Senin, 18 Maret 2024

STOP !!!!! SMK PRODUKSI KARYAWAN ?


Berkat jual sayur, pengusaha muda berusia 17 tahun
 sukses hasilkan omset hingga ratusan juta rupiah
S
udah bukan era nya pendidikan  vokasi di zaman yang diarahkan serba digital ini. punya mindset besar bahwa : peserta didik mendapat kerja /bekerja sebelum lulus dalam arti menjadi karyawan.

jika fokus pendidikan SMK hanya menghasilkan lulusan yang bekerja ikut persh  sebagai operator. ( karyawan ) maka bangsa ini 2-5 TAHUN yang akan datang akan menjadi bangsa yang punya ketergantung an tinggi kepada mereka kelompok  yang bermodal. bahkan mungkin sudah di mulai saat ini ?


Kapan bangsa ini akan menjadi bangsa yang  mandiri  jika mindset yang di bangun pemerintah berfokus pada pengerahan / mencetak tenaga kerja, dengan iming iming bekerja sebelum lulus? kita bukan anti ya tapi ayoo lah sebagai pemilik negeri ini, anak anaknya di arahkan lebih banyak ke wira usahaan. agar mereka juga punya peluang sebagai pemain bukan hanya sebagai penonton saja.

Sebab jika anak bangsa ini sebatas sebagai "penonton " maka di kawatirkan ( dan itu sering terjadi) kalau ada kebijakan yang tidak berpihak kepada buruh / karyawan, yang bisa kita lakukan hanya protes dan demo. ( tertindas kita walau katanya sudah merdeka)

saatnya para pendidik vokasi mengimbangi atau memberi porsi lebih besar ke wira usahaan untuk anak didiknya mengapa ? karena :


1. Penduduk yang mayoritas Muslim ini punya tuntunan bahwa : Hendaklah kalian berdagang karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki. “Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thabrani

2. Jika anak anak punya mental pedagang/kewirausahaan maka di manapun mereka berada, yakin mereka bisa hidup bahkan berjaya hidupnya.

Pernah Jualan Donat,  Kisah Elang Gumilang yang Sukses Raup Rp 55 Triliun

3.Kemandirian Ekonomi: Memiliki bisnis sendiri memberikan kemandirian ekonomi bagi individu. Mereka tidak hanya menghasilkan pendapatan sendiri, tetapi juga memiliki kendali atas waktu dan arah karir mereka. Ini bisa menjadi pilihan menarik bagi lulusan SMK yang ingin mengambil kendali atas kehidupan mereka sendiri dan tidak tergantung pada pekerjaan yang ditawarkan oleh orang lain.




Haifa Azzura. 21 tahun,pemudi cantik dari aceh 
 pebisnis muda yang sangat sukses
4.Potensi Keuntungan: Berbisnis memberikan potensi untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada menjadi karyawan. Meskipun memulai bisnis tidak selalu mudah, tetapi jika berhasil, bisa memberikan keuntungan yang signifikan bagi pemiliknya

5.Kreativitas dan Inovasi: Memiliki bisnis sendiri memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan kreativitas dan inovasi mereka. Mereka memiliki kebebasan untuk mengembangkan ide-ide baru, produk, atau layanan yang mereka percayai memiliki potensi pasar.

APA KERUGIAN NYA JIKA PESERTA DIDIK SMK TIDAK DI ARAHKAN  BERBISNIS, MENJADI PEDAGANG DAN PENGUSAHA ?

Jika tidak banyak lulusan SMK yang memilih untuk menjadi pengusaha atau pedagang, ada beberapa potensi dampak yang mungkin terjadi pada kehidupan berbangsa secara keseluruhan:

 Ketergantungan pada Pekerjaan Konvensional: Jika tidak banyak lulusan SMK yang memilih untuk diarahkan oleh gurunya menjadi pengusaha, maka ada kemungkinan ketergantungan yang lebih besar pada pekerjaan konvensional sebagai karyawan. 

Hal ini bisa menyebabkan persaingan yang lebih ketat untuk pekerjaan yang tersedia dan mungkin menghasilkan tingkat pengangguran yang lebih tinggi. Ini kenapa selama ini SMK di tuduh sebagai penyumbang pengangguran terbesar

 Keterbatasan Pertumbuhan Ekonomi: Kewirausahaan dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang penting. Ketika ada kurangnya jumlah pengusaha, terutama di tingkat lokal atau regional, ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena kurangnya inovasi, investasi, dan penciptaan lapangan kerja baru.

 Kurangnya Inovasi: Kewirausahaan sering kali menjadi pendorong utama inovasi dalam masyarakat. Jika tidak banyak lulusan SMK yang diarahkan oleh guruna memilih untuk menjadi pengusaha, maka potensi inovasi dalam bisnis dan teknologi mungkin tidak sepenuhnya dimanfaatkan, yang dapat menghambat kemajuan dan perkembangan di berbagai sektor.

 Keterbatasan Pilihan Karir: Kurangnya pengusaha dapat menyebabkan keterbatasan dalam pilihan karir bagi individu. Ini bisa membuat beberapa lulusan SMK merasa terjebak dalam pekerjaan yang mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan minat atau keterampilan mereka.

 Peningkatan Ketimpangan Sosial dan Ekonomi: Kewirausahaan dapat menjadi jalur untuk mobilitas sosial dan ekonomi yang lebih besar. Jika kurang lulusan SMK yang diarahkan gurunya memilih untuk menjadi pengusaha,( karena berpatokan saklek kurikulum ) ada risiko meningkatnya ketimpangan sosial dan ekonomi karena kesempatan untuk memperoleh pendapatan dan memperluas kekayaan menjadi lebih terbatas.

 

Pengurangan Inovasi Lokal: Kewirausahaan lokal bisa menjadi sumber inovasi dan pertumbuhan ekonomi di tingkat komunitas atau daerah. Jika kurang lulusan SMK yang diarahkan oleh  guru vokasinya memilih untuk menjadi pengusaha, pedagang, maka mungkin akan ada kurangnya inovasi lokal yang mengarah pada kurangnya pengembangan ekonomi di tingkat lokal.

 

Oleh karena itu, meningkatkan minat dan dukungan untuk kewirausahaan di kalangan lulusan SMK dapat menjadi langkah penting untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, inovasi, dan kesempatan kerja yang lebih besar dalam masyarakat. stigma SMK menjadi Penyumbang pengangguran terbesar di negeri +62 ini akan berkurang bahkan habis, karena guru vokasinya mendorong siswanya untuk mandiri.


Sumber referensi

https://www.hops.id/unik
https://ruangberita.co/news/pengusaha-muda-aceh-yang-bisnisnya-kian-melejit/

https://lifepal.co.id/media/kisah-elang-gumilang-raup-rp-55-triliun-dari-bisnis-propert

By PAK J, 
Pegiat vokasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar