Dengan kemajuan ilmu pengetauan seperti saat ini, kita mengenal Apa yang disebut dengan paradigma
Paradigma adalah cara pandang kita terhadap sesuatu .Cara pandang kita terhadap sesuatu itu,akan sangat mempengaruhi Apa yang akan kita lakukan terhadap sesuatu itu. Sehingga bagaimana cara pandang seseorang terhadap ilmu dan sekolahpun , seperti itu pula perlakuan kita terhadap ilmu dan sekolah.
Oleh karena itu Sesungguhnya jika paradigma kita,atau jika cara pandang kita terhadap sekolah adalah beban maka sungguh sekolah merupakan beban dan hidup kita akan menemui tiga hal.apa saja tiga hal itu? yakni yang :
1. Beban ,
Beban adalah barang yang membuat kita berat untuk kita bawa. Jika ditarik benang merah pada orang yang sedang belajar, maka beban ini, menjadi beban secara psikologis yang memberatkan mereka dalam dan untuk belajar.
2. Terbebani
Seseorang atau anak yang sedang belajar, akan merasa terbebani,atau tertindih dengan sesuatu yang memberatkan dirinya baik secara fisik, apalagi secara psikis.
3.Guru adalah"pemberat"hidup murid
Seorang murid hanya akan memandang guru sebagai seonggok makhluk yang hidupnya membebani orang lain, atau murid-muridnya.
Akibat yang di lakukan murid
1. Banyak anak muda yang menyia-nyiakan waktu belajarnya .
2. Hadirnya sekolah hanya sekedar setor wajah sebagai syarat untuk menggugurkan kewajiban.
3. Di kelas hanya ngrumpi dengan teman tidur, nyantai,dan guyon an.
4. Mintanya tidak ada beban tugas dan pelajaran, sibuknya hanya dengan main game dan
mengganggu teman.
5. Ke sekolah datangnya terlambat, kalau di hukum memandang guru sebagai sosok yg jahat.
5. Ke sekolah datangnya terlambat, kalau di hukum memandang guru sebagai sosok yg jahat.
model belajar anak seperti ini menurut pengamatan penulis, lebih cenderung menjadi anak yang apatis dan rendah kepeduliannya terhadap pelajaran yang ada.( semoga salah)
DAMPKNYA
Prilaku belajar seperti ini, mengakbatkan beban guru bertambah, sebab saat ujian diadakan mereka tidak akan bisa melakukan.
Saat test di berikan pada mereka, mereka tidak lagi mengindahkan etika, tapi kebanyakan menghalalkan segala cara.( nyontek, ngrepek dan cara apapun di lakukan supaya dapat nilai yang tinggi) bukan nilai yg baik.( sebab nilai yang baik itu adalah nilai yang tinggi plus cara yg jujur)
Saat test di berikan pada mereka, mereka tidak lagi mengindahkan etika, tapi kebanyakan menghalalkan segala cara.( nyontek, ngrepek dan cara apapun di lakukan supaya dapat nilai yang tinggi) bukan nilai yg baik.( sebab nilai yang baik itu adalah nilai yang tinggi plus cara yg jujur)
akibat keinginan mendapat nilai yang tinggi tanpa diikuti proses yang benar maka mereka melakukan hal hal yang tidak seharusnya di lakukan oleh sang penuntut ilmu.
inilah sebenarnya yang dimaksud sekolah itu beban.
PENCETAK CALON PEJABAT DAN MANUSIA KORUPTOR
Jika, Sekolah, kelas, Guru, membiarkan siswa-siswinya melakukan kecurangan kecurangan di dalam mengerjakan soal, yang dibikin oleh guru-gurunya sendiri, maka sesungguhnya sekolah kelas guru dan siapapun mereka, adalah sedang membuat dan mencetak calon-calon koruptor di masa mendatang. Karena hasil pendidikan yang demikian ini, adalah membuat orang/ siswa menghalalkan segala cara ketika mereka hidup di masyarakat.(mereka merasa tidak apa apa sebagaimana yang terjadi saat mereka belajar di sekolah. Apalagi sekolah yang memberikan fasilitas kunci jawaban saat ujian berlangsung.
Maka boleh jadi, jika saat ini, terjadi korupsi-korupsi yang merajalela, maka sesungguhnya hal itu sudah dimulai pada sekolah-sekolah yang melakukan pembiaran pembiaran terhadap ketidakjujuran ketika siswa melakukan ujian tes dan lain sebagainya.(semoga tidak ada sekolah yang demikian)
Maka boleh jadi, jika saat ini, terjadi korupsi-korupsi yang merajalela, maka sesungguhnya hal itu sudah dimulai pada sekolah-sekolah yang melakukan pembiaran pembiaran terhadap ketidakjujuran ketika siswa melakukan ujian tes dan lain sebagainya.(semoga tidak ada sekolah yang demikian)
Bagaimana seharusnya
Sebelum masuk pad hal yang seharusnya bagaimana pendidikan ,alangkah indahnya jika kita simak makna pendidikan berdasarkan pendapat para ahli
Menurut Poerwadarminta (1976:250), istilah pendidikan berasal dari kata
“didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan” mengandung arti
“perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula
berasal dari bahasa Yunani yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan
yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau
bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan
“Tarbiyah” yang berarti pendidikan
Menurut M.J. Langeveld; “Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa
membimbing yang belum, kepada kedewasaan.” focus pendidikan itu pada kedewasaan.
Ahmad D.Marimba, merumuskan
pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya
keperibadian yang utama.kalau yang ini ada pada bimbingan trehadap jasmani dan rohani siswa.
Pendidikan Islam ideal adalah membina potensi spiritual, emosional dan intelegensia secara optimal.
Aktifitas pendidikan Islam pada dasarnya merupakan upaya dalam
mewujudkan spirit Islam, yaitu suatu upaya dalam merealisasikan semangat
hidup yang dijiwai oleh nilai Islami. Selanjutnya spirit tersebut
digunakan sebagai pedoman hidup.
Dari uraian diatas bisa di simpulkan bahwa pendidikan yang diadakan saat ini itu, untuk memanusiakan manusia, . menumbuhkan jiwa dan raga layaknya manusia sebagaimana prinsip penciptaan manusia ( Aku tidak akan menciptakan jin dan manusia kecuali beribadah kepadaKu Qs.51 :56)
Dari uraian diatas bisa di simpulkan bahwa pendidikan yang diadakan saat ini itu, untuk memanusiakan manusia, . menumbuhkan jiwa dan raga layaknya manusia sebagaimana prinsip penciptaan manusia ( Aku tidak akan menciptakan jin dan manusia kecuali beribadah kepadaKu Qs.51 :56)
Yang ke 2 adalah bagaimana output sekolah menjadi Ummatan muqtashidah (أُمَّةً مُقْتَصِدَةً = umat yang berlaku
jujur), seperti ditegaskan dalam Surah al-Ma’idah [5]: 66).
Daftar Rujukan
1.Kamus Besar Bahasa Indoesia Online
2. Alquran dan terjemah depag
3. Ilmu mendidik I / M.J. Langeveld
4. Saepudin Endang Anshari , wawasan Islam (1986:22)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar