Aku selalu percaya, mendidik bukanlah sekadar membuat muridku cerdas, apalagi hanya pintar berhitung atau pandai menjawab soal ujian. Bukan itu yang aku cari. Tujuan utamaku jauh lebih jauh dari sekadar angka rapor dan nilai.
Aku ingin mengajar karena aku ingin menyampaikan kebaikan. Aku ingin menanamkan akhlak yang benar, kebenaran yang Allah perintahkan. Aku ingin menjadi jalan, sekecil apa pun, agar muridku mengenal "DIA" mengenal Tuhannya. Jika melalui pelajaran sederhana yang aku sampaikan, mereka belajar untuk jujur, taat pada orang tua, hormat kepada guru, peduli pada sesama, menjaga diri, mencintai lingkungannya, dan berbuat baik kepada bangsanya-maka itu sudah lebih dari cukup bagiku.
Baca juga :Jangan rusak warisan sejarah bangsamu:
Aku tidak butuh menjadi guru yang populer, tidak menginginkan jabatan, dan memburu sertifikasi dari negaraku. dan aku juga tidak perlu muridku mengingat namaku selamanya. Aku hanya ingin mereka mengingat Allah, mengenal-Nya, dan menjalani hidup dengan hati yang bersih. Sebab apa gunanya ilmu yang tinggi, jika hati tetap rendah dan hina? Apa artinya pintar, jika tidak berbuat benar?
Bagiku, mendidik bukan sekadar memindahkan pengetahuan. Mendidik adalah menyalakan cahaya di hati anak-anak, agar cahaya itu menuntun langkah mereka, bahkan ketika mereka sudah tidak lagi duduk di hadapanku.
Baca Juga: Negeri cerdas mengapa harus dipimpin oleh .....
Dan bila suatu hari mereka tumbuh menjadi manusia yang penuh empati, yang peduli kepada dirinya, keluarganya, sesamanya, dan Tuhannya-maka di situlah letak kebahagiaan seorang guru sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar