Ketika anak-anak berusia sekolah, hidup di desa, kadang dirasakan
keberadaan mereka lebih nyaman dibanding jika harus hidup di sebuah kota besar. semua ku bandingkan dengan kehidupan saat kecil ku di kampung halaman.
Saat anakku yang rajin sekolah dan taat dalam ibadah itu, berusia SMP dan berada di sebuah Pesantren tiba tiba pamit : Abi besuk saya mau pulang saja dari Pesantren ini, dan ndak mau lagi sekolah..
mendengar ucapan anaku yang tiba tiba itu, Sebagai orang tua saya seperti sedang di sambar petir sementara cuaca sangat cerah.
keberadaan mereka lebih nyaman dibanding jika harus hidup di sebuah kota besar. semua ku bandingkan dengan kehidupan saat kecil ku di kampung halaman.
Saat anakku yang rajin sekolah dan taat dalam ibadah itu, berusia SMP dan berada di sebuah Pesantren tiba tiba pamit : Abi besuk saya mau pulang saja dari Pesantren ini, dan ndak mau lagi sekolah..
mendengar ucapan anaku yang tiba tiba itu, Sebagai orang tua saya seperti sedang di sambar petir sementara cuaca sangat cerah.
Sambil menghela nafas dan berusaha memahami maksud dari omongan anaku.... Aku mencoba bertanya dengan sangat santai dan penuh berharap ada jawaban positif.dari anaku : Mengapa keputusannya begitu dik ? Tanyaku.
Anaku :" aku bosen melihat teman temanku hanya sibuk main game, sebagiannya lagi pacaran lewat hp
Kalau ndak begitu tidur melulu pekerjaannya.....
Dengan senyum dan sambil mengelus pundak nya, aku langsung mengiyakan permintaan anakku untuk keluar dari sekolah maupun pesantrennya tapi tentu dengan syarat.
Sambil memandangku dengan penuh harap Anak ku bertanya :" Apa syaratnya bi
Sambil aku berikan selembar uang 5000 rupiah aku perintahkan anaku untuk membeli satu kelereng paling kecil dan satu sendok makan yg terbuat dari stenlis kondisi baru.
Setelah kau beli itu barang, maka tugas mu adalah menaruh itu kelereng, di atas sendok dan keliling asrama serta sekolahmu jaga jangan sampai jatuh...
Anaku :" aku bosen melihat teman temanku hanya sibuk main game, sebagiannya lagi pacaran lewat hp
Kalau ndak begitu tidur melulu pekerjaannya.....
Dengan senyum dan sambil mengelus pundak nya, aku langsung mengiyakan permintaan anakku untuk keluar dari sekolah maupun pesantrennya tapi tentu dengan syarat.
Sambil memandangku dengan penuh harap Anak ku bertanya :" Apa syaratnya bi
Sambil aku berikan selembar uang 5000 rupiah aku perintahkan anaku untuk membeli satu kelereng paling kecil dan satu sendok makan yg terbuat dari stenlis kondisi baru.
Setelah kau beli itu barang, maka tugas mu adalah menaruh itu kelereng, di atas sendok dan keliling asrama serta sekolahmu jaga jangan sampai jatuh...
Anaku : siap inshaalloh bi , mudah itu inshaaloh
Sebelum kau lakukan tugas itu,(kataku) dirimu harus ijin dulu pada senior mu di pesantren dan kepala sekolahmu.
ketika kau sudah lakukan itu, minggu depan saat abi sambang ke sini, kita diskusi lagi.
Assalamualaikum.... Kataku sembari aku memberi uang saku jatah nya dan pamit pulang.
Iya bi... Waalaikumussalam jawab anaku.
Satu minggu kemudian ketika saatnya saya harus sambang lagi ke pondok itu, ke sekolah anakku, maka aku tanyakan kepada dia, Bagaimana Dek sudah dilaksanakan Apa yang abi diperintahkan minggu kemarin? sudah bi.... Jawab anaku. Bagaimana hasilnya?
Alhamdulillah tidak jatuh...
Apakah saat kau membawa kelereng itu kau melihat temanmu main game? Tidak sempat bi
Apakah kau melihat mereka yang tidur melulu? Sama,... aku tak sempat memperhatikan... Karena aku lagi fokus kata anaku sambil senyum kecil.
Apakah kau juga ndak ketemu yang pacaran lewat hp secara sembunyi karena takut pak kyai itu...
Apalagi yg itu malah terpikir saja tidak.... Sanggah anaku.
Sambil ku peluk anaku, maka aku katakan padanya... Wahai anaku jika di pesantren ini, kau FOKUS pada belajar mu sebagaimana kau fokus pada saat membawa kelereng diatas sendok itu, maka di dalam pesantren ini kau akan susah dan tidak sempat lagi memperhatikan kejelekan temanmu dan aib aib apapun dari sahabat-sahabatmu.
ketika kau sudah lakukan itu, minggu depan saat abi sambang ke sini, kita diskusi lagi.
Assalamualaikum.... Kataku sembari aku memberi uang saku jatah nya dan pamit pulang.
Iya bi... Waalaikumussalam jawab anaku.
Satu minggu kemudian ketika saatnya saya harus sambang lagi ke pondok itu, ke sekolah anakku, maka aku tanyakan kepada dia, Bagaimana Dek sudah dilaksanakan Apa yang abi diperintahkan minggu kemarin? sudah bi.... Jawab anaku. Bagaimana hasilnya?
Alhamdulillah tidak jatuh...
Apakah saat kau membawa kelereng itu kau melihat temanmu main game? Tidak sempat bi
Apakah kau melihat mereka yang tidur melulu? Sama,... aku tak sempat memperhatikan... Karena aku lagi fokus kata anaku sambil senyum kecil.
Apakah kau juga ndak ketemu yang pacaran lewat hp secara sembunyi karena takut pak kyai itu...
Apalagi yg itu malah terpikir saja tidak.... Sanggah anaku.
Sambil ku peluk anaku, maka aku katakan padanya... Wahai anaku jika di pesantren ini, kau FOKUS pada belajar mu sebagaimana kau fokus pada saat membawa kelereng diatas sendok itu, maka di dalam pesantren ini kau akan susah dan tidak sempat lagi memperhatikan kejelekan temanmu dan aib aib apapun dari sahabat-sahabatmu.
Mengapa kau ingin keluar dari tempat belajar mu ini, minggu kemarin ? Karena kau belum fokus pada belajar mu. maka fokuslah pada tujuannmu inshaalloh kau di selamatkan dari mendengar dan melihat kekurangan dari teman teman mu.
Nah dengan penjelasan abi ini apakah kau masih mau keluar dan berhenti sekolah?
Tak kusadari anaku hanya menjawab dengan lelehan air mata sambil memeluk diriku dan umi nya...
Yang krasan ya nak abi dan umi ridho kepadamu..
Nah dengan penjelasan abi ini apakah kau masih mau keluar dan berhenti sekolah?
Tak kusadari anaku hanya menjawab dengan lelehan air mata sambil memeluk diriku dan umi nya...
Yang krasan ya nak abi dan umi ridho kepadamu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar