Seringkali kita mengeluh karena ketika sholat di masjid anak anak ramai, berkeliaran didepan jamaah dan juga heboh berlarian di dalam masjid atau surau. Maka yang menjadi marbot atau pengurus masjid atau di Surau itu,berusaha untuk menghalau anak anak yang belum paham orang menyembah ini , untuk diam seperti patung (barangkali) dengan cara, anak-anak di marahi, atau di bentak atau di sentil dengan pemukul apa adanya pokoknya anak -anak bisa diam dan tidak mengganggu.
Siapa yang terkena dampak tidak ramah tempat sujud, ? jamaah anak anak atau jamaah dewasa?
Masalah yang ke 2.......
Seringkali
para DKM atau Takmir atau pengurus masjid dan Surau itu, curhat sesama
jamaah. Dalam curhatnya sang pengurus memberikan bumbu-bumbu
kekhawatiran,
dengan mengatakan siapa generasi penerus Masjid ini atau siapa generasi penerus surau ini ?
kok para remajanya ndak ada yang kenal dengan tempat ibadahnya ( majid dan
Surau).
Mereka
lebih ikhlas berada di warung kopi dengan gadgetnya atau berduaan
dengan lain jenis di tempat-tempat yang mereka inginkan.
Para remaja ini ndak ada yang betah, apalagi menjadikan masjid dan suraunya menjadi rumah kedua bagi mereka. Tidak ada satupun ? keluh mereka.
Mengapa mereka tidak betah dan mengapa mereka lebih rela di warung kopi?
Para remaja ini ndak ada yang betah, apalagi menjadikan masjid dan suraunya menjadi rumah kedua bagi mereka. Tidak ada satupun ? keluh mereka.
Mengapa mereka tidak betah dan mengapa mereka lebih rela di warung kopi?
siapa yang terkena dampak tidak ramah tempat ibadah ini ?
Masalah yang ke 3 .
Usia
semakin bertambah, kondisi badan setiap jamaah tidaklah sama. Ada yang
membutuhkan kipas angin supaya badan tidak merasa lembab dan panas
karena udara segar yang tidak tercukupi (sumuk Bahasa Jawa)
Tapi ada juga jamaah yang karena kondisi tertentu, tidak tahan dengan kipas angin, sehingga mereka tidak membutuhkan kipas angin.
Tapi ada juga jamaah yang karena kondisi tertentu, tidak tahan dengan kipas angin, sehingga mereka tidak membutuhkan kipas angin.
yang
terjadi jika dua tipe jamaah ini bertemu, ,mereka akan saling berebut
untuk mematikan dan menghidupkan kipas angin yang ada di tempat ibadah
itu.
.
yang satu jika tidak dengan kipas, maka badan akan panas dan lembab yang mengakibatkan keringat bercucuran
jamaah yang ke dua atau tipe ke 2 ini jika kena anginnya kipas akan mual ,kembung dan bahkan muntah akibat masuk angin.
Mana Yang harus di akomodir ? siapa yang terkena dampak ketidak ramahan tempat sujud.
.
yang satu jika tidak dengan kipas, maka badan akan panas dan lembab yang mengakibatkan keringat bercucuran
jamaah yang ke dua atau tipe ke 2 ini jika kena anginnya kipas akan mual ,kembung dan bahkan muntah akibat masuk angin.
Mana Yang harus di akomodir ? siapa yang terkena dampak ketidak ramahan tempat sujud.
SOLUSINYA.
1.
Anak kecil yang ramai memang identik dengan dunia anak. kalau tidak
rame tidak berlarian dan tertawa semaunya itu bukan di sebut anak.
akan tetapi jika mereka tidak mendapatkan perlakuan yang ramah di tempat sujud ini, seumur umur mereka punya kenangan pahit, bahwa masjid adalah tempat yang horor dan akibatnya mereka ketika dewasa enggan untuk ketempat sujud itu,
kalau hanya terbatas itu mungkin dampaknya belum seberapa tapi kalau kenangan itu menumbuhkan antipati kepada masjid dan surau ? kalau mereka memusuhi Islam dan masjid ?
2. Remaja bukanlah manusia yang susah diatur, mereka sedang berproses menampilkan jati diri buat kehidupannya.
akan tetapi jika mereka tidak mendapatkan perlakuan yang ramah di tempat sujud ini, seumur umur mereka punya kenangan pahit, bahwa masjid adalah tempat yang horor dan akibatnya mereka ketika dewasa enggan untuk ketempat sujud itu,
kalau hanya terbatas itu mungkin dampaknya belum seberapa tapi kalau kenangan itu menumbuhkan antipati kepada masjid dan surau ? kalau mereka memusuhi Islam dan masjid ?
2. Remaja bukanlah manusia yang susah diatur, mereka sedang berproses menampilkan jati diri buat kehidupannya.
Mereka butuh wahana ekspresi diri, untuk menemukan kedewasaan, di usianya yang relatif muda.
kalau
fasilitas yang di harapkan itu tidak tersedia di masjid dan justru
tersedianya di warung kopi ,tempat nongkrong atau tempat tempat asyik
yang mereka ciptakan sendiri. masihkah kita menyalahkan mereka ?
Sediakan di masjid dan lingkungan Masjid itu, fasilitas untuk pengembangan emosi dan intelektual, serta fisiknya para remaja, dengan fasilitas yang sedikit menunjang kebutuhan berkembang mereka.
Sediakan di masjid dan lingkungan Masjid itu, fasilitas untuk pengembangan emosi dan intelektual, serta fisiknya para remaja, dengan fasilitas yang sedikit menunjang kebutuhan berkembang mereka.
Maka
di jamin mereka akan berada di lingkungan itu, dengan nyaman dan aman. Olah raga, ilmu pengetauan, seni dan budaya, bersosialisasi, dan atau
latihan masak memask bagi remaja putrinya, jika itu tersedia maka pelan
tapi pasti, mereka akan terbentuk oleh lingkungan masjid bukan
lingkungan warung kopi.
3. Jika sesuatu itu dilakukan berakibat sakit dan jika tidak di lakukan berakibat tidak enaknya suasana tubuh sebagian orang, maka memilih untuk tidak melakukan sesuatu agar tidak menyebabkan sakitnya seseorang.itu lebih utama di lakukan oleh DKM yang peduli, Takmir yang kreatif dan pribadi yang bijaksana.
Betapa nyamanya sang pensujud jika takmir menyediakan fasilitas : ada zona jamaah yang menggunakan kipas angin dan zona yang free dari kipas aangin.
Wallohua'alam bishowab.
3. Jika sesuatu itu dilakukan berakibat sakit dan jika tidak di lakukan berakibat tidak enaknya suasana tubuh sebagian orang, maka memilih untuk tidak melakukan sesuatu agar tidak menyebabkan sakitnya seseorang.itu lebih utama di lakukan oleh DKM yang peduli, Takmir yang kreatif dan pribadi yang bijaksana.
Betapa nyamanya sang pensujud jika takmir menyediakan fasilitas : ada zona jamaah yang menggunakan kipas angin dan zona yang free dari kipas aangin.
Wallohua'alam bishowab.
Pak J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar