RADEN FATAH
( Palembang 1455 Demak 1518) .
Ibunya putri campa seorang muslimah. Sebagaimana ibunya Raden Patah menganut agama Islam. Pada masa mudanya Raden Fatah memperoleh pendidikan yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik. 20 tahun lamanya ia hidup di istana Adipati Majapahit penguasa Palembang, Arya Damar. Sesudah dewasa ia kembali ke Majapahit.
Raden Patah dilahirkan di saat Majapahit sedang mengalami situasi yang tidak menentu setelah Hayam Wuruk meninggal. Sejak itu terjadi perebutan kekuasaan antara wikramawardhana menantu Hayam Wuruk yang memperoleh limpahan mahkota Majapahit, dan wirabumi, putra dari salah seorang selir Hayam Wuruk.
Setelah dianggap mampu oleh Raden Rahmat, Raden Patah dikawinkan dengan cucunya Nyi Ageng maloka. Selanjutnya ia dipercaya untuk menjadi mubaligh dan membuat pemukiman masyarakat muslim di Bintoro, yang kemudian menjadi Demak dengan diiringi oleh Sultan Palembang aryadilla, beserta 200 tentaranya. Ia memusatkan kegiatannya di Bintoro, karena daerah tersebut direncanakan oleh Wali Songo sebagai pusat Kerajaan Islam di Jawa. di daerah itu ia mendirikan pondok pesantren. Penyiaran agama Islam di daerah itu sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perlahan-lahan daerah tersebut menjadi pusat keramaian dan Perdagangan. Para wali bersepakat mengangkatnya sebagai Sultan Demak dengan gelar Sultan alam Akbar Al Fatah.
Kemudian ia melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Ia memerintah sampai tahun 1518 dan Demak menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa sejak pemerintahannya.
Dalam masa pemerintahannya, Raden Patah telah berhasil dalam berbagai bidang, diantaranya:
1 perluasan dan
pertahanan kerajaan
2 pengembangan Islam
dan pengamalannya
3 sistem musyawarah dan kerjasama ulama
dan umaro. Keberhasilan Raden Patah dalam perluasan dan pertahanan kerajaan bisa dilihat ketika ia dapat menaklukkan girindrawardhana yang merebut Tahta Majapahit pada (tahun 1478) dan dapat mengambil alih kekuasaan Majapahit. Selain itu ia juga mengadakan perlawanan terhadap Portugis, yang telah menduduki Malaka dan ingin mengganggu Demak. Ia mengutus pasukan dibawah pimpinan putranya Adipati Muhammad Yunus atau Pati Unus 1511, tetapi gagal. perjuangan Raden Patah kemudian dilanjutkan oleh Pati Unus yang menggantikannya pada (tahun 1518 ).
Dalam bidang pengamalan Islam dan pengembangannya Raden Patah telah mencoba secara perlahan-lahan dan bijaksana untuk menerapkan hukum Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Di samping itu ia juga membangun Keraton dan mendirikan masjid (1489) yang sampai sekarang terkenal dengan Masjid Agung Demak. Pendirian Masjid itu dibantu sepenuhnya oleh para wali.
Setelah berumur 20 tahun Raden Patah Dikirim kepada Raden Rahmat (Sunan Ampel) untuk memperoleh pendidikan agama. Ia mendalami agama Islam bersama dengan pemuda-pemuda lainnya, seperti Raden paku (Sunan Giri) dan Putra Raden Rahmat Maulana Ibrahim (Sunan Bonang) dan Raden Qosim (Sunan Drajat).
Ensiklopedi Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar