Roda itu selalu berputar, dan
tidak selamanya kita menjadi muda suatu ketika nanti akan tiba masanya rambut kita memutih, pandangan mata kita sudah mulai tak jernih, dan langkah kaki kita pun semakin tertatih.
Maka Saat itu sudah bukan waktunya lagi kita bercermin tentang pola asuh anak-anak kita. Tapi saat itu kita akan mulai membutuhkan perhatian anak-anak kita. saatnya waktu itu kita menguduh apa yang kita tanam.
Sedikitnya waktu yang
kita luangkan untuk anak kita saat ini, apalagi tidak adanya kualitas dalm interaksi yang kita lakukan, maka jangan heran jika suatu saat nanti anak kita, juga
hanya akan meluangkan waktu sisanya untuk kita.
Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang mengisahkan tentang ayah, Allah menyebutkannya
sebanyak kurang lebih empat belas kali dan isteri di sebutkan sebanyak dua kali.
berarti dalam hal ini, bisa di tarik kesimpulan bahwa, ayah memiliki peranan penting dan besar, dalam pengasuhan anak-anak mereka.
Dalam pengamatan saya selama menjadi guru BK, di sebuah sekolah SLTA di Jawa Timur.(maaf tidak saya sebutkan nama sekolahnya karena kode etik seorang konseling), bahwa anak wanita yang baik prilakunya, atau Seorang anak perempuan yang tumbuh dan besar dengan kasih sayang dari ayahnya ia tidak akan mudah jatuh ke dalam pelukan laki-laki yang kurang baik. Apalagi yang tidak punya adab dan etika.
Dalam pengamatan saya selama menjadi guru BK, di sebuah sekolah SLTA di Jawa Timur.(maaf tidak saya sebutkan nama sekolahnya karena kode etik seorang konseling), bahwa anak wanita yang baik prilakunya, atau Seorang anak perempuan yang tumbuh dan besar dengan kasih sayang dari ayahnya ia tidak akan mudah jatuh ke dalam pelukan laki-laki yang kurang baik. Apalagi yang tidak punya adab dan etika.
Mengapa? karena ia tumbuh dengan
kasih sayang dan rasa pengawasan dari sosok laki-laki,(ayahnya) dan anak-anak perempuan
yang mereka dekat dengan ayahnya, ia tidak akan merindukan sosok laki-laki lain.
BAGAIMANA DENGAN ANAK LAKI- LAKI ?
Anak laki-laki yang besar tanpa bimbingan dari ayahnya ada kemungkinan ia bisa menjadi gay ( atau laki laki yang lemah gemulai)
Mengapa ?
Karena selama ini hanya sosok ibu yang ia lihat. Akhirnya karakter
yang mendominasinya lebih ke sosok kewanitaan, ATAU menjadi laki laki yang tidak memiliki kewibawaan, karena hilangnya sikap tegas dalam
dirinya.
Masalah yang ia lalui selalu dengan deraian air mata dan perasaan. Dan selalu
banyak keragu-raguan dalam mengambil sikap dan keputusan dalam setiap langkah hidup yang di tapakinya.
SEBALIKNYA
Ayah
itu juga jangan hanya sebagai eksekutor saat anak membuat masalah sedangkan ibu adalah tokoh
utama dalam mengasuh anaknya. Kalau peran ayah hanya sekedar dalam menghukum anak ketika anak
berbuat salah, kemungkinan yang terjadi di benak anak, mereka akan menjadi takut dengan ayahnya lalu mulai timbul
perasaan untuk membenci ayahnya.
Tidak disangkal bahwa seorang ibu adalah Madrasatul ula ( pendidik utama dan pertama) untuk anak, tetapi sang ayah adalah kepala sekolah. Jadi ayah memiliki wadah sekaligus peran dan fungsi lebih besar dalam mendidik putra putri mereka. Bahkan doa-doa sang ayah pun tidak kalah Mujarabnya di samping doa seorang ibu.
Maka doa-doa seorang ayah menjadikan keduanya (ayah dan anak) memiliki keterikatan hati yang cukup dekat.
Sedikitnya waktu yang bisa di lalui karena kesibukan seorang ayah tidak menjadikan mereka
berjauhan tetapi semakin sedikitnya kebersamaan mereka maka semakin berarti
untuk keduanya Bahkan dari sedikitnya waktu itu pula memungkinkan bisa menjadi kedekatan yang berkualitas antara
keduanya. Karena semua di landasi dengan perhatian, kasih sayang, empati dan simpati.dan semua itu di bungkus dengan untaian doa-doa sang Ayah kepada Alloh untuk putra putrinya.
Ayo belajar menjadi orang tua, orang tua yang bijaksana dan bukan bijaksini, orang tua yang memliki kearifan lokal untuk hal -hal yang bukan prinsip.
Inti tulisan saya kali ini adalah :
Inti tulisan saya kali ini adalah :
- bagaimana kita berupaya menjadi sosok orang tua yang di rindukan oleh anak anak kita. sebab kalau hanya kita yang merindukan mereka adalah hal yang biasa.
- kehadiran kita menjadi solusi bagi mereka, ketiadaan kita menjadikan kerinduan anak anak kita.
- Buah tangan dan oleh-oleh terbaik bagi kita (orang tua ) adalah jika kita (para orang tua) dijadikan sosok figur yang dirindukan oleh anak-anak kita
Masyaallah semoga kita
bisa menjadi orang tua yang dirindukan oleh anak-anak kita hari ini dan kelak, amiin ya Rabb.
Wallohu a'lam bishowab.
Pak J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar