Sabtu, 06 September 2025

MENGAJAR HANYA PEKERJAAN, MENDIDIK ADALAH PANGGILAN KEHIDUPAN

 Ruang Ide,

Serius deh, sepintar apa pun kita bikin RPP, secanggih apa pun metode yang kita bawa dari seminar, kalau anak di kelas malah molor, ngobrol sendiri, atau ngelihatin HP sambil cengar-cengir, itu tandanya ada yang keliru. Bukan di mereka, tapi di kita.

Kenapa? Karena kita cuma jadi guru pengajar. Datang, buka buku, kasih tugas, ngasih nilai. Udah. Kadang malah mirip guru les keliling—bedanya, kita digaji negara.

Padahal anak-anak itu nggak cuma butuh otaknya dipenuhi materi. Mereka butuh hatinya disentuh. Butuh contoh nyata gimana caranya hidup dengan benar. Mereka butuh sosok yang bisa mereka segani, yang kalau ngomong nggak cuma masuk kuping kiri keluar kuping kanan.

Baca Jua: ketika-ilmu menjadi jalan mengenal "Dia"


Nah, itu bedanya dengan guru pendidik.
Guru pendidik itu nggak sekadar ngejar target kurikulum. Dia ngajarin anak buat kenal Tuhannya, sayang sama orang tuanya, hormat pada gurunya, dan peduli sama sekitar. Dia bisa bikin anak merasa “aku harus berubah” bukan karena takut nilai jelek, tapi karena sadar ini buat masa depannya.

Kalau kita cuma ngajar, anak paling inget kita sebatas, “Oh iya, Bu itu pernah ngasih PR banyak banget.” Tapi kalau kita mendidik, anak bakal inget seumur hidup, “Pak itu pernah ngajarin aku jadi manusia yang lebih baik.”

Mau sehat dengan cara murah :Susu Kambing Etawa,tanpa gula sintetis

Jujur aja, pilih yang mana: mau dikenal sebagai tukang ngasih soal, atau jadi orang yang dikenang karena menyalakan arah hidup murid?

Mengajar itu pekerjaan.
Mendidik itu panggilan jiwa.

Pak J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar