Tidak salah jika ada sebagian orang berpendapat bahwa
hidup dan mati itu penuh misteri, sulit untuk di lukiskan dan susah untuk sekedar dibayangkan.
Sebab.....jangankan kematian,..... hidup saja penuh dengan teka teki.
Begitu banyak permasalahan hidup ini bermunculan dan bahkan tidak sedikit jumlah problem yang datang itu....tapi..........kebanyakan kita tidak mengerti bagaimana jalan keluarnya yang paling sempurna.
Walaupun puluhan kata Nashirun dan Waliyun yang bermakna penolong dan pelindung di sebut dalam al qur'an tetapi kita sering kali melihat dan mengamati bahwa hidup manusia ini, tampaknya seperti untung untungan dan kebetulan.
Coba mari kita amati.....................................
hidup dan mati itu penuh misteri, sulit untuk di lukiskan dan susah untuk sekedar dibayangkan.
Sebab.....jangankan kematian,..... hidup saja penuh dengan teka teki.
Begitu banyak permasalahan hidup ini bermunculan dan bahkan tidak sedikit jumlah problem yang datang itu....tapi..........kebanyakan kita tidak mengerti bagaimana jalan keluarnya yang paling sempurna.
Walaupun puluhan kata Nashirun dan Waliyun yang bermakna penolong dan pelindung di sebut dalam al qur'an tetapi kita sering kali melihat dan mengamati bahwa hidup manusia ini, tampaknya seperti untung untungan dan kebetulan.
Coba mari kita amati.....................................
Betapa sering kita mendengar bencana tsunami misalnya, kebakaran atau kecelakaan,............................ dari korban-korban yang ada itu, mereka berdoa, mereka meminta pada tuhan dengan sungguh-sungguh, agar hidupnya tidak terjadi musibah, tapi lihat apa yang terjadi .........? padahal kalau di lihat dari mereka berdoa dan meminta, sesungguhnya mereka telah punya kesadaran diri,dan tentang eksistensi Nya, akan tetapi tetap saja jiwanya tersapu oleh kejadian itu.
Sebaliknya banyak dari manusia yang pasrah .....hidup yaa mau , mati yaa juga mau atau mereka-mereka yang secara kesadaran dirinya belum tumbuh (Misal kasusnya bayi), eee............. malah ndak papa, malah selamat. Benarkah hidup ini hanya sebuah kebetulan belaka?
Tentu jawabnya tidak demikian karena sesungguhnya hidup itu adalah " tentu", hidup adalah "pasti", tidak boleh tidak .....bahasa kerennya hidup itu adalah sebuah keniscayaan bukan kebetulan.
Tetapi ketidak pastian senantiasa menghantui orang yang hidup.
Tetapi ketidak pastian senantiasa menghantui orang yang hidup.
Setiap hari orang yang mengaku beriman senantiasa menjalankan sholat dan berdoa untuk meminta pertolongan kepada Alloh .....Tetapi dalam kenyataanya mereka tidak mendapatkan kepastian apakah tuhan bakal menolong atau tidak?.kalau tidak pasti terus gimana?
Sebenarnya relasi atau hubungan antara Hamba Dan Tuhan itu dalam keniscayaan. Sebagaimana di nyatakan dalam al Qur'an surat al Mu'min(40)ayat 60. Di sana di sebutkan bahwa Alloh (tuhan) pasti mengabulkan permohonan "hamba "Nya. kurang apa coba? pasti mengabulkan lhoo
Tetapi Kata hamba dalam pernyataan diatas diberi tanda petik. dalam hal ini mengandung maksud bahwa bukan sekedar hamba sebagai status yang di maksudkan, tetapi lebih pada hamba yang benar-benar menghamba atau melayani tuhanya, lewat pelayanan kepada sesama makluk.
Dalam ayat itu (al Mu'min(40)ayat 60) di katakan bahwa yang di kabulkan doanya itu, adalah hamba yang beribadah kepada Nya dengan tidak menyombongkan diri. Loh kok tidak menyombongkan diri ?...... apa maksudnya ....apakah ada orang ibadah itu yang sombong? terus apa hubunganya sombong dengan melayani?
Tentu masih ada orang yang ibadah sementara ia masih menyombongkan diri. tetapi kalau ia melayani (baca Pelayan) maka akan susah di cari peluang untuk sombong bagi seorang pelayan.
oleh karena itu, bagi mereka yang beribadah dengan memaknai dan mempraktekan ibadahnya untuk melayani,maka peluang pelayan untuk berbuat sombong dalam beribadah sangat kecil, sebab sang pelayan tau persis siapa yang sedang di ibadahi.
Bagaimana cara untuk melayani Tuhan mungkinkah kta bisa melayani tuhan? padahal sering kali kita dapat informasi bahwa tuhan tidak memerlukan makluk apalagi pelayanannya? iya betul tapi ada ayat yang mengatakan:
“Berbuat baiklah engkau (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu”. (QS. al-Qashas : 77).
ayat ini berarti mengandung makna pelayanan.
Terus Bagaimana prakteknya ? praktek operasionalnya bukan kita membuat sesaji seperti agama lain untuk di haturkan kepada tuhan, Tetapi cukup hanya dengan saling melayani keperluan hidup sesama hamba di alam kehidupan ini.
Tentu masih ada orang yang ibadah sementara ia masih menyombongkan diri. tetapi kalau ia melayani (baca Pelayan) maka akan susah di cari peluang untuk sombong bagi seorang pelayan.
oleh karena itu, bagi mereka yang beribadah dengan memaknai dan mempraktekan ibadahnya untuk melayani,maka peluang pelayan untuk berbuat sombong dalam beribadah sangat kecil, sebab sang pelayan tau persis siapa yang sedang di ibadahi.
Bagaimana cara untuk melayani Tuhan mungkinkah kta bisa melayani tuhan? padahal sering kali kita dapat informasi bahwa tuhan tidak memerlukan makluk apalagi pelayanannya? iya betul tapi ada ayat yang mengatakan:
“Berbuat baiklah engkau (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu”. (QS. al-Qashas : 77).
ayat ini berarti mengandung makna pelayanan.
Terus Bagaimana prakteknya ? praktek operasionalnya bukan kita membuat sesaji seperti agama lain untuk di haturkan kepada tuhan, Tetapi cukup hanya dengan saling melayani keperluan hidup sesama hamba di alam kehidupan ini.
Maka berbuat saling melayani adalah bagian ibadah yang mengundang pertolongan Alloh dan menjadi "jaminan" terkabulnya permintaan hamnba kepada tuhan yang di sembahnya.
Sehingga hakekat penolong kita tetaplah Alloh Swt.
Sehingga hakekat penolong kita tetaplah Alloh Swt.
Wallohu a'lam bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar