Kisah ini adalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tempat dan peran maka Anggaplah itu sesuatu yang tidak pernah ada.
Adalah di suatu tempat
ada sebuah sekolah yang bernama Sekolah Bumi dan langit. Dinamai sekolah Bumi Langit karena misinya adalah: siswa tidak hanya sekedar menguasai keterampilan yang berkaitan dengan dunia tetapi juga keselamatan di akhirat. Maka pada sekolah ini akhlak sangat ditekankan dalam pendidikannya.sekolah yang mendidik anak anak remaja usia sma ini berada disuatu pinggiran desa disebuah wilayah karesidenan di belahan negara bekas wilayah kota Majapahit.
Sayang sekali murid-murid yang belajar di sini sebagian kecil nya tidak menyadarkan dirinya bahwa dia adalah seorang murid, bahwa dia sedang mencari ilmu, bahwa dia sedang mendadar dirinya di kawah candra dimuka.
mondok-dan-memondokan-anak-itu-ndak-enak.
Dia juga tidak menyadarkan dirinya bahwa dia sedang menjadikan dirinya, memantaskan dirinya sebagai manusia dan hamba sang pencipta.
Pantaskah saat jam pelajaran tidur begini |
Saat di bangunkan paikri dengan cepat bangun tp paisal dan paijo tidak mau bangun sehingga pak soimin pura pura nyapu dan diarahkan keanak yg tidur tadi, Supaya cepat bangun.
Benar.... akhirnya anak itu bangun tapi dengan kemarahan yang luar biasa.
Kejadian ini didiskusikan Pak shoimin dengan teman guru yang lainnya.
inilah percakapan beliau Shoimin (SHO) dan pak Barjo (BAR)
Sho : Pak, kelas tata lingkungan 26 saat jam ganti pelajaran mereka kok banyak yg tidur?
Bar : Ya di bangunkan pak...
Sho : Sudah pak, tapi mereka bangun sambil marah marah.
Bar : Mungkin cara pak shoim membangunkan salah sehingga dia marah.
Sho : Yang benar bagaimana pak Barjo?
Bar : Tepuk tanganya pelan dan lembut.
Sho : Kalau tidak bangun?
Bar : Biarkan pak .itu anak orang lain.mereka merasa bayar di sekolah ini.
Mereka menganggap gurunya adalah orang upahan.dan dia plus ortunya adalah
juraganya.
Sho: Oh begitu yaaa. Kalau semua pendidik membiarkan prilaku demikian, terus gimana akhlaq bangsa ini kedepan? Bukankah mereka berprilaku sombong layaknya juragan itu karena kebodohan akhlaq mereka, mereka melakukan seperti itu karena kebodohan mereka atau memang di rumah
mereka tidak pernah diajarkan tata krama yang baik terhadap guru oleh orang tuanya?
Bukankah perilaku seperti itu karena dirinya tidak paham posisinya sebagai murid pak Barjo?
Bar : Lantas kita terus bagaimana Pak Shoim? bukankah kita berada di bawah pengawasan drakula yang bernama "Ham" kalau salah sedikit penjara pak?
Sho :Tugas apapun itu, pasti ada resiko. Akan tetapi kalau kita membiarkan anak yang tidak paham dengan posisinya maka kita menjadi orang yang dosa. Begini maksud saya, Mungkinkah seorang guru membangunkan murid kalau mereka tidak tidur?
Bar: Tidak mungkin itu namanya guru gila (sambil terkekeh pak barjo menjawab)
Sho : Lantas kenapa kita (para guru) di permasalahkan cara kita membangunkan siswa yg tidur? Padahal tidak semestinya kelas jadi tempat tidur anak akibat begadang malam ?
Baca juga ini: Lulus-Sekolah-cepat-kerja-SMK-SUNAN GIRI.
Kalau mereka tau posisi saat mereka di kelas sebagai dan sedang apa? tentu mereka tidak akan berprilaku bodoh seperti itu. Tentu mereka tidak akan marah-marah, apalagi kepada sosok yg mendidik mereka pada calon kesuksesan masa depanya.
Kemarahan anak saat di bangunkan dari tidur di ruang kelas saat pelajaran, dengan mempermasalahkan cara guru membangunkan mereka dari tidurnya, hal itu karena :
1. Anak seperti ini adalah anak sombong. Mengapa?
Karena mereka merasa sekolahnya sudah bayar.maka mereka minta di perlakukan layaknya pembayar. Dalam otaknya hanya ada pikiran saya sekolah bayar kok? Kok di perlakukan seperti ini. hubungan mereka dengan guru / sekolah di anggap layaknya pedagang dan mereka adalah pembelinya.( transaksional) sehingga membangunkan mereka dari tidur di kelas saat jam pelajaran termasuk menggangu privasi mereka. (Luar biasa kan sombongnya)
2. Tabiat sombong itu turunanya adalah meremehkan. (baik terhadap kelas ,teman, pelajaran ,guru dan sekolah .sehingga mereka mengganggu teman,membiarkan pelajaran berlalu tanpa ikut, tidak taat pada guru, tidak sopan terhadap guru, berkata kotor di dalam kelas layaknya preman terminal, duduk kaki di angkat di atas meja saat ada guru mengajar itu, adalah hal biasa ,hak asasi dan seakan akan tidak boleh guru menegurnya. ( hebatkan)?
Akhlaq yang tidak pantas ketika di dalam kelas |
Pelajar yang punya mindset sebagai juragan dan menganggap guru sebagai orang upahan, maka model belajarnya 70 % ( berdasar pengamatan kelas) di pastikan acak acakan alias tidak tertib.
belajar ogah-ogahan. buku lks semua di tarus bangku kelas, datang kesekolah hanya setor wajah dan berlenggang kangkung, di dalam kelas tidak memburu pengetauan ahklaq dan ketrampilan, tapi hanya memburu nilai ( baca Angka, 75,80,90 dll) .
MELATIH BERPIKIR
modelnya mereka menghalalkan segala cara ( ngerpek, nyontek dan menjadi wartawan tanya kesana kemari tanpa mau berpikir sendiri). Mereka tidak lagi mengutamakan malu, yang penting tugas selesai dan dapat nilai. Berapapun nilainya mereka tak mempermasalahkan.Mereka berusaha bekerja sama tapi kerja sama model spt ini (ngerpek, nyontek dan menjadi wartawan tanya kesana kemari tanpa mau berpikir sendiri) sangat merugikan mereka sendiri.
Sebab bapak ibu guru memberi Tes, Ulangan, Uji kompetensi itu, tujuannya untuk melatih berpikir, agar kelak jika mereka sudah kembali kemasyarakat mereka mampu menyelesaikan masalah yang hadir, karena mereka sudah terbiasa berpikir menyelsaikan masalah waktu di bangku sekolah.
bukan sebaliknya.
Kalau sudah seperti ini,apa akan kita biarkan pak Barjo?. apakah kita masih takut dengan lembaga HAM, yang mereka sendiri kalau disuruh terjun kelas kelas model begitu di jamin ndak sampek satu minggu sudah lari.mereka?
Barjo : Iya Ya pak.... kalau saya pikir-pikir paradigma saya selama ini, dalam mengani siswa di bawah bayang bayang ketakutan HAM itu salah besar. karena ternyata murid murid kita akhlaqnya semakin tergerus dan mereka semakin menjadi binal. baik dengan saya sebagai gurunya atau dengan siapapun ketika keluar dari ruang sekolah kita.
Semoga saya bisa berubah dan mengawal mereka menjadi generasi yang berakhlaq mulia disertai ketrampilan hidup yang mumpuni.
Harapan bapak ibu guru , siswa berakhlaq mulia dengan segudang prestasi |
Penulis:
Pak J, praktisi pendidikan SMK Jawa Timur
A like it
BalasHapus