanda keberuntungan. Sementara, “bedoyo” merujuk pada para
penari yang membawakannya.
Sendra tari giri gora Dahuru
Daha yakni gambaran perseteruan antara Raja Airlangga dengan Calon arang di
desa Daha Kediri, akibat ulah sang janda Calon arang yang ingin membumihanguskan wilayah kediri karena tersinggung ucapan masyarakat, yang mengatakan putrinya yang bernama RATNA MANGGALI tidak laku nikah. padahal anaknya cantik.
cerita dongeng (cerita tutur ) yang di lakukan sebelum tidur sebagai cara mengajarkan tatakrama, berlaku wise kepada anak dan unggah ungguh yang benar, dengan meminjam karakter tokoh tertentu .
Wayang Timplong, kesenian budaya asli kota Nganjuk ini, umumnya membawakan cerita yang berasal dari daerah khas kesenian ini
pertama kali muncul. Biasanya, ceritanya berhubungan dengan Kerajaan Mataram
Kuno.
Berdasarkan perkembangannya, kini cerita yang dibawakan dalam wayang
timplong disesuaikan dengan keadaan budaya yang saat ini sedang berlangsung.
Penonton pun tidak akan bosan dengan cerita yang dipentaskan dalam pertunjukan
wayang timplong tersebut.
|
permainan kentrung zaman kuno jawa |
Kentrung Nganjuk, kentrung ini berfungsi untuk media dakwah sejarah, nasehat pitutur luhur, kisah heroik para pendahulu jawa, dan sarana menyampaikan nasehat kepada pengunjung dan penonton,melalui cerita tutur yang di iringi jedor dll.
semuanya itu menunjukan peradaban yang berkelas, maju dan modern serta luar biasa di zamannya.
MASIHKAH BUDAYA DAN PERADABAN ITU SEKARANG ?
Jawabanya sangat singkat : Sebagian budaya dan peradaban itu telah tiada, atau telah punah tanpa bekas bahkan. jikalau adapun sudah sulit untuk bisa berbunyi ( tidak di mengerti oleh orang keturunan JAWA).
Peradaban bahasa, perilaku kebudayaan, dan unggah
ungguh (sopan Santun) yang ada di masyarakat Jawa pun saat ini, mulai di tinggalkan. Baca tulis bahasa jawa yang terkenal dengan (HA NA CA RA KA) pun sudah tidak banyak yang tau apalagi bisa.
Semua hampir punah, hilang dan tanpa bekas. Mereka menganggap bahwa jawa tidak maju, tidak modern, kurang gaul dan cenderung primitip. Kalau diperdengarkan gending jawa mereka menganggap kuno dan bikin ngantuk. seakan tak peduli dengan hasil karya bangsanya sendiri. padahal banyak orang manca negara (asing Amerika, Jepang, Austria dll ) yang justru mempelajari dan mengembangkan budaya seni jawa itu.
menyedihkan.................................................................
semua terjadi karena mereka tidak paham sejarah , tidak mau tau dengan peradaban luar biasa yang di raih oleh bangsanya sendiri. Semuanya di anggapnya tidak penting.
Anak-Anak milenial (mereka menyebutnya, karena hidup di era 4.0) lebih suka dan gandrung dengan barat, yang ketika Jawa sudah maju dengan teknologinya, barat masih primitip tidak beradab dan ketinggalan zaman. Gaya hidup mereka gaya barat, rambut seperti anak barat, bertato, pergaulan pacaran ala barat, hamil di luar nikah dianggap wajar, dengan orang tua tidak ada tawaduknya dengan guru tidak ada hormatnya.
Semua yang dari barat dianggap maju , semua yang lahir dari barat di anggap modern. budaya maksiat sedunia yang berupa (valentine day,) hallowen, ulang tahun, standing party, makan minum pakai tangan kiri sambil bicara, sambil berdiri, sambil jalan, seperti ( maaf hewan berkaki 4), pesta miras, bisa nongkrong diwarung kopi dengan Wifi di anggapnya maju ). Semua yang jadi ukuran adalah : seberapa materi yang bisa di kumpulkan. seberapa duwit berhasil di miliki, soal bagaimana caranya tidak menjadi pemikiran. inilah munculnya budaya korupsi di berbagai bidang.
Budaya gotong royong Sambatan, gugur gunung tinggal puing puingnya, yang hampir tak tersisa. Orang hidup hampir tak lagi punya budi pekerti ( akhlaq Bahasa Islamnya). Tatakrama kehidupan sudah tidak mereka pakai, Jika dasar dari tata krama ini hilang, maka ada kemungkinan Islampun akan tergerus, oleh "jahatnya " budaya barat saat ini. Sebab bisa di pastkan dan di jamin bahwa tidak pas dan tidak cocok budaya barat di terapkan di budaya ketimuran (jawa) atau di Nusantara. Hanya Islam yang mampu dan bisa di terapkan tanpa menghilanggkan peradaban asli jawa. Karena peradaban Islam bisa beririsan dengan peradapan santun yang ada di jawa ini.
Nama-nama anak-anak sekarang, tidak ada lagi yang bernuansa jawa, panggilan kepada orang tuanyapun sudah mama papa, walaupun papa dan mama adalah buruh pabrik, dan bekerja sebagai petani didesa pekerjaanya .
Kalau ini, tidak segera di pikirkan langkah langkah pelestariannya, maka 10-15 tahun kedepan budaya dan peradaban jawa yang adiluhung itu, akan punah dan hilang. demikian juga dengan Islam yang ada sekarang. bisa jadi Islam hanya tinggal nama dan kenangan belaka, karena sekarang sudah mulai merebak tanda tanda itu terjadi. Dan disi jawa nya bisa jadi suatu masa, orang akan belajar bahasa dan tata krama warisan leluhur jawa di suriname atau negara manca lainnya, karena yang di Suriname sana masih kental adab dan nuansa Jawanya. Walau secara agama keturunan jawa disana sudah terkolaborasi dengan agama lainnya.
Wallohu a'lam bishowab.
Pak J Guru Sejarah SMK Sunan Giri Gresik
Sumber:
https://museumnganjukk.wordpress.com
https://www.hipwee.com/list/7-kesenian-daerah-jawa-timur-ini-juga-wajib-diketahui-Atlas Wali Songo Agus sunyoto,pustakaiiman dan LESbumi PBNU,2016
https://www.researchgate.net
Sejarah_Kesenian_Wayang_Timplong_Kabupaten_ Musium anjuk ladang Nganjuk
https://kineruku.com/store/peradaban-jawa-dari-mataram-kuno-sampai-majapahit-akhir