|
Berkat
jual sayur, pengusaha muda berusia 17 tahun sukses hasilkan omset hingga
ratusan juta rupiah |
Sudah bukan era nya pendidikan vokasi di zaman yang diarahkan serba digital ini. punya mindset besar bahwa : peserta didik mendapat kerja /bekerja sebelum lulus dalam arti menjadi karyawan.jika fokus pendidikan SMK hanya menghasilkan lulusan yang bekerja ikut persh sebagai operator. ( karyawan ) maka bangsa ini 2-5 TAHUN yang akan datang akan menjadi bangsa yang punya ketergantung an tinggi kepada mereka kelompok yang bermodal. bahkan mungkin sudah di mulai saat ini ?
Kapan bangsa ini akan menjadi bangsa yang mandiri jika mindset yang di bangun pemerintah berfokus pada pengerahan / mencetak tenaga kerja, dengan iming iming bekerja sebelum lulus? kita bukan anti ya tapi ayoo lah sebagai pemilik negeri ini, anak anaknya di arahkan lebih banyak ke wira usahaan. agar mereka juga punya peluang sebagai pemain bukan hanya sebagai penonton saja.
Sebab jika anak bangsa ini sebatas sebagai "penonton " maka di kawatirkan ( dan itu sering terjadi) kalau ada kebijakan yang tidak berpihak kepada buruh / karyawan, yang bisa kita lakukan hanya protes dan demo. ( tertindas kita walau katanya sudah merdeka)
saatnya para pendidik vokasi mengimbangi atau memberi porsi lebih besar ke wira usahaan untuk anak didiknya mengapa ? karena :
1. Penduduk yang mayoritas Muslim ini punya tuntunan bahwa : Hendaklah kalian berdagang karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki. “Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thabrani
2. Jika anak anak punya mental pedagang/kewirausahaan maka di manapun mereka berada, yakin mereka bisa hidup bahkan berjaya hidupnya.
|
Pernah Jualan
Donat, Kisah Elang Gumilang yang Sukses
Raup Rp 55 Triliun |
3.Kemandirian Ekonomi: Memiliki bisnis sendiri memberikan
kemandirian ekonomi bagi individu. Mereka tidak hanya menghasilkan pendapatan
sendiri, tetapi juga memiliki kendali atas waktu dan arah karir mereka. Ini
bisa menjadi pilihan menarik bagi lulusan SMK yang ingin mengambil kendali atas
kehidupan mereka sendiri dan tidak tergantung pada pekerjaan yang ditawarkan
oleh orang lain.
|
Haifa Azzura. 21 tahun,pemudi cantik dari aceh pebisnis muda yang
sangat sukses |
4.Potensi Keuntungan: Berbisnis memberikan potensi untuk menghasilkan pendapatan yang
lebih besar daripada menjadi karyawan. Meskipun memulai bisnis tidak selalu
mudah, tetapi jika berhasil, bisa memberikan keuntungan yang signifikan bagi
pemiliknya
5.Kreativitas
dan Inovasi: Memiliki bisnis sendiri memungkinkan seseorang untuk
mengekspresikan kreativitas dan inovasi mereka. Mereka memiliki kebebasan untuk
mengembangkan ide-ide baru, produk, atau layanan yang mereka percayai memiliki
potensi pasar.
APA KERUGIAN NYA JIKA PESERTA DIDIK SMK TIDAK DI ARAHKAN BERBISNIS, MENJADI PEDAGANG DAN PENGUSAHA ?
Jika tidak banyak lulusan SMK yang memilih untuk menjadi
pengusaha atau pedagang, ada beberapa potensi dampak yang mungkin terjadi pada
kehidupan berbangsa secara keseluruhan:
Ketergantungan pada Pekerjaan Konvensional: Jika tidak
banyak lulusan SMK yang memilih untuk diarahkan oleh gurunya menjadi pengusaha, maka ada kemungkinan
ketergantungan yang lebih besar pada pekerjaan konvensional sebagai karyawan.
Hal ini bisa menyebabkan persaingan yang lebih ketat untuk pekerjaan yang
tersedia dan mungkin menghasilkan tingkat pengangguran yang lebih tinggi. Ini kenapa selama ini SMK di tuduh sebagai penyumbang pengangguran terbesar
Keterbatasan Pertumbuhan Ekonomi: Kewirausahaan dapat
menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang penting. Ketika ada kurangnya jumlah
pengusaha, terutama di tingkat lokal atau regional, ini dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi karena kurangnya inovasi, investasi, dan penciptaan
lapangan kerja baru.
Kurangnya Inovasi: Kewirausahaan sering kali menjadi
pendorong utama inovasi dalam masyarakat. Jika tidak banyak lulusan SMK yang diarahkan oleh guruna memilih untuk menjadi pengusaha, maka potensi inovasi dalam bisnis dan
teknologi mungkin tidak sepenuhnya dimanfaatkan, yang dapat menghambat kemajuan
dan perkembangan di berbagai sektor.
Keterbatasan Pilihan Karir: Kurangnya pengusaha dapat
menyebabkan keterbatasan dalam pilihan karir bagi individu. Ini bisa membuat
beberapa lulusan SMK merasa terjebak dalam pekerjaan yang mungkin tidak
sepenuhnya sesuai dengan minat atau keterampilan mereka.
Peningkatan Ketimpangan Sosial dan Ekonomi: Kewirausahaan
dapat menjadi jalur untuk mobilitas sosial dan ekonomi yang lebih besar. Jika
kurang lulusan SMK yang diarahkan gurunya memilih untuk menjadi pengusaha,( karena berpatokan saklek kurikulum ) ada risiko
meningkatnya ketimpangan sosial dan ekonomi karena kesempatan untuk memperoleh
pendapatan dan memperluas kekayaan menjadi lebih terbatas.
Pengurangan Inovasi Lokal: Kewirausahaan lokal bisa menjadi
sumber inovasi dan pertumbuhan ekonomi di tingkat komunitas atau daerah. Jika
kurang lulusan SMK yang diarahkan oleh guru vokasinya memilih untuk menjadi pengusaha, pedagang, maka mungkin akan ada
kurangnya inovasi lokal yang mengarah pada kurangnya pengembangan ekonomi di
tingkat lokal.
Oleh karena itu, meningkatkan minat dan dukungan
untuk kewirausahaan di kalangan lulusan SMK dapat menjadi langkah penting untuk
mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, inovasi, dan kesempatan kerja
yang lebih besar dalam masyarakat. stigma SMK menjadi Penyumbang pengangguran terbesar di negeri +62 ini akan berkurang bahkan habis, karena guru vokasinya mendorong siswanya untuk mandiri.
Sumber referensi
https://www.hops.id/unik
https://ruangberita.co/news/pengusaha-muda-aceh-yang-bisnisnya-kian-melejit/
https://lifepal.co.id/media/kisah-elang-gumilang-raup-rp-55-triliun-dari-bisnis-propert
By PAK J,
Pegiat vokasi