Senin, 13 Januari 2025

PAGAR MAKAN LAUTAN ITU ULAH SIAPA

Baru-baru ini, publik dikejutkan dengan munculnya pagar laut di wilayah pesisir Tangerang. Keberadaan pagar ini menuai pertanyaan: untuk apa pagar laut itu? Atas izin siapa pembangunannya dilakukan? Apa urgensinya? Dan yang paling menggelitik, mengapa tidak ada pengawasan yang memadai hingga sebuah struktur yang menghalangi akses laut bisa berdiri tanpa sorotan?


Pagar untuk Siapa?

Pagar laut ini, yang kabarnya membentang cukup panjang di perairan Tangerang, menjadi perhatian karena posisinya yang strategis namun justru menghalangi akses nelayan lokal. Laut adalah sumber penghidupan bagi ribuan keluarga nelayan, dan pagar ini tampaknya seperti “batas tak kasat mata” yang membatasi mereka dari mata pencaharian utama. Apakah pagar ini memang sengaja dibangun untuk meminggirkan nelayan kecil? Jika iya, ini jelas bertentangan dengan semangat konstitusi yang menjamin hak rakyat atas akses sumber daya alam.

Pertanyaan krusial berikutnya adalah: Siapa yang mengizinkan pembangunan ini? Apakah ada perizinan resmi dari pemerintah daerah, kementerian terkait, atau institusi hukum yang berwenang? Jika izin memang ada, maka publik berhak mengetahui detail alasan dan tujuan di balik pembangunan pagar tersebut. Jika tidak ada izin, maka ini adalah pelanggaran serius terhadap tata kelola ruang laut yang seharusnya diatur dengan ketat.


Pagar laut, jika ditinjau dari urgensinya, perlu memiliki alasan kuat untuk keberadaannya. Biasanya, pagar seperti ini dibangun untuk alasan keamanan, misalnya menjaga wilayah dari aktivitas ilegal, seperti penyelundupan atau penangkapan ikan secara destruktif. Namun, jika urgensinya hanya untuk kepentingan tertentu, seperti melindungi properti swasta atau proyek komersial, hal ini harus dipertanyakan.

Di sisi lain, wilayah perairan Tangerang dikenal sebagai area tangkapan ikan penting bagi nelayan kecil. Apakah urgensi pagar ini sebanding dengan dampak negatifnya bagi masyarakat pesisir? Apakah nelayan akan diberi alternatif untuk tetap melaut tanpa halangan? Atau justru pagar ini menjadi simbol eksklusivitas, di mana laut seolah-olah dimiliki oleh segelintir pihak?


Keberadaan pagar ini juga mencerminkan minimnya pengawasan terhadap wilayah pesisir dan laut. Seharusnya, setiap aktivitas yang memodifikasi wilayah perairan mendapat pengawasan ketat dari pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan aparat penegak hukum. Namun, fakta bahwa pagar ini bisa dibangun tanpa diketahui publik menunjukkan ada celah besar dalam tata kelola ruang laut kita.

Apakah ini kelalaian atau ada unsur kesengajaan untuk membiarkan pihak tertentu berbuat semena-mena? Transparansi adalah kunci di sini. Masyarakat berhak tahu siapa yang bertanggung jawab atas proyek ini dan apa konsekuensinya bagi ekosistem laut dan nelayan.

Memagari Nelayan?

Pertanyaan terakhir, apakah pagar ini sengaja dibuat untuk memagari nelayan agar tidak melaut? Jika benar, ini adalah bentuk ketidakadilan struktural yang tidak bisa dibiarkan. Nelayan kecil sudah menghadapi banyak tantangan, seperti cuaca ekstrem, naiknya harga bahan bakar, hingga persaingan dengan kapal besar. Menambah beban mereka dengan membangun pagar yang membatasi akses ke laut adalah keputusan yang tidak berperikemanusiaan.

Laut adalah milik bersama, dan membangun pagar yang membatasi akses tanpa konsultasi publik adalah bentuk monopoli yang melanggar prinsip keadilan sosial. Nelayan adalah garda terdepan dalam menjaga ekosistem laut. Justru mereka yang harus diberdayakan, bukan dipinggirkan.


Pemerintah dan lembaga terkait harus segera bertindak. Pertama, harus ada audit menyeluruh terkait keberadaan pagar laut ini: siapa pembangunnya, untuk apa, dan bagaimana izin diperoleh. Kedua, jika ditemukan pelanggaran hukum, maka pihak yang bertanggung jawab harus diberi sanksi tegas. Ketiga, nelayan lokal harus dilibatkan dalam setiap kebijakan yang memengaruhi akses mereka ke laut.

Pagar laut di Tangerang adalah cermin buruknya tata kelola ruang laut di Indonesia. Jika dibiarkan, kasus ini bisa menjadi preseden bagi eksploitasi wilayah pesisir di tempat lain. Kita tidak boleh tinggal diam. Keadilan bagi nelayan kecil harus diperjuangkan, dan laut harus tetap menjadi milik bersama, bukan segelintir pihak.

Rabu, 01 Januari 2025

MENGUBAH HARAPAN JADI KENYATAAN, MEWUJUDKAN MIMPI JADI BERARTI.


S
etiap pergantian tahun adalah fenomena biasa. Matahari terbit, bumi berputar pada porosnya, dan hari berganti.

Namun, mengapa begitu banyak orang menyambut tahun baru dengan gegap gempita, pesta meriah, hingga petasan yang membakar uang? Bukankah hal serupa juga terjadi setiap malam ketika kita menyambut esok hari? 

Lalu, apa yang membuat malam tahun baru begitu istimewa?

Baca juga : Berangkat dari puing cerita 2024.



Sebagian besar dari kita merayakan tahun baru bukan karena memahami maknanya, tetapi karena mengikuti tradisi. Dari generasi ke generasi, tahun baru identik dengan euforia, pesta, dan kemeriahan. Namun, seringkali kita lupa bahwa setiap perayaan seharusnya memiliki esensi. Jika hanya sebatas hiburan semata, apa yang kita rayakan sebenarnya?
Susu terapi sehat untuk lambung kolesterol dan diabet order 089521328467

Dalam kesibukan menyusun resolusi atau mempersiapkan kembang api, kita sering melupakan inti dari pergantian tahun: "introspeksi". Tahun baru menawarkan kita ruang untuk berhenti sejenak, melihat ke belakang, dan bertanya pada diri sendiri: “Apa yang sudah aku capai? Apakah aku telah menjadi pribadi yang lebih baik? Apa yang perlu aku perbaiki?” Tanpa refleksi, perayaan hanyalah ritual kosong.

Apa yang Membuatnya Penting?

Tahun 2025 mungkin tak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dunia akan tetap menghadapi tantangan: perubahan iklim, krisis sosial, ketimpangan ekonomi, dan konflik kemanusiaan. 


Namun, apa yang membuat tahun ini berbeda adalah pilihan kita untuk menjadikannya lebih bermakna. 



Alih-alih pesta yang berlebihan, mengapa tidak menjadikan tahun baru sebagai titik awal untuk peduli lebih banyak, berbagi lebih luas, dan bertindak lebih bijak?

Bayangkan jika perayaan tahun baru diisi dengan aksi nyata. Daripada membeli petasan, kita menyumbangkan dana untuk pendidikan anak-anak yang kurang mampu. 

Alih-alih berpesta hingga larut malam, kita menghabiskan waktu bersama keluarga, berbicara tentang harapan dan rencana untuk masa depan. 

Bukan berarti perayaan dilarang, tetapi bagaimana jika kita memberi makna lebih besar pada setiap dentuman kembang api yang kita lihat? Bagaimana jika kita merancang mewujudkan mimpi jadi lebih berarti?

bramgore asli tanpa MSG sehat dan enak. order hub 089521328467

Pergantian tahun hanyalah momen biasa dalam siklus alam semesta. Seharusnya tidak hanya di syukuri setiap tahun, tapi setiap hari. Namun, bagi manusia, ini adalah peluang luar biasa untuk berhenti sejenak, merenung, dan melangkah ke depan dengan semangat baru,motivasi baru.dan menciptakan peluang baru. 

Jangan biarkan tahun baru berlalu sebagai euforia sesaat. Jadikanlah ia sebagai awal untuk perjalanan yang lebih bermakna, tidak hanya untuk diri kita, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita.

Tahun baru adalah waktu untuk bertanya: “Apakah aku sudah cukup berkontribusi untuk dunia ini? untuk agama Islam kami?, untuk keluarga kami dan diri sendiri?” Jika jawabannya belum, maka 2025 adalah kesempatan emas untuk memulai.
Tetapkan 2025 untuk meraih cita  mewujudkan mimpi dan waktu untuk berbenah diri.

Pak J