PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN PERISTIWA PENTING DISEKITARNYA
Jika kita hendak mensukseskan sebuah acara tentu kita memiliki persiapan-persiapan demikian juga kemerdekaan bangsa Indonesia persiapannya sudah
PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN PERISTIWA PENTING DISEKITARNYA
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Daulah Mughal mengalami kemunduran pada setengah abad terakhir sebelum akhirnya berakhir pada tahun 1858 M.
Dinasti Umayyah Periode Yazid bin
Muawiyah
Pembaiatan Yazid Sebagai Khalifah
bin Muawiyah, merupakan khalifah kedua dinasti Ummayah. Ia memerintah menggantikan ayahnya, yang meninggal pasca pengepungan kedua Konstantinopel. Yazid bin Muawiyah,
Bidang Seni dan Budaya
Meskipun telah memuliakan mereka, sebelum rombongan utusan
Madinah ini pulang, mereka sudah mengumumkan pemberontakan terhadap Yazid, dan
tidak mau mematuhinya lagi. Ketika ditanya tentang alasan pemberontakan, mereka
menjawab, “Yazid minum Khamar. Alat musik dimainkan untuknya. Ia juga
meninggalkan sholat, dan melanggar hukum Al-Qur’an.”
Ketika pemberontak itu menemui Muhammad bin Ali (Ibnul
Hanafiyah), untuk mengajaknya bergabung. Ibnul Hanafiyah berkata,
“menurutku apa yang kalian tuduhkan itu tidak dilakukan Yazid. Aku pernah
tinggal di kediamannya. Aku melihat sendiri Yazid rutin mendirikan sholat,
gemar berderma, bertanya tentang masalah Fikih, dan melazimkan amasl sesuai
As-Sunnah.” Setelah berdialog cukup lama, Ibnul Hanafiyah tetap teguh pada
pendiriannya, dan tidak mau ikut berperang.
Gagal mengajak Ibnul Hanafiyah bergabung, kaum pemberontak ini kemudian mengangkat dua orang pemimpin. Abdullah bin Hazhalah Al-Anshari mereka nobatkan sebagai pemimpin kaum Anshar. Sementara Abdullah bin Muthi’ Al-Adawi mereka nobatkan sebagai pemimpin kaum Quraisy. Jika kita melihat dari pola gerakan pemberontakan ini, tujuan dari pemberontakan ini sama sekai tidak jelas, dan gerakan mereka tidak solid.
Yazid berharap dapat mengatasi pergolakan warga Madinah
dengan cara yang bijak. Ia mengutus An-Nu’man bin Basyir Al-Anshari untuk
mengajak kaum pemberontak agar kembali taat padanya, bersatu, dan tidak
menyulut perpecahan umat. Usaha tersebut tidak membuahkan hasil, mereka
menolaknya. Bahkan mereka mengusir walikota Madinah beserta seluruh Bani
Umayyah dari Madinah.
Tindakan yang dilakukan para pemberontak, menyebabkan Yazid tidak mempunyai pilihan selain menghadapi pemberontak dengan cara militer. Akhirnya, ia mengirimkan pasukan besar di bawah komando Muslim bin Uqbah. Sebelum pasukan tersebut berangkat Yazid berpesan untuk menghimbau pemberontak itu sebanyak tiga kali, jika mereka tidak mau menerimanya maka perangilah.
Kaum pemberontak Madinah yakin bahwa Yazid tidak akan
tinggal diam melihat perbuatan mereka, dan pasti segera mengirimkan pasukan.
Mereka mengambil langkah-langkah untuk mengalahkan pasukan yang akan datang
tersebut, yaitu merusak sumber-sumber air yang ada di antara Madinah, dan Syam,
supaya pasukan yang dikirim Yazid mati kehausan. Selain itu, pemberontak juga
membuat parit untuk menghalangi serangan. Namun, usaha tersebut sia-sia karena
pada saat yang bersamaan daerah sekitar Madinah hujan lebat, sehingga pasukan
tidak kekurangan air.
Setibanya pasukan Muslim bin Uqbah di Madinah, ia mengimbau
pemberontak Madinah sebanyak tiga kali. Namun, mereka tidak menerimanya. Perang
terbukan pun tidak terhindarkan. Kaum pemberontak Madinah, dalam pertempuran
Al-Harrah ini, akhirnya dapat ditumpas. Abdullah bin Hanzhalah serta
tokoh-tokoh pemberontak lain dapat dibunuh. Peristiwa ini terjadi pada 27
Dzuhhijjah, 63 H.
Setelah perang Harrah usai, Muslim bin Uqbah mengeluarkan
perintah Ibahatul-Madinah (memperbolehkan pasukannya melakukan
apa saja di Madinah) selama tiga hari. Ini adalah kesalahan tersebar yang
mencoreng pemerintahan Yazid, karena selama waktu tiga hari itu pasukan-pasukan
Muslim melakukan perampasan dan pengrusakan di Madinah. Tentu saja perbuatan
tersebut tidak dapat dibenarkan, dan perbuatan tersebut dijadikan sebagai bahan
untuk menyerang sejarah mengenai dinasti Umayyah, dan pemerintahan Yazid.
Ketika Muawiyah memegang tampuk kekhalifahan, kelompok Syi’ah tidak pernah melakukan pemberontakan terbuka
Perintisan dinasti Umayyah dilakukan oleh Muawiyyah dengan cara menolak membaiat Ali, berperang melawan Ali, dan melakukan perdamaian (tahkim) dengan pihak Ali yang secara politik sangat menguntungkan Muawiyyah. Setelah kaum Khawarij berhasil membunuh Ali r.a pada tahun 661 M.
Jabatan setelah Ali dipegang oleh
putranya Hasan bin Ali selama beberapa bulan. Namun, karena tidak didukung oleh
pasukan yang kuat, sedangkan pihak Muawiyyah kuat akhirnya Muawiyyah membuat
perjanjian dengan Hasan bin Ali, yang berisi bahwa penggantian pemimpin akan
diserahkan kepada umat Islam setelah pemerintahan Muawiyyah berakhir.
Perjanjian ini terjadi pada tahun 661 M. (41 H) Dan tahun itu disebut 'Ammul
Jama'ah atau tahun Jama'ah karena perjanjian ini mempersatukan umat Islam
kembali menjadi satu kepemimpinan politik yaitu Muawiyyah.
Dinasti Umayyah berkuasa hampir
satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan empat belas khalifah. Namun
diantara sebagian mereka tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai khalifah
dengan baik, bukan hanya lemah tetapi juga memiliki moral yang buruk.
Masa pemerintahan Bani Umayyah terkenal sebagai suatu era agresif, dimana perhatian tertumpu kepada usaha perluasan wilayah dan penaklukan, yang terhenti sejak zaman Khulafa ar-Rasyidin terakhir.
Hanya dalam jangka waktu 90
tahun, banyak bangsa di penjuru empat mata angin beramai-ramai masuk kedalam
kekuasaan Islam, yang meliputi tanah Spanyol, seluruh wilayah Afrika Utara,
Jazirah Arab, Suriyah, Palestina, separuh daerah Anatolia, Irak, Persia, Afganistan,
India dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan dan
Kirgiztan yang termasuk Sovyet Rusia.
Memasuki kekuasaan masa Muawiyah
yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah, pemerintah yang bersifat demokratis
berubah menjadi monarchi heridetis
(kerajaan turun temurun). Kekhalifahan Muawiyah diperoleh dengan kekerasaan,
diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak.
Sukses kepemimpinan secara
turun-temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk
meyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah mencontoh monarchi di Persia
dan Bizantium. Dia memang menggunakan
istilah khalifah, namun dia memberikan interprestasi (Penafsiran) baru dari
kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutkan khalifah
Allah dalam pengertian penguasa yang diangkat oleh Allah.
Ibu kota negara dipindahkan
Muawiyah dari Madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa menjadi gubernur
sebelumnya. Khalifah-khalifah besar dinasti Bani Umayyah ini adalah
1. Muawiyah
bin Abi Sufyan (661-680 M),
2. Abd
al-Malik bin Marwan (685-705 M),
3. al-Walid
bin Abd Malik (705-715),
4. Umar
bin Abdul Aziz (71720 M) dan
5. Hisyam
bin Abd al-Malik (724-743 M).
Pada masa pemerintahannya, Bani
Umayyah telah banyak membuat kebijakan politik, diantaranya:
Pertama, pemindahan pusat
pemerintahan dari Madinah ke Damaskus. Keputusan ini didasarkan pada
pertimbangan politik dan alasan keamanan.
Kedua, Muawiyah memberi penghargaan kepada orang-orang yang berjasa dalam perjuangannya mencapai puncak kekuasaan. Seperti Amr bin Ash ia angkat kembali menjadi Gubernur di Mesir, Al-Mughirah bin Syubah yang diangkat menjadi Gubernur di Persia.
Pada periode awal pemerintahannya
sebagai khalifah, ia merumuskan sebuah tujuan yang jelas dalam pemerintahannya,
yaitu menekan pemerintahan Byzantium dengan cara mengepung Konstantinopel,
sekaligus sebagai upaya untuk menguasainya. Dalam mewujudkan tujuannya,
Muawiyah menerapkan beberapa kebijakan penting, antara lain:
Nama Demak sejak dulu telah dikenal banyak mendapatkan pengaruh dari pedagang Islam sehingga masyarakatnya kemudian banyak yang menganut agama Islam.
RUNTUHNYA
MAJAPAHIT BUKAN DISERANG DEMAK
Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam.
Beberapa diantaranya
memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri
sebelumnya. Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari
Kerajaan Majapahit.
Apakah kamu tahu sejarah tentang
Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama
Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.
Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam
pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam
kebudayaan.
Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, maka majapahit diserang Oleh raja kediri , maka saat itu majapahit jatuh oleh raja kediri dan kerajaan berpindah ke wilayah kediri dengan kekuatan yang semakin kecil dan melemah.
Artinya kerajaan majapahit masih ada dan berpindah
ke kediiri. Namun kekuatan nya kecil.
Kadipaten
Demak, lokasi nya kadipaten ini yang strategis sebagai jalur
pelayaran, dan satu wilayah yang mandiri, maka Akibatnya, terjadi perebutan
kekuasaan yang menyebabkan kekacauan dalam negeri. Pada saat itu terjadi banyak
pertempuran antar kadipaten untuk mengklaim bahwa mereka adalah pewaris tahta
Kerajaan Majapahit yang syah.
Letak
Kesultanan Demak
Secara geografis, Kesultanan Demak
merupakan bagian dari wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Demak. Kesultanan Demak
ini merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang bernama Bintoro. Atas
bantuan Bupati Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kesultanan Demak berdiri.
Selain itu, Kesultanan Demak juga berada pada tepi selat antara Gunung Muria
dan Jawa.
Kerajaan Demak juga memiliki
lokasi yang strategis untuk pertanian dan perdagangan. Letak Kerajaan Demak ini
sangat strategis yaitu diapit oleh dua pelabuhan besar yakni Pelabuhan Jepara
dan Pelabuhan Kerajaan Majapahit Kuno.
Raja pertama dari Kerajaan Demak kala
itu adalah Raden Patah. Ia menjadi adipati Kesultanan Demak sejak 1478. Raden
Patah merupakan putra raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya. Ia memiliki ibu
yang beragama Islam yang berasal dari Jeumpa Pasai.
pertanyaan
Raden Patah merupakan santri
Sunan Ampel. Setelah selesai menuntut ilmu kepadanya, Raden Patah kemudian
menyebarkan agama Islam di daerah Demak. Brawijaya V kemudian mengangkatnya
sebagai adipati Demak. Di bawah pemerintahan Raden Patah, Demak berkembang
menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Setelah
Raden Patah, raja yang menggantikannya adalah Pati Unus (1518-1521) dan Sultan
Trenggono (1521-1546).
Pati Unus sempat menyerang
Portugis di Malaka, tetapi gagal. Keberaniannya tersebut membuat ia dijuluki
Pangeran Sabrang lor karena pernah menyebrangi Laut Jawa menuju Malaka untuk
melawan bangsa Portugis. Setelah masa pemerintahannya berakhir, Ia digantikkan
oleh Sultan Trenggono.
Raden Patah,
raja pertama Kesultanan Demak
Demak mencapai puncak kejayaan pada
masa Sultan Trenggono. Wilayah kekuasaan Demak meliputi sebagian Jawa Barat,
seluruh Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur. Sultan Trenggono berjasa atas
penyebaran Islam di kedua wilayah tersebut. Sultan Trenggono dikenal sebagai
raja yang sangat bijaksana dan gagah berani dan berhasil memperlebar wilayah
kekuasaannya yang meliputi dari Jawa Timur dan Barat.
Sultan Trenggono berhasil
menguasai Sunda Kelapa setelah merebutnya dari Kerajaan Padjajaran. Raja Demak
ini berhasil menghalau pasukan Portugis pada tahun 1527. Pada tahun yang sama,
Ia berhasil menguasai Tuban, Surabaya, dan Pasuruan. Pada tahun 1529, Ia
meluaskan kekuasaan dengan menaklukan Madrun. Selanjutnya pada tahun 1545, Ia
berhasil menguasai Malang dan Blambangan.
Sultan
Trenggono berhasil membawa Kesultanan Demak pada masa kejayaannya.
Kondisi ekonomi kesultanan ini pada awalnya sangat memprihatinkan karena Raden Patah menetap di Gresik, kemudian Ia pindah ke wilayah Demak dan mendirikan bandar dagang. Saat itu, Demak merupakan pelabuhan penting di pesisir Jawa karena ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dagang dari berbagai daerah. Hal ini tidak dapat terlepas dari jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
Menurut catatan Tome Pires, Demak
merupakan kesultanan yang sangat makmur, pertaniannya menghasilkan beras yang
berlimpah, bahkan sebagian di ekspor ke Malaka melalui pelabuhan milik
kesultanan tersebut. Demak telah memiliki armada kapal jung (besar) hingga 40
buah.
Kapal-kapal ini melayani jalur
perdagangan di sepanjang pantai utara Jawa hingga ke Palembang, Jambi, Bangka,
Belitung, dan Tanjungpura. Sedangkan, kondisi kebudayaannya dimulai dari raja
nya. Raden Patah dikenal sebagai orang yang menyukai seni, terutama wayang.
Ia mengubah bentuk wayang sehingga
tidak lagi sama bentuknya dengan yang terpahat pada relief candi. Ia juga
membangun Masjid Agung Demak, sebuah masjid yang masih berdiri megah di Kota
Demak sampai saat ini. Selain itu, ia menciptakan seperangkat gamelan yang
diberi nama gamelan sekati. Sampai sekarang, gamelan ini masih terawat dengan
baik dan masih dimainkan pada waktu-waktu tertentu di halaman Masjid Agung
Demak, terutama pada perayaan Maulid Nabi.
Anak anak pertanyaan tetap ada, silahkan di cari dalam bacaan ilmu ke 8 ini dan jawab di kolom koment dibawah ini.
JANGAN LUPA TETAP MENGISI DATA YANG ADA DI GOOGLE FORM
biasakan membaca , baca, baca, baca, baca ,
1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
Perluasan wilayah pada masa Daulah Mughal berhasil menguasai Chundar,
Bani artinya keluarga Ummayah nama seseorang yang kemudian dijadikan nama keluarga oleh keturunan nya.
Dinasty adalah sebuah kekuasaan terhadap negara tertentu diwariskan
secara turun temurun
Lahirnya Bani Umayyah I Damaskus tahun 40 hijriyah atau tahun
662 Masehi. oleh Muawiyah bin Abi Sufyan di kota kecil Illiyat di wilayah
Yerussalem, diperkirakan oleh para sejarahwan sebagai sabotase terhadap
pemerintahan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahan terkahir Khulafaurrasyidin.
Karena pengangkatan Ali bin Abi Thalib oleh mayoritas masyarakat
Islam sebagai khalifah setelah Usman bin Affan tidak pernah disetujui oleh
pihak Muawiyah, maka berbagai cara dilakukan oleh Muawiyah untuk menurunkan
atau menghancurkan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahannya.
Salah satu cara yang dilakukan ialah Muawiyah dan kelompoknya
menfitnah Ali dengan menyebarkan isu bahwa Ali lah yang ada di belakang
terbunuhnya Usman bin Affan. Isu ini termakan oleh beberapa pembesar di
kalangan umat Islam, seperti Siti Aisyah, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin
Ubaidillah. Mereka mengumumkan perang terhadap Ali bin Abi Thalib karena
sewaktu mereka meminta pertanggungjawaban khalifah Ali atas kematian Usman bin
Affan, Ali dengan tegas mengatakan dia tidak tahu menahu tentang kematian Usman.
Mereka lalu berperang perang terhadap Ali bin Abi Thalib dengan
tujuan memaksa Ali untuk mengakui perbuatannya. Perang tersebut disebut perang
jamal karena Aisyah mengendarai unta pada saat memimpin perang. Kemenangan pun
berada di pihak Ali karena mayoritas masyrakat Islam mendukung Ali bin Abi
Thalib.
Kelompok Muawiyah tetap membuat propoganda untuk mengahancurkan
pemerintahan Ali bin Abi Thalib dengan cara menghimpun kekuatan besar dengan
tujuan menyerang Ali bin Abi Thalib. Tantangan Muawiyah dijawab oleh Ali dengan
mempersiapkan pasukan. Perang berkecamuk dengan menelan banyak korban diantara
kedua belah pihak yang bertikai. Perang tersebut dalam sejarah dikenal dengan
nama perang Siffin.
Dinamakan perang Siffin
karena perang tersebut terjadi di wilayah kecil Sifien, sebuah wilayah
perbukitan antara Madinah dengan Damaskus. Kemenangan perang berada di pihak
Ali karena mayoritas masyarakat Islam mendukung khalifah Ali bin Abi Thalib.
Akan tetapi pada perang sebelumnya yaitu perang Jamal, Muawiyah tidak pernah
menerima kemenangan khalifah Ali bin Abi Thalib. Sikap tidak mau menerima
kekalahan itu diwujudkan Muawiyah dengan mengajak damai khalifah Ali sampai
tiga kali dengan cara membujuk dan merobek-robek al-Qur'an. Pada akhirnya Ali
mau berdamai karena melihat al-Qur'an dirobek-robek oleh Muawiyah.
Skenario perdamaian diatur oleh Muawiyah atas ide Amru bin Ash
dan pra perdamaian dilakukan antara Muawiyah dengan Amr bin Ash di satu pihak
dan Ali dengan Musa Asy'ari di pihak lawan.
Pra perdamaian itu menyepakati untuk besok pada saat perdamaian.
Muawiyah dan Ali diumumkan diturunkan dari jabatan khalifah dan diangkat
khalifah baru atas pilihan masyarakat Islam. Ternyata besoknya pada saat
perdamaian berlangsung untuk mengumumkan penurunan Muawiyah dan Ali, yang
berdiri giliran pertama mengumumkan adalah Abu Musa karena usianya lebih tua.
Dan dia mengumumkan bahwa hari ini menurunkan Ali dari kekhalifahan.
Sementara giliran kedua Amru bin Ash berdiri kemudian
mengumumkan bahwa karena Ali sudah diturunkan dari khalifah, maka saya
mengumumkan Muawiyah menjadi khalifah yang sah. Skenario perdamaian ini disebut
arbitrase.
Sikap damai Ali ternyata tidak memberi perdamaian yang
sesungguhnya tetapi menambah sejarah panjang pertikaian Ali dengan Muawiyah.
Kelompok Ali justru pecah menjadi 3 kelompok, yaitu:
Pertanyaan yang harus kalian jawab
Muawiyah memfungsikan kelompok keras khawarij untuk membunuh
khalifah Ali dan seorang pengikut garis keras khawarij yang bernama Abdurrahman
bin Muljam pada suatu pagi setelah sholat shubuh menusuk khalifah Ali.
Wafatnya Ali disambut oleh piha Muawiyah dengan suka ria, karena
dengan demikian Bani Umayyah yang tela diproklamirkan pada tahun 40 hijriyah
akan menjadi eksis dan menjadi satu-satunya pemerintahan yang sah dalam Islam.
Demikianlah, proses lahirnya Bani Umayyah I Damaskus.
Anak anak pertanyaan tetap ada, di silahkan di cari dalam bacaan ilmu ke 8 ini dan jawab di kolom koment dibawah ini.
JANGAN LUPA TETAP MENGISI DATA YANG ADA DI GOOGLE FORM
Sultan Sultan kerajaan Islam Di Nuantara mendatangkan ulama
anak anak belajar itu bukan mencari angka atau yang sering disebut nilai.
tapi banyak membaca itu yang di wajibkan supaya wawasan, pengetauan, ketrampilan, dan akhlaq kita .
nilai hanya mengantarkar kalian mendapat Ijasah , atau bukti bahwa kamu pernah sekolah.
Tapi kalau akhlaq , ilmu dan ketrampilan yang menjadi fokus kalian inshalloh nilai dan ijasah akan gampang kalian dapatkan. bahkan kerja dan kesuksesan akan menyertai kalian karena akhlaqmu kalian yang terbina dengan baik.
tugasnya ada di tulisan biru atau coklat di bawah tulisan ini mohon di buka
Masih ingatkah anda situasi dalam kampanye pemilu ?
Bulan Agustus baru saja kita rayakan walau dengan kesederhanaan, itu artinya bahwa di bulan itu mencatat sebuah sejarah yang sangat fundamental bagi bangsa Indonesia, bahwa kita telah terlepas dari penjajah atau kita sudah merdeka.
Di sisi lain Mendikbud ,kita pernah menyampaikan program Merdeka belajar, lagi-lagi kita mendapatkan asupan motivasi kata "merdeka".
A. Sejarah Lahirnya Daulah Usmani
Daulah Usmani berasal dari salah satu suku di Turki Barat yaitu suku Kayi, pada waktu Jengis Khan (Kaisar Mongol yang Pernah Menguasai Asia dan Eropa)
A. Sebab-sebab Terjadinya Fathu Makkah
Tidak lama setelah perjanjian Hudaibiyah, suku Bani Bakr manyatakan diri kesetiaanyya kepada kafir Quraisy SEDANGKAN suku Khuza’ah menyatakan diri bergabung dengan kaum muslimin di Madinah.
Dua tahun setelah itu, suku Bani bakr dibantu kafir Quraisy melakukan serangan dan pembantaian kepada suku Khuza’ah yang menyatakan gabung dengan kaum muslimin .
Peristiwa ini jelas menodai perjanjian yang telah disepakati
bersama, untuk itu sekitar 40 orang perwakilan suku Khuzaah mengadukan
peristiwa tersebut kepada Rasulullah Saw dan meminta bantuan pasukan untuk
menyerang Bani Bakr. Tetapi permohonan ini tidak begitu saja disetujui oleh
Rasulullah Saw dan meminta mereka menunggu saat yang tepat untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
Selang beberapa waktu, Rasulullah Saw mengirimkan utusan
kepada kaum kafir Quraisy dengan membawa misi perdamaian, dan mengajukan
beberapa usulan sebagai berikut:
1.
Orang Quraisy harus menghentikan persekutuan dengan Bani
bakr,
2. Orang Quraisy harus mengganti kerugian atas jatuhnya korban dari suku Khuza`ah, atau,
3. Orang Quraisy harus menyatakan pembatalan terhadap Perjanjian Hudaibiyah.
Dari ketiga usulan tersebut, kafir Quraisy memilih
alternatif ketiga, yaitu menyetujui pembatalan Perjanjian Hudaibiyah. Kenyataan
ini membuat tidak ada pilihan lain bagi Rasulullah Saw selain mempersiapkan
pasukannya untuk melawan kafir Quraisy. Untuk itu Rasulullah Saw menyiapkan
pasukan paling besar sepanjang sejarah. Melihat keseriusan Raslullah Saw dengan
kesiapan pasukannya, Abu Sufyan merasa menyesal dengan menyepakati pembatalan
Perjanjian Hudaibiyah.
Dalam waktu yang singkat, Rasulullah Saw berhasil mengumpulkan 10.000 pasukan yang siap bergerak menuju Makkah.
Rasulullah Saw merahasiakan semua rencana tersebut, tetapi berhasil diketahui oleh kaum kafir Quraisy di Makkah.
Berita itu tersebar ketika salah seorang Muhajirin bernama Hatib bin Abi Baltha’ah mengirimkan kabar kepada keluarganya yang berada di Makkah melalui surat yang dibawa oleh seorang budak bernama Sarah.
Hatib adalah seorang yang sangat
setia kepada Rasulullah Saw, akan tetapi nalurinya berbicara dan merasa kasihan
terhadap sanak saudaranya di Makkah. Selain itu ia juga tidak mau melihat
Makkah sebagai kota kelahiran Islam hancur ditangan umatnya sendiri. Alasan
inilah yang membuat Rasulullah Saw dan umat Islam memaafkan kesalahannya
Tujuan Rasulullah Saw
mengumpulkan pasukan bukanlah untuk memerangi kafir Quraisy, tetapi untuk
menakut-nakuti mereka, memberikan peringatan dan penjelasan kepada kafir
Quraisy bahwa kini Islam telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan
kekuatan pasukan yang sangat besar. Kedatangan kaum muslimin ke Makkah membwa
misi Islam yang sebenarnya.
Rasulullah Saw membagi pasukannya
menjadi empat bagian, Utara, Selatan, Barat dan Timur, sehingga kota Makkah
terkepung dari empat penjuru. Masing-masing pasukan memasuki kota Makkah
mengikuti petunjuk Rasulullah Saw. Hal ini
menyebebkan orang-orang kafir Quraisy tidak mampu melawan kekuatan umat Islam yang sangat besar
tersebut.
Strategi yang digunakan Rasulullah Saw dalam memasuki kota Makkah dengan cara-cara damai membuat simpati orang-orang Quraisy. Apalagi selama dalam perjalanan, pasukan kaum muslimin selalu mengumandangkan Takbir dan Tahmid yang membuat gentar seluruh penduduk Makkah.
B. Faktor-faktor Keberhasilan Fathu Makkah.
Sikap simpatik yang dilakukan
pasukan Rasulullah Saw dan pasukan kaum muslimin membuat penaklukan kota Makkah
berjalan tanpa pertumpahan darah. Dalam proses Fathu Makkah Rasulullah Saw melakukan suatu tindakan yang amat
bijaksana, yaitu memerintahkan kepada para sahabatnya untuk tidak merusak dan
mengotori kota Makkah dengan peperangan.
Kedatangan Rasulullah Saw dan
kaum muslimin digunakan sebagai strategi perang urat syaraf dan hanya untuk
memberi peringatan kepada kafir Quraisy bahwa umat Islam kini telah bangkit dan
menjadi masyarakat maju yang siap menghancurkan tradisi jahiliyah mereka.
Sebelum pasukan kaum muslimin
memasuki kota Makkah,Rasulullah Saw memerintahkan untuk membuat kemah di
sekitar kota Makkah. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan segala sesuatunya
dengan matang. Dalam kesempatan ini Abu Sufyan mendatangi perkemahan Rasulullah
Saw dan menyatakan diri masuk Islam.
Seorang sahabatnya, Al-Abbas
berbisik kepada Rasulullah Saw, bahwa Abu Sufyan adalah seorang yang senang
berbangga dan dip. Maka Rasulullah Saw ingin menggunakan pengaruh AbuSufyan
gunamenghentikan upaya sementara kaum musyrik Makkah melawan Rasulullah Saw
demi menghindari pertumpahan darah. Maka Rasulullah Saw mengumumkan tiga hal
sebagai berikut:
1. Siapa
yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka dia akan memperoleh keamanan
2. Siapa yang masuk ke lingkungan Ka’bah, maka dia akan memperoleh keamanan
3. Siapa yang memasuki masjid, maka dia aman
4. Dan siapa yang tinggal di rumahnya, menutup pintunya, maka diapun akan
mendapatkan
keamanan.
Melihat jumlah kaum muslim yang
demikian banyak dengan diiringi suara takbir, orang-orang kafir Quraisy tidak
mampu berbuat apa-apa. Dalam hatinya timbul ketakutan, jika kaum Muslimin akan
membalas dendam kepada penduduk Makkah karena telah diusir dari tanah
kelahirannya, namun ketakutan itu tidak terbukti dengan sikap kaum Muslimin
yang memasuki kota Makkah dengan damai dan akhirnya pasukan muslimin memasuki
kota Makkah tanpa perlawanan.
Menunjukanya dengan menggunakan tongkat beliau. Itu sebagai pengajaran kepada umatnya agar tidak berdesakan, apalagi bertengkar, dalam upaya mencium Hajar Aswad.
Ketika itu disekeliling Ka’bah
ada sekitar 360 buah patung dan berhala. Rasulullah Saw menusuk patung-patung
dan berhala itu dengan tongkat /panah beliau sehingga beratuhan menjadi
berkeping-keping. Pada saat yang sama beliau membaca QS. Al-Isra’ ayat 81:
“Dan
katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang
batil itu pasti lenyap.” (QS.
Al-Isra 17: 81)
Rasulullah Saw enggan memasuki Ka’bah sebelum dibersihkan dari segala bentuk kemusyrikan dan kedurhakaan. Beliau memerintahkan untuk menghancurkan patung/gambar yang berada di dalam Ka’bah. Setelah bersih barulah beliau memasukinya bersama Usamah, Bilal dan Usman bin Thalhah pemegang kunci Ka’bah. Dalam kesempatan itu juga Rasulullah Saw memerintahkan Bilal bin Rabah untuk naik ke atas puncak Ka’bah dan mengumandangkan azan untuk pertama kalinya di Makkah. Setelah penaklukan kota Makkah, Manusia berbondong-bondong memeluk Islam. pada tahun kesepuluh hijriah, Rasulullah Saw melaksanakan ibadah Haji dan itulah satu- satunya ibadah Haji yang dilakukan beliau bersama seratus ribu orang.
Amnesti yang dianugrahkan
Rasulullah Saw kepada penduduk Makkah menimbulkan kekhawatiran kaum Anshar yang
demikian mencintai Rasulullah Saw. mereka khawatir jangan sampai beliau enggan
kembali ke Madinah, tetapi Rasulullah Saw menenangkan mereka bahwa beliau akan
bersama mereka di Madinah; sehidup semati. Kekhawatiran ini sangat beralasan
dan pernah disampaikan pada saat terjadi bai’at Aqabah kedua, etapi Rasulullah
Saw sejak itu bahwa beliau akan selalu bersama mereka di Madinah. Demikianlah,
setelah sembilan belas hari beliau bermukim di Makkah, akhirnya beliau kembali
ke Madinah. Sejak itu pula beliau mengingatkan penduduk Makkah bahwa:
Tidak ada
lagi hijrah ke Madinah sejak kemenangan di Makkah, yang ada tinggal niat yang
tulus (melakukan kebajikan) disertai jihad (perjuangan mewujudkannya) (HR. Bukhari
Muslim)
C. Haji Wada’
Haji Wada’ adalah haji yang
dilakukan oleh Rasulullah Saw pada tahun 10 H. ia dinamai demikian karena
ketika itu Rasulullah Saw berpamitan dengan umatnya dan menyatakan bahwa: “siapa tahu aku tidak dapat lagi bertemu kamu
semua setelah tahun ini”
Rasulullah Saw mendorong kaum
muslim untuk ikut berhaji dengan beliau. Rasulullah Saw bermaksud menunjukan
kepada semua kaum muslim bagaimana berhaji yang sebenarnya, sesuai yang
diajarkan Allah Swt kepada Nabi Ibrahim a.s dan yang disyariatkan pula kepada
Rasulullah Saw dan umat Islam yang mampu melaksanakannya.
Ajakan Rasulullah Saw disambut
antusias oleh seluruh kaum Muslim yang selama ini sudah memendam rindu dengan
Ka’bah. Maka berdatanganlah kaum Muslim dari seluruh penjuru hingga berkumpul
seratus ribu jamaah menuju Bailullah memenuhi panggilan Allah.
Pada hari Sabtu tanggal 25
Dzulqa’dah tahun 10 H, setelah sholat Dzuhur empat rokaat di Masjid Nabawi dan
menyampaikan beberapa tuntunan berkaitan dangan ibadah
Pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah,
yaitu bertepatan dengan hari Tarwiyah, beliau berangkat menuju Mina dan shalat
lima waktu di sana. Pada paginya beliau menetap sebentar sampai matahari
terbit. Kemudian melanjutkan perjalanan hingga sampai di Arafah dan menemukan
tenda telah terpasang di Namirah.
Di perut lembah itu sekitar
144.000 manusia berkumpul disekitar beliau. Beliaupun bangkit untuk berkhutbah
dan menyampaikan beberapa pesan dalam khutbahnya:
1. Janganlah
berlaku kasar dan aniaya kalian semua manusia terhadap istri-istri mereka
2. Jangan menuntut balas pembunuhan di jaman jahiliyah dan jangan riba.
3. Jangan pula saling membunuh dan jangan menjadi kafir sepeninggal beliau dan berpeganganlah pada Kitab Allah Swt dan Sunahnya supaya tidak tersesat.
4. Sesungguhnya tidak ada Nabi setelahku dan tidak ada umat baru setelah kalian.
5. Hendaknya semua kaum muslimin saling
bersaudara, tiada kelebihan satu kaum dengan kaum lainnya kecuali ketakwaannya.
6. Tunaikanlah zakat kalian dengan lapang dada
7. Berhajilah kalian ke Baitullah
8. Patuhilah pemimpin-pemimpin kalian niscaya kalian masuk surga
Haji Rasulullah Saw ini selain dikenal dengan nama Haji Wada’, dinamai juga beberapa nama lainnya, antara lain:
1) Hajjat al Islam karena ini adalah haji Rasulullah Saw yang pertama dan terakhir sesuai dengan tuntutan Islam, sebagaimana haji itu juga yang menjadi rujukan kaum Muslim dalam pelaksanaan ibadah haji, yang sedikit atau banyak berbeda dengan haji kaum musyrik
2) Hajjat al-Balagh/ Haji Penyampaian karena dalam khutbah Rasulullah Saw ketika itu, salah satu yang beliau tanyakan kepada jamaah adalah “apakah aku telah menyampaikan?” yakni ajaran agama Islam. Jawaban ini beliau inginkan agar menjadi saksi di Hari Kemudian bahwa memang beliau telah menyampaikan ajaran. Secara khusus, pada haji ini Rasulullah Saw menyampaikan kepada umat Islam rincian ibadah haji secara lisan dan praktek.
3) Hajjat at-Tamam/Haji Kesempurnaan karena pada Hari Arafah saat Rasulullah Saw wukuf, turun penegasan Allah SwtSWT tentang kesempurnaan agama dan kecukupan
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk , dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada- Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat- Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah 5: 3)
Sekembalinya dari haji wada pada akhir bulan Safar tahun 10 Hijriyah