MUHAMMAD SAW DALAM PERJANJIAN LAMA
Oleh PROFESOR DAVID BENJAMIN KELDANI B.D.
(Wafat 1940) Dahulu Uskup Uramiah,
Kaldea.
Alih
Bahasa Oleh: H.W. Pienandoro SH
Kira-kira dua abad
sesudah keruntuhan yang tidak disesalkan dari kerajaan Israel yang pemuja
berhala , dan semua penduduknya dari sepuluh suku bangsa dideportasikan
ke
Asiria, Jeruzalem dan kuil Suleiman yang mulia dihancur ratakan dengan tanah
oleh orang Kaldea, dan sisa orang Judah dan Benjamin yang tidak terbunuh
diangkut ke Babilonia. Sesudah masa tujuh puluh tahun dalam tangkapan,
orang-orang Yahudi itu diizinkan kembali ke negaranya sendiri dengan kekuasaan
penuh untuk membangun kembali kota dan kuil mereka yang sudah hancur. Ketika
fondasi rumah Tuhan yang baru diletakkan, terdengarlah teriakan gembira yang
gegap gempita dan seruan-seruan dari orang-orang yang berkumpul, orang-orang tua
laki-laki dan perempuan yang telah pernah melihat keindahan kuil Suleiman
sebelumnya menangis dengan pahit. Pada peristiwa yang khidmat inilah Yang Maha
Kuasa telah berkenan mengirimkan utusanNya Nabi Haggai menghibur kumpulan
orang-orang yang sedih itu dengan pesan yang penting:
"Dan Aku
akan menyalami semua bangsa, dan Himdah semua bangsa akan datang; dan
Aku akan memenuhi rumah ini dengan keagungan, firman Tuhan rumah itu. Milikku
adalah perak, milikKu adalah emas, firman Tuhan rumah itu, keagungan rumahKu
yang terakhir akan lebih besar daripada rumahKu sebelumnya, firman Tuhan rumah
itu; dan di tempat ini Aku akan memberikan Shalom, firman Tuhan rumah itu."
(Haggai, ii.7)
Saya telah
menterjemahkan ayat di atas dari satu-satunya copy Injil yang ada pada saya yang
seorang sepupu wanita saya, seorang Asiria, telah meminjamkan Kitab tersebut
yang berbahasa asli logat wanita itu. Tetapi marilah kita konsultasikan dengan
Injil versi bahasa Inggris yang kita dapati telah menterjemahkan kata Ibrani
asli "himda dan shalom" sebagai "ingin" (desire) dan "damai"
(peace).
Para
komentator agama Yahudi dan Kristen sama-sama memberikan arti yang sangat
penting kepada janji ganda (himdah dan shalom) yang ada dalam ramalan tersebut.
Kedua mereka memahami adanya ramalan kenabian dalam kata himda itu. Benar,
inilah ramalan indah yang ditegaskan oleh formula Injil yang biasa tentang
sumpah suci , "kata Tuhan Sabaoth" yang diulang empat kali. Apabila ramalan ini
dipahami dalam pengertian abstrak, kata himda dan shalom sebagai "ingin" dan
"damai", maka ramalan itu menjadi tidak lebih daripada sebuah aspirasi yang
tidak bisa dimengerti. Namun bila istilah himda itu kita pahami sebagai sebuah
gagasan nyata, seorang pribadi dan suatu kenyataan dan dalam kata shalom bukan
suatu keadaan, tetapi suatu kekuatan yang hidup dan aktif serta agama yang
secara pasti telah dibangkitkan, maka ramalan ini harus diterima sebagai benar
dan telah terpenuhi dalam pribadi Ahmad dan kebangkitan agama Islam. Karena
himda dan shalom atau shlama artinya sama dengan Ahmad dan
Islam.
Sebelum mencoba untuk
membutkikan telah terpenuhinya ramalan ini, ada baiknya untuk menerangkan
etimologi dari dua kata itu - himda dan shalom - seringkas
mungkin.
a. Himda - Ayat dalam teks asli bahasa Ibrani
itu berbunyi: "ve yavu himdath kol
haggoyim," yang secara harfiah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
akan berbunyi: "will come the Himda of all nations." Huruf akhir
hi dalam bahasa Ibrani seperti juga dalam bahasa Arab, diganti dengan
th, atau t, bila dalam kasus kata empunya (genitive case). Kata
itu berasal dari bahasa Ibrani kuno atau lebih tepat bahasa Aramia, akar kata
"hmd" (konsonan diucapkan
"hemed"). Dalam bahasa Ibrani biasanya hemed dipergunakan dalam arti hasrat,
merindukan, selera, gairah. Perintah kesembilan dari Kitab Decalogue ialah "Lo
tahmod ish reikha" (kamu tidak boleh merindukan isteri tetanggamu). Dalam bahasa
Arab kata kerja himda, dari konsonan hmd, berarti; "memuji" dan sebagainya.<
Ahmad: kedatangan akan Israel orang-orang kepada memberitahukan Jesus bahwa
menyatakan (61:6) Qur?an Al Suci Kitab menentukan. dan terbantahkan tidak tetap
Himda untuk Arab bahasa bentuk adalah Ahmad kenyataan diterima, yang itu kata
arti dua dari manapun Yang dirindukan? atau dihasratkan, didambakan, sangat
daripada selain terkenal dipuji lebih Apakah
"Dan
ketika Jesus,putra Maryam berkata: "Hai bani Israel, aku diutus oleh Allah untuk
menegaskan Kitab Taurat yang sebelum aku, dan untuk memberitakan seorang Utusan
yang akan datang sesudah aku yang bernama Ahmad." Namun setelah dia datang
kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang jelas, mereka berkata: "Ini adalah
sihir yang nyata."
Injil Yohanes yang
ditulis dalam bahasa Yunani mempergunakan kata Paracletos, sebuah bentuk bahasa
yang tidak dikenal oleh literatur klasik Yunani. Tetapi Peryclytos, yang persis sama dengan
Ahmad dalam pengertian "terkenal" (illustrious), "mulia" (glorious) dan
"terpuji" (praised), dalam tingkat superlatif, seharusnya itulah terjemahan
dalam bahasa Yunani untuk Himda atau Hemida dalam bahasa Aramia sebagai bahasa
yang dipakai oleh Jesus. Astaga! tidak ada Injil yang masih tersisa dalam bahasa
asli yang dipergunakan Jesus!
b. Tentang etimologi dan pengertian kata shalom, shlama, dan dalam
bahasa Arab salam, Islam, saya rasa tak perlu menyeret pembaca ke dalam detail
linguistik. Setiap
pakar bahasa Semit mengetahui Shalom dan Islam berasal dari satu akar yang sama
dan bahwa keduanya berarti damai, penyerahan diri, dan
ketawakalan.
Dengan kejelasan
masalah ini saya ingin memberikan sedikit eksposisi tentang ramalan Haggai ini.
Agar dapat mengerti dengan lebih baik, biarlah saya kutip ramalan lainnya dari
buku terakhir dari Perjanjian Lama yang disebut Mallachai, atau Mallakhi, atau
dalam versi yang sah, Malachi (pasal. iii, I):
"Perhatikanlah, Aku akan mengirimkan UtusanKu, dan ia
akan menyiapkan jalan sebelum aku; tiba-tiba dia datang ke kuilnya. Dia ialah
ADONAI - yaitu Tuan (Lord)) yang kalian inginkan, dan Utusan dari
Perjanjian (Covenant) dengan siapa kalian merasa senang. Lihatlah dia datang,
kata Tuhan.
Lalu bandingkan
dengan firman Allah yang misterius dan penuh kebijakan yang tersimpan dalam ayat
suci dari Al Qur'an: "Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hambaNya pada
satu malam hari dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang diberkati
kelilingnya, untuk Kami perlihatkan kepadanya tanda-tanda Kami! Sesungguhnya
Dialah Yang Mendengar, Yang Melihat." (Q.
17:1)
Bahwa orang yang tiba-tiba datang ke kuil sebagaimana
diramalkan oleh kedua dokumen Injil tersebut di atas adalah Nabi Muhammad saw
yang dimaksudkan dan bukan Nabi Isa as, argumentasi berikut kiranya
sudah cukup bagi pengamat yang tidak memihak:
-
Pertalian "darah", hubungan dan keserupaan antara dua tetogram Himda dan Ahmd, dan identitas akar kata hmd dari mana berasal kedua substansi itu sama sekali tidak menimbulkan keraguan apapun bahwa subyek dalam kalimat: "dan Himda dari semua bangsa akan datang" adalah Ahmad; dengan kata lain Muhammad. Tidak ada hubungan etimologis apapun antara himda dan nama-nama lain seperti "Jesus", "Kristus", "Penyelamat", bahkan tidak satu huruf matipun (konsonan) yang serupa di antara nama-nama lain tersebut.
-
Bahkan kalaupun diperdebatkan bahwa bentuk bahasa Ibrani untuk Hmdh (baca himdah) dalam arti substantif yang abstrak "hasrat, nafsu, kerinduan, dan pujian," maka argumentasi itu tetap menguntungkan tesis di atas (No.1); karena bentuk bahasa Ibrani dalam etimologi akan persis sama dalam arti dan keserupaan, atau mungkin lebih baik dikenali sebagai bentuk bahasa Arab Himdah. Dalam pengertian yang manapun yang anda kehendaki dari tetogram Hmdh, hubungannya dengan Ahmad dan Ahmadisme adalah menentukan dan final, dan tidak memiliki hubungan apapun dengan Jesus atau Jesusisme! St Jerome dan sebelum dia juga para pengarang Septuagint telah mempertahankan tanpa perubahan bentuk kata Ibrani Hmdh, dan tidak (instead of) menuliskan dalam bahasa Latin "cupiditas" atau bahasa Seek "euthymia" sebagai gantinya, maka sangatlah mungkin bahwa para penterjemah yang diperintahkan oleh Raja James I juga akan telah mereproduksi bentuk yang asli dalam Versi Resmi (Authorized Version), dan Masyarakat Injil telah meniru dalam terjemahan mereka ke dalam bahasa yang Islami.
-
Kuil Zorobabel harus lebih mulia dari pada kuil Suleiman karena, seperti diramalkan oleh Mallakhi, Nabi Besar atau Utusan dari Perjanjian (Covenant) "Adonai" atau Sayid dari para utusan akan berkunjung secara tiba-tiba, sebagaimana telah dengan sebenarnya diperbuat oleh Nabi Muhammad selama dalam perjalanan malam ajaibnya (Isra' mi'raj) seperti diungkapan dalam Al Qur'an! Kuil Zorobabel diperbaiki atau dibangun kembali oleh Herod Agung. Dan Jesus, tentunya pada setiap kesempatan dari kunjungannya yang sering ke kuil itu, memberikan kehormatan kepada kuil itu dengan pribadinya yang suci dan kehadirannya. Benarlah setiap kehadiran dari para Nabi di Rumah Tuhan itu telah menambahkan kebanggaan dan kesucian pada tempat suci itu. Namun sejauh itu, paling tidak haruslah diakui, bahwa Injil, yang mencatat kunjungan Kristus ke kuil itu serta pelajarannya di kuil itu, tidak berhasil menyebutkan adanya orang-orang diantara para pendengarnya yang menerima ajaran Jesus itu. Semua kunjungannya ke kuil itu dilaporkan sebagai berakhir dengan pertentangan yang pahit dengan para pendeta Farisi yang tidak mempercayainya! Juga harus disimpulkan bahwa Jesus bukan saja tidak membawa "perdamaian" kepada dunia sebagaimana dia nyatakan secara sengaja (Matius xxiv, Markus xiii., Lukas xxi.), tetapi dia bahkan meramalkan pemusnahan total dari kuil itu (Matius x.34, dst.) yang terbukti kurang lebih 40 puluh tahun kemudian oleh orang-orang Roma, pada saat penyebaran (exodus) orang Israel disempurnakan.
-
Ahmad, sebagai bentuk kata lain nama Muhammad dan dari akar kata dan pengertian yang sama, yiatu "terpuji" selama perjalanan malamnya mengunjungi tempat suci dari reruntuhan kuil, seperti tersebut dalam Al Qur'an, dan di sana sini, menurut tradisi (al Hadith) yang suci berulangkali dia ucapkan kepada para sahabatnya, mengimami sholat dan dzikir kepada Allah yang dihadiri semua Nabi; dan kemudian bahwa Allah "memperjalankannya di malam hari dari Mesjid yang suci ke Mesjid yang jauh yang diberkati Allah sekelilingnya agar Allah dapat menunjukkan kepadanya Tanda-Tanda Allah." (Q.17:1) kepada nabi yang terakhir. Bila Musa dan Ilyas dapat muncul secara jasmaniah di bukit transfigurasi, mereka dan ribuan Nabi-Nabi lainnya juga dapat muncul di lapangan kuil di Jeruzalem; dan itu terjadi dalam "kunjungan yang mendadak" Nabi Muhammad ke "kuilnya" (Matius iii.1) bahwa Tuhan benar-benar telah memenuhinya "dengan kemuliaan." (Haggai ii)
Bahwa Aminah, janda Abdullah, keduanya meninggal sebelum kebangkitan Islam, telah memberikan nama kepada anak laki-lakinya yang yatim "Ahmad", nama yang patut yang untuk pertama kalinya dipakai dalam sejarah manusia, menurut keyakinan saya yang hina, adalah keajaiban yang terbesar yang menguntungkan Islam. Kalifah kedua., Hazrat Umar, membangun kembali kuil itu, dan reruntuhan Mesjid agung di Jeruzalem, dan akan tetap demikian hingga akhir zaman, merupakan monumen abadi dari kebenaran perjanjian yang telah dibuat oleh Allah dengan Ibrahim dan Ismail (Genesis xv.- xvii)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar